tag:blogger.com,1999:blog-42085231526157226322024-03-19T10:58:36.709+07:00Magarsari PostSOEARA PRIBOEMI...Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.comBlogger102125tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-64888427951875521972012-02-03T18:01:00.000+07:002012-02-03T18:01:00.319+07:00Perayaan Maulid Nabi dan Kontroversi Ma'na Bid’ah<span class="judul_hijauK"></span><span class="text_normal">Peryataan bahwa perayaan maulid Nabi adalah amalan bid'ah adalah peryataan sangat tidak tepat, karena bid'ah adalah sesuatu yang baru atau diada-adakan dalam Islam yang tidak ada landasan sama sekali dari dari Al-Qur'an dan as-Sunah. Adapun maulid walaupun suatu yang baru di dalam Islam akan tetapi memiliki landasan dari Al-Qur'an dan as-Sunah.<br /><br />Pada maulid Nabi di dalamya banyak sekali nilai ketaatan, seperti: sikap syukur, membaca dan mendengarkan bacaan Al-Quran, bersodaqoh, mendengarkan mauidhoh hasanah atau menuntut ilmu, mendengarkan kembali sejarah dan keteladanan Nabi, dan membaca sholawat yang kesemuanya telah dimaklumi bersama bahwa hal tersebut sangat dianjurkan oleh agama dan ada dalilnya di dalam Al-Qur'an dan as-Sunah.<br /><br /><b> </b></span><br />
<span class="text_normal"><b>Pengukhususan Waktu</b><br /><br />Ada yang menyatakan bahwa menjadikan maulid dikatakan bid'ah adalah adanya pengkhususan (<i>takhsis</i>) dalam pelakanaan di dalam waktu tertentu, yaitu bulan Rabiul Awal yang hal itu tidak dikhususkan oleh syariat. Pernyataan ini sebenarnaya perlu di tinjau kembali, karena <i>takhsis </i>yang dilarang di dalam Islam ialah <i>takhsis </i>dengan cara meyakini atau menetapkan hukum suatu amal bahwa amal tersebut tidak boleh diamalkan kecuali hari-hari khusus dan pengkhususan tersebut tidak ada landasan dari <i>syar'i </i>sendiri(Dr Alawy bin Shihab, <i>Intabih Dinuka fi Khotir</i>: hal.27).<br /><br />Hal ini berbeda dengan penempatan waktu perayaan maulid Nabi pada bulan Rabiul Awal, karena orang yang melaksanakan maulid Nabi sama sekali tidak meyakini, apalagi menetapkan hukum bahwa maulid Nabi tidak boleh dilakukan kecuali bulan Robiul Awal, maulid Nabi bisa diadakan kapan saja, dengan bentuk acara yang berbeda selama ada nilai ketaatan dan tidak bercampur dengan maksiat.<br /><br />Pengkhususan waktu maulid disini bukan kategori takhsis yang di larang syar'i tersebut, akan tetapi masuk kategori <i>tartib </i>(penertiban).<br /><br />Pengkhususan waktu tertentu dalam beramal sholihah adalah diperbolehkan, Nabi Muhammad sendiri mengkhusukan hari tertentu untuk beribadah dan berziaroh ke masjid kuba, seperti diriwatkan Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammad mendatangi masjid Kuba setiap hari Sabtu dengan jalan kaki atau dengan kendaraan dan sholat sholat dua rekaat di sana (HR Bukhari dan Muslim). Ibnu Hajar mengomentari hadis ini mengatakan: "Bahwa hadis ini disertai banyaknya riwayatnya menunjukan diperbolehkan mengkhususan sebagian hari-hari tertentu dengan amal-amal salihah dan dilakukan terus-menerus".(<i>Fathul Bari </i>3: hal. 84)<br /><br />Imam Nawawi juga berkata senada di dalam kitab <i>Syarah Sahih Muslim</i>. Para sahabat Anshor juga menghususkan waktu tertentu untuk berkumpul untuk bersama-sama mengingat nikmat Allah,( yaitu datangnya Nabi SAW) pada hari Jumat atau mereka menyebutnya Yaumul 'Urubah dan direstui Nabi.<br /><br />Jadi dapat difahami, bahwa pengkhususan dalam jadwal Maulid, Isro' Mi'roj dan yang lainya hanyalah untuk penertiban acara-acara dengan memanfaatkan momen yang sesui, tanpa ada keyakinan apapun, hal ini seperti halnya penertiban atau pengkhususan waktu sekolah, penghususan kelas dan tingkatan sekolah yang kesemuanya tidak pernah dikhususkan oleh syariat, tapi hal ini diperbolehkan untuk ketertiban, dan umumnya tabiat manusia apabila kegiatan tidak terjadwal maka kegiatan tersebut akan mudah diremehkan dan akhirnya dilupakan atau ditinggalkan.<br /><br />Acara maulid di luar bulan Rabiul Awal sebenarnya telah ada dari dahulu, seperti acara pembacaan kitab <i>Dibagh wal Barjanji </i>atau kitab-kitab yang berisi sholawat-sholawat yang lain yang diadakan satu minggu sekali di desa-desa dan pesantren, hal itu sebenarnya adalah kategori maulid, walaupun di Indonesia masyarakat tidak menyebutnya dengan maulid, dan jika kita berkeliling di negara-negara Islam maka kita akan menemukan bentuk acara dan waktu yang berbeda-beda dalam acara maulid Nabi, karena ekpresi syukur tidak hanya dalam satu waktu tapi harus terus menerus dan dapat berganti-ganti cara, selama ada nilai ketaatan dan tidak dengan jalan maksiat.<br /><br />Semisal di Yaman, maulid diadakan setiap malam jumat yang berisi bacaan sholawat-sholawat Nabi dan ceramah agama dari para ulama untuk selalu meneladani Nabi. Penjadwalan maulid di bulan Rabiul Awal hanyalah murni budaya manusia, tidak ada kaitanya dengan syariat dan barang siapa yang meyakini bahwa acara maulid tidak boleh diadakan oleh syariat selain bulan Rabiul Awal maka kami sepakat keyakinan ini adalah <i>bid'ah dholalah</i>.<br /><br /><b> </b></span><br />
<span class="text_normal"><b>Tak Pernah Dilakukan Zaman Nabi dan Sohabat</b><br /><br />Di antara orang yang mengatakan maulid adalah bid'ah adalah karena acara maulid tidak pernah ada di zaman Nabi, sahabat atau kurun salaf. Pendapat ini muncul dari orang yang tidak faham bagaimana cara mengeluarkan hukum(<i>istimbat</i>) dari Al-Quran dan as-Sunah. Sesuatu yang tidak dilakukan Nabi atau Sahabat –dalam term ulama usul fiqih disebut <i>at-tark</i> – dan tidak ada keterangan apakah hal tersebut diperintah atau dilarang maka menurut ulama ushul fiqih hal tersebut tidak bisa dijadikan dalil, baik untuk melarang atau mewajibkan.<br /><br />Sebagaimana diketahui pengertian as-Sunah adalah perkatakaan, perbuatan dan persetujuan beliau. Adapun <i>at-tark </i>tidak masuk di dalamnya. Sesuatu yang ditinggalkan Nabi atau sohabat mempunyai banyak kemungkinan, sehingga tidak bisa langsung diputuskan hal itu adalah haram atau wajib. Disini akan saya sebutkan alasan-alasan kenapa Nabi meninggalkan sesuatu:<br /></span><br />
<ol>
<li><span class="text_normal">Nabi meniggalkan sesuatu karena hal tersebut sudah masuk di dalam ayat atau hadis yang maknanya umum, seperti sudah masuk dalam makna ayat: "<i>Dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan</i>.''(QS Al-Haj: 77). Kebajikan maknanya adalah umum dan Nabi tidak menjelaskan semua secara rinci.</span></li>
<li><span class="text_normal">Nabi meninggalkan sesutu karena takut jika hal itu belai lakukan akan dikira umatnya bahwa hal itu adalah wajib dan akan memberatkan umatnya, seperti Nabi meninggalkan sholat tarawih berjamaah bersama sahabat karena khawatir akan dikira sholat terawih adalah wajib.</span></li>
<li><span class="text_normal">Nabi meninggalkan sesuatu karena takut akan merubah perasaan sahabat, seperti apa yang beliau katakan pada siti Aisyah: "<i>Seaindainya bukan karena kaummu baru masuk Islam sungguh akan aku robohkan Ka'bah dan kemudian saya bangun kembali dengan asas Ibrahim as. Sungguh Quraiys telah membuat bangunan ka'bah menjadi pendek</i>." (HR. Bukhori dan Muslim) Nabi meninggalkan untuk merekontrusi ka'bah karena menjaga hati mualaf ahli Mekah agar tidak terganggu.</span></li>
<li><span class="text_normal">Nabi meninggalkan sesuatu karena telah menjadi adatnya, seperti di dalam hadis: Nabi disuguhi biawak panggang kemudian Nabi mengulurkan tangannya untuk memakannya, maka ada yang berkata: "itu biawak!", maka Nabi menarik tangannya kembali, dan beliu ditanya: "apakah biawak itu haram? Nabi menjawab: "<i>Tidak, saya belum pernah menemukannya di bumi kaumku, saya merasa jijik!</i>" (QS. Bukhori dan Muslim) hadis ini menunjukan bahwa apa yang ditinggalkan Nabi setelah sebelumnya beliu terima hal itu tidak berarti hal itu adalah haram atau dilarang.</span></li>
<li><span class="text_normal">Nabi atau sahabat meninggalkan sesuatu karena melakukan yang lebih afdhol. Dan adanya yang lebih utama tidak menunjukan yang diutamai (<i>mafdhul</i>) adalah haram.dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang lain (untuk lebih luas lih. Syekh Abdullah al Ghomariy. <i>Husnu Tafahum wad Dark limasalatit tark</i>)</span></li>
</ol>
<span class="text_normal"><br />Dan Nabi bersabda : "Apa yang dihalalakan Allah di dalam kitab-Nya maka itu adalah halal, dan apa yang diharamkan adalah haram dan apa yang didiamkan maka itu adalah ampunan maka terimalah dari Allah ampunan-Nya dan Allah tidak pernah melupakan sesuatu, kemudian Nabi membaca : "<i>dan tidaklah Tuhanmu lupa</i>". (HR. Abu Dawud, Bazar dll.) dan Nabi juga bersabda: "<i>Sesungguhnya Allah menetapkan kewajiban maka jangan enkau sia-siakan dan menetapkan batasan-batasan maka jangan kau melewatinya dan mengharamkan sesuatu maka jangan kau melanggarnya, dan dia mendiamkan sesuatu karena untuk menjadi rahmat bagi kamu tanpa melupakannya maka janganlah membahasnya</i>". (HR.Daruqutnhi)<br /><br />Dan Allah berfirman : "<i>Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya</i>." (QS.Al Hasr:7) dan Allah tidak berfirman dan apa yang ditinggalknya maka tinggalkanlah.<br /><br />Maka dapat disimpulkan bahwa "at-Tark" tidak memberi faidah hukum haram, dan alasan pengharaman maulid dengan alasan karena tidak dilakukan Nabi dan sahabat sama dengan berdalil dengan sesuatu yang tidak bisa dijadikan dalil!<br /><br />Imam Suyuti menjawab peryataan orang yang mengatakan: "Saya tidak tahu bahwa maulid ada asalnya di Kitab dan Sunah" dengan jawaban: "Tidak mengetahui dalil bukan berarti dalil itu tidak ada", peryataannya Imam Suyutiy ini didasarkan karena beliau sendiri dan Ibnu Hajar al-Asqolaniy telah mampu mengeluarkan dalil-dalil maulid dari as-Sunah. (Syekh Ali Jum'ah. <i>Al-Bayanul Qowim</i>, hal.28)<br /></span><br />
<div align="right">
<span class="text_normal"><b>Zarnuzi Ghufron</b></span><br />
<span class="text_normal"><i>Ketua LMI-PCINU Yaman dan sekarang sedang belajar di Fakultas Syariah wal Qonun Univ Al-Ahgoff, Hadramaut, Yaman</i></span><br />
<span class="text_normal"><i>http://www.nu.or.id/Ubudiyyah/ </i></span></div>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-33594156908485585132012-02-01T17:52:00.000+07:002012-02-02T18:10:31.659+07:00Muludan, Momen Mensuriteladani Nabi Muhammad Saw.Mulud atau muludan berasal dari kata maulid yang berarti kelahiran. Kata muludan sangat familier bagi orang-orang Cirebon, namun buat wilayah lain seperti Jakarta mengenalnya dan menyebutnya sebagai Maulid Nabi Muhammad. Terlepas dari pendapat pro dan kontra mengenai peringatan maulid nabi atau muludan saya tidak mau berpolemik tentang hal ini.<br />
Mendengar kata muludan “isun dadi kelingan ning Cirebon, kelingan nig wong tuo, ning sedulur, batur-batur, sekabene, tumplek dadi siji”. Walaupun dahulu saya tidak ngerti sama sekali apa itu muludan, tapi saya bisa merasakan bahagia dan gembira kala muludan di Trusmi itu tiba.<br />
Mari kita suri tauladani sifat-sifat beliau yang mudah tapi susah, yaitu: Sidik [jujur], Amanah [dipercaya], Tabligh [menyampaikan], Fathonah [cerdas]. Mudahnya karena <span id="more-4485"></span>mungkin serdari kecil sudah hafal diluar kepala [mudah dihafal] dan susahnya karena mungkin kita masih berada di sifat-sifat mustahilnya, yaitu Kizib [dusta], Khianat [ingkar], Kitman [menutupi], Baladah [bodoh]. Semoga Allah membimbing kita dapat mesuritauladani sifat-sifat beliau yang sangat mulia itu.<br />
Rasulullah bersifat sidik atau jujur [terang/jelas], murni, lurus. Karenanya Rasulullah itu amanah [dipercaya] atas kesidikannya, kejujurannya [terang/jelas], kemurniannya, kelurusannya. Output-nya [Tabligh] Rasulullah adalah sidik itu sendiri, yang bukan rekayasa, bukan perkiraan dan tidak mengada-ada, bukan angan-angan, tetapi kesaksiannya Beliau disampaikan dengan jujur [terang/jelas], murni lagi lurus. Sidik di tabligh [disampaikan] tetap jadi sidik, tidak ada amanah yang berubah, tidak ada yang ditambah-tambah, tidak ada yang melenceng, karenaya disebut fathonah [cerdas] spiritualnya.<br />
Kesimpulannya: Jika sidik [jujur] maka akan amanah [dipercaya], jika amanah [dipercaya] maka tablignya [penyampainnya] pasti sidik [jujur] dan amanah [dipercaya] kejujurannya [sidiknya], dan jika bertabligh maka tablighnya fathonah [tidak ada yang berubah] yaitu jujur [terang/jelas], murni lagi lurus.<br />
Dengan peringatan muludan, mari kita mengenal Muhammad Rasulullah dengan mensuritauladani ahlak-Nya. Dengan peringatan maulid Nabi Muhammad mari kita sampaikan shalawat dan salam kepada belaiu, sebagaimana Allah dan para malaikatnya menyampaikan shalawat serta salam kepada nabi Muhammad.<br />
Cirebon yang di kenal religius, mempunyai warisan dari para wali yang telah menyalakan nuansa agamis di setiap sendi kehidupan. Sehingga setiap upacara yang di warisi sejak jaman nenek moyang, di usahakan bermakna dan bernilai ibadah baik ibadah ritual maupun ibadah sosial. Beranjak dari hal itu, tak mengherankan jika cirebon sangat kental dengan ritual keagaaman di setiap peristiwa.\<br />
Bulan robiul awal atau bulan maulud adalah salah satu bulan yang mempunyai nilai lebih di bandingkan bulan lainnya. Di bulan mulud lahirlah seorang manusia pilihan, dan rosul utusan Allah SWT, nyakni Nabi Muhammad SAW. Dan Cirebon sebagai tanah wali yang merupakan penerus sang nabi, pasti akan mengagungkan kelahiran nabi junjungan tersebut. Di Keraton kasepuhan dan kanoman, sejak ratusan tahun silam, pada bulan mulud diadakan serangkaian acara ritual memperingati bulan maulud nyakni muludan biasa orang cirebon menyebutnya, sampai hari ini bulan mulud berarti keramaian persisinya di alun-alun kasepuhan dan kanoman. Sayangnya masyarakat sebagian besar hanya tahu malam pelal panjang jimat saja( suatau prosesi benda2 keraton dan makanan khas muludan di arak menuju masjid di depan keraton), padahal acara muludan telah di mulai 41 hari sebelum pelal panjang jimat, tepatnya tanggal 1 bulan safar.Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-18456456362441930572012-01-18T19:45:00.004+07:002012-01-18T20:20:08.974+07:00Manaqib Kyai Said Gedongan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgwZ78vILo5UGH9bb0xPWlBLaAoT4H16lsVWa4UslVrOuDdVz_Vtc1GGaJneU9cTcHmIRl61atnSobYGgiO-rRrfiO-SQLfzsrbr-WqhFj3MpxzbqtpDVlmzgZrLWMzxt5sraK8hoVSamB/s1600/mushaf+quran.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 239px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgwZ78vILo5UGH9bb0xPWlBLaAoT4H16lsVWa4UslVrOuDdVz_Vtc1GGaJneU9cTcHmIRl61atnSobYGgiO-rRrfiO-SQLfzsrbr-WqhFj3MpxzbqtpDVlmzgZrLWMzxt5sraK8hoVSamB/s320/mushaf+quran.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5698961053815102466" border="0" /></a>Sepenggal kisah tentang <span style="font-weight: bold;">Kyai Said </span>(<span style="font-weight: bold;">Almaghfurlah KH. Muhammad Said</span>, Pendiri Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon) ini bersumber dari tulisan <a href="https://www.facebook.com/ariefrizqillah" target="_blank">Arief Rizqillah Alq</a> di <a href="https://www.facebook.com/ariefrizqillah" target="_blank">http://paman-guru.blogspot.com/</a> Semoga bisa menambah kecintaan kepada ulama dan dapat menambah wawasan kepesantrenan.<br /><div class="MsoNormal"><b><br /><br />Jangan Bermain-main dengan Al-Qur’an</b></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><br />Sekali</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">waktu</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US"><span style="font-weight: bold;">Kyai Said </span>diundang</span> k<span lang="EN-US">hataman (<i>tasyakkur</i></span><i><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">khotmil</span></i><i><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">qur’an</span></i><span lang="EN-US">) oleh</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US"><span style="font-weight: bold;">Kyai Abdul Jamil </span>(</span>Ayahanda <span lang="EN-US">Kyai Abbas</span> Buntet Pesantren<span lang="EN-US">). Tampaknya</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">acara</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">akan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">berjalan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">lancar. Sampai</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">di penghujung</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">acara,</span><span lang="EN-US"> </span>salah satu santri salah melafalkan Alqur’an dengan benar sesuai kaidahnya. Kontan saja Kyai Said yang sejak awal fokus mendengarkan langsung berdiri dan berteriak, <i>“Jamil (memanggil Kyai Abdul Jamil), bocah aja dikongkon dolanan Qur’an</i> (Jamil, anak-anak jangan disuruh bermain-main dengan Qur’an).” Begitulah Kyai Said yang selalu berhati-hati dalam setiap tindak-tanduknya.</div><div class="MsoNormal"><b><br /></b></div><div class="MsoNormal"><b><br />Secarik Kertas Lebih Berat daripada Daging Sapi</b></div><div class="MsoNormal"><br />Di suatu acara tahlilan, <span style="font-weight: bold;">Kyai Said </span>diminta untuk <i>ngimami</i> (memimpin) acara tahlil tersebut. Beliau pun mengimami tahlil tersebut. Tawassul selesai, lalu langsung beralih ke bacaan tahlil (<span style="font-style: italic;">laa ilaaha illallah</span>). Baru tiga kali mengulangi bacaan tahlil, ternyata <span style="font-weight: bold;">Kyai Said </span>sudah mengkeraskan bacaannya, menandakan tahlil telah selesai diiringi dengan dilepasnya tasbihnya. Lalu, beliau menengadahkan tangannya, memimpin jama’ah mendoakan jenazah yang baru meninggal.</div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><br /><span style="font-size:100%;"> </span></span><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">Ternyata,</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tahlil</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">singkat yang dipimpin</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US"><span style="font-weight: bold;">Kyai Said </span>menuai</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">protes</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dari sang <i>sohibul</i></span><i><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">hajat</span></i><i><span lang="EN-US"> </span></i><span lang="EN-US">yang </span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tak lain merupakan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">salah</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">satu orang kaya di </span>kampung tersebut<span lang="EN-US">. Penyebab</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">protesnya sang tuan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">rumah</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tak lain dan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tak</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">bukan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">karena sang tuan</span><span lang="EN-US"> </span>r<span lang="EN-US">umah</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">merasa</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">telah</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">menyiapkan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">acara</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">semaksimal</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">mungkin, sebegitu</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">wahnya</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">bahkan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tuan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">rumah</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">sampai</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">menyembelih</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">satu</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">ekor</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">sapi yang besar</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">untuk</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">menjamu</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">jama’ah</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tahlil yang datang.<br /><br /></span>Memang dasarnya <span lang="EN-US"><span style="font-weight: bold;">Kyai Said </span>seorang</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">ulama ‘alim</span>, beliau <span lang="EN-US">menjawabnya</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dengan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">enteng, “<span style="font-style: italic;">lafadz</span></span><span style="font-style: italic;" lang="EN-US"> tahlil 3 kali saya lebih berat dari daging sapi yang sampeyan sembelih</span><span lang="EN-US">”, t</span><span lang="EN-US">utur</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Kyai </span>S<span lang="EN-US">aid datar. </span>S<span lang="EN-US">udah</span> bisa <span lang="EN-US">ditebak</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">respon sang </span>t<span lang="EN-US">uan rumah, </span>dia <span lang="EN-US">tet</span>a<span lang="EN-US">p</span> mem<span lang="EN-US">protes</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">menganggap</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">Kyai Said hanya</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">sedang</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">berdalih</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">membenarkan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dirinya. Kyai Said menanggapinya</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dengan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">menuliskan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">lafadz</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tahlil</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">pada</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">selembar</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">kertas</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">lalu</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">menyuruh</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">beberapa orang untuk</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">mengangkat</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">menimbangnya</span>. S<span lang="EN-US">elanjutnya</span>, <span lang="EN-US">hasil</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">timbangan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">kertas</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tersebut</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dibandingkan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">dengan</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">bobot</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">daging</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">sapi yang disembelih</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">tuan</span> r<span lang="EN-US">umah.</span><span lang="EN-US"> </span>Dan atas izin Allah, kertas bertuliskan lafadz tahlil 3 kali milik <span style="font-weight: bold;">Kyai Said </span>ternyata lebih berat dibanding daging satu ekor sapi. <span style="font-style: italic;">Maa Syaa Allah wa in lam yasya'</span><span lang="EN-US"><span style="font-style: italic;"> lam yakun</span>.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=9019190042097817377&postID=380609349450230884" name="_GoBack"></a></span></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><br /></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><span lang="EN-US">*) Kisah ini diadaptasi dari penuturan <span style="font-weight: bold;">K.H. Abdullah Syifa </span>(Buntet Pesantren) pada suatu acara tahlil yang dihadiri oleh penulis.</span></span></div>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-2409286444341188512012-01-15T10:45:00.006+07:002012-01-15T11:46:20.091+07:00Selamat Jalan, Gus Imam ....<span style="font-size:100%;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-fvsc62gtxXo/TxIX04KeauI/AAAAAAAACOY/ZNuIjN8uUSk/s1600/kya-%2Bimam-yahya-mahrus.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kyai Imam Lirboyo" src="http://2.bp.blogspot.com/-fvsc62gtxXo/TxIX04KeauI/AAAAAAAACOY/ZNuIjN8uUSk/s400/kya-%2Bimam-yahya-mahrus.jpg" title="Kyai Imam Yahya Mahrus Ali" width="314" border="0" height="224" /></a></span><span style="font-size:100%;">(MagarsariPost) - Segenap keluarga besar warga Magarsari Pondok Pesantren Gedongan, Kec. Pangenan Cirebon-Jawa Barat, ikut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya salah satu Dewan Pembina (Pengasuh) <a href="http://www.alkhoirot.net/2011/09/pondok-pesantren-lirboyo-kediri-jatim.html">Ponpes Lirboyo Kediri</a>, </span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >KH. Imam Yahya Mahrus </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;font-size:100%;" >(Gus Imam)</span><span style="font-size:100%;">, putra dari almarhum </span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >KH. Mahrus Aly</span> (asal Gedongan).<span style="font-size:100%;"><br /><br />Beliau meninggal dunia pada 14 Januari 2012 pukul 20.00 WIB di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Semoga arwah beliau diterima di Sisi Allah subhanahu wa ta'ala dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Amin.... (<span style="font-weight: bold;">ASF</span>)<br /></span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-68531363770857084992012-01-08T10:49:00.012+07:002012-01-17T20:26:49.695+07:00Lho, Masjid Gedongan belum Sempurnakan Arah Kiblat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf89FIRRp4wdK0yJnhJ4MLSkXq4t2u9L3rbsa2vqQSlFYLfYAlWOyhEr_BkBX4MAFwYkzNqFw3J_eZcvgxVd0n6dIBccfpMO5SXqoil9OWeF1Rnkc_ZHOIFKDIBKTCCl3aIOP_Y42G1FYV/s1600/masjid+gedongan+kiblat.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 474px; height: 289px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf89FIRRp4wdK0yJnhJ4MLSkXq4t2u9L3rbsa2vqQSlFYLfYAlWOyhEr_BkBX4MAFwYkzNqFw3J_eZcvgxVd0n6dIBccfpMO5SXqoil9OWeF1Rnkc_ZHOIFKDIBKTCCl3aIOP_Y42G1FYV/s320/masjid+gedongan+kiblat.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5697712228710715906" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><br />(MagarsariPost) - Juma’at (06/01) minggu pertama awal tahun 2012 ini saya niatkan untuk pulang ke Gedongan, silaturrahmi dengan keluarga yang masih tersisa di kampung halaman. Kegiatan ini bagian dari rutinitas bulanan saya berkunjung ke <span style="font-style: italic;">sedulur tua </span>(kakak, mamang, dan uwak) yang biasanya dilakukan saban Juma’at Kliwon. Namun berhubung ada kesibukan yang ‘gak bisa ditunda, pada kliwonan dua pekan silam saya ‘gak bisa mudik, sebagai gantinya adalah kunjungan Juma’at minggu pertama awal tahun 2012 kali ini.<br /><br />Selain keperluan silaturrahmi dengan <span style="font-style: italic;">sedulur </span>yang masih hidup, dalam setiap kunjungan <span style="font-style: italic;">kliwonan </span>ke Gedongan saya niatkan untuk berziarah ke makam <span style="font-style: italic;">Abah </span>dan <span style="font-style: italic;">Bibi </span>di areal <span style="font-style: italic;">Maqbaroh </span>Gedongan. Juga sesekali bila ‘gak mepet dengan waktu Juma’atan, setelah berziarah --bersama anak dan istri-- saya sempatkan diri <span style="font-style: italic;">sowan </span>ke <span style="font-style: italic;">ngarsa ndalemipun </span><span style="font-weight: bold;">Kyai Abu (KH. Abu Bakar Sofyan) </span>ber-<span style="font-style: italic;">tabarrukan</span>.</span><br /><span style="font-size:100%;"><br />Kali ini saya datang agak siang, kira-kira jam setengah sebelasan. Maklum, si “Pitung” kuda besiku memang maunya nyantai <span style="font-style: italic;">kalo </span>diajak pergi jalan-jalan. Jadi setibanya di rumah, saya langsung bergegas menuju <span style="font-style: italic;">maqbaroh</span>, pulangnya saya langsung berkemas bersih diri bersiap tuk pergi <span style="font-style: italic;">Juma’atan </span>ke Masjid Gedongan. Tepat setelah adzan dzuhur berkumandang, saya sudah siap berangkat (<span style="font-style: italic;">bismillahi tawakkalu ‘alallah....</span>).</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Masuk ke dalam areal masjid, saya langsung berbaur dengan puluhan jamaah yang sedang khusuk masykuk berdzikir dan bermunajat, sebagian lainnya ada yang sedang melaksanakan shalat sunnat. Jarum pendek jam dinding yang terpasang di sebelah kanan dan kiri <span style="font-style: italic;">mihrab </span>saat itu sama-sama menunjuk ke angka 12, dan jarum panjangnya bergeser di angka 2. Setelah menemukan lokasi yang tepat --di sela-sela <span style="font-style: italic;">shaf </span>kosong yang masih belum teratur-- saya bertakbiratul-ihram melaksanakan 2 rakaat (shalat sunnat) <span style="font-style: italic;">tahiyyatul masjid</span>, disusul kemudian 2 rakaat lagi <span style="font-style: italic;">qabliyah Juma’at</span>, selanjutnya saya ikut menenggelamkan diri dalam dzikir dan munajat di tengah suasana yang terasa begitu sakral.</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Dalam keheningan syahdu, naluri kemusafiranku reflek mengamati sekitar; lirik pandangku tertuju ke arah jamaah yang ada di samping kiri-kanan dan di depan, juga pada posisi permadani yang di atasnya saya sedang bersimpuh saat ini. Sejenak saya tertegun dengan posisi permadani empuk yang digelar mepet dengan posisi dinding bagian depan; tanpa ada tanda shaf, makmum akan berbaris sejajar menyesuaikan dengan posisi digelarnya permadani, tentunya. Bila demikian, sepertinya masjid Gedongan ini belum melaksanakan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyempurnakan arah kiblat dari barat ke barat laut. <span style="font-style: italic;">Lho, kok?!</span></span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Sebagaimana umumnya; permadani, kambal, atau karpet di masjid-masjid atau musholla, selain fungsi utamanya untuk alas lantai, dapat juga dijadikan sebagai sajadah yang juga dapat berfungsi sebagai penunjuk arah kiblat makmum dalam berjamaah. Artinya, para makmum yakin bahwa shalatnya telah “<span style="font-style: italic;">mustaqbilal-qiblat</span>” dengan ia berbaris lurus mengikuti posisi digelarnya alas lantai tadi.</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Seingat saya, masjid Gedongan ini --semenjak direhab awal tahun 1980an hingga sekarang saat saya akan melaksanakan shalat Juma’at-- jihat kiblatnya belum pernah berubah, menghadap sejajar bangunan masjid (karpet mepet ke tembok).</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"></span></span><blockquote><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Berita Okezone Rabu (14/07/2010) judul : “MUI Fatwakan Arah Kiblat ke Barat Laut”</span></span><span style="font-size:100%;"><br /><br />JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia atau MUI mengeluarkan fatwa mengenai arah kiblat. Ini dilakukan sebagai salah satu syarat sah salat bagi umat Islam. Atas fatwa tersebut, MUI mengimbau semua pihak mengikuti posisi tersebut.</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />“<span style="font-style: italic;">MUI mengimbau kepada pengurus masjid atau musala, bagi yang kiblatnya tidak tepat perlu ditata ulang saf-nya namun tidak perlu membongkar bangunannya</span>”, kata Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, AM. Asrorun Niam.<br /></span><span style="font-size:100%;"><br />Ini diungkapkan Asrorus kepada wartawan di Gedung MUI, Jalan Tugu Proklamasi, Jakarta, Selasa (14/7/2010).</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Dia menjelaskan, alasan penetapan posisi arah kiblat ini agar salat umat Islam tidak jauh dari kabah. “<span style="font-style: italic;">Karena posisi Indonesia ada di sebelah timur sedikit ke selatan, maka arah kiblat menghadap barat laut</span>” tegasnya.</span><span style="font-size:100%;"> Posisi ini, lanjutnya, dipastikan akan berbeda disesuaikan dengan posisi dari orang tersebut tinggal. “<span style="font-style: italic;">Contohnya, arah kiblat di orang di Cirebon akan sedikit berbeda kemiringannya dengan orang yang berada di Kalimantan</span>” paparnya.</span></blockquote><span style="font-size:100%;"><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Memastikan Arah Qiblat Kita</span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;"><br /></span><br />Untuk mendapatkan keyakinan dan kemantapan amal ibadah dengan <span style="font-style: italic;">ainul yaqin </span>atau paling tidak mendekatinya atau bahkan sampai pada <span style="font-style: italic;">haqqul yaqin</span>, kita perlu berusaha agar arah qiblat yang kita pergunakan mendekati kepada arah yang persis menghadap ke <span style="font-style: italic;">Baitullah</span>. Jika arah tersebut telah ditemukan berdasarkan ijtihad para ulama (MUI) dikuatkan dengan hasil riset ilmu pengetahuan misalnya, maka kita wajib mempergunakan arah tersebut selama belum memperoleh hasil yang lebih teliti lagi.</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Banyak sistem penentuan arah qiblat yang dapat dikatagorikan akurat, seperti menentukan <span style="font-style: italic;">azimuth qiblat </span>dengan alat <span style="font-style: italic;">scientific calculator </span>atau dengan alat teknologi yang lebih canggih semacam <span style="font-style: italic;">theodolite </span>dan <span style="font-style: italic;">GPS (global position sistem)</span>. Atau bisa juga dengan cara tradisional, yakni melihat bayang-bayang matahari pada waktu tertentu (<span style="font-style: italic;">rashdul qiblat</span>) setelah mengetahui data lintang dan bujur tempat serta mengetahui lintang dan bujur ka’bah (dalam lampiran almanak tahun 2011 yang diterbitkan oleh Perc. Rizquna, Kendal, Karangan <span style="font-weight: bold;">Syeh Misbahchul Munir Al-Falakiy </span>[*], metode <span style="font-style: italic;">rashdul qiblat </span>dapat dilakukan pada tanggal, bulan, dan jam-jam tertentu setiap bulan minggu pertama penanggalan masehi. Caranya bikinlah semacam palgul bola, ujungnya ke utara dan selatan, lalu tengah gantungkanlah seutas kabel yang diberi bandul, maka bayangan tadi menuju ke arah ka’bah, <span style="font-style: italic;">pen.</span>).</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Bagaimana dengan kompas? Kompas yang selama ini beredar di masyarakat kiranya memang dapat digunakan untuk menentukan arah qiblat namun masih sebatas ancar-ancar yang masih perlu dicek kebenarannya. Karena berbagai model kompas termasuk kompas qiblat masih mempunyai kesalahan yang bervariasi sesuai dengan kondisi tempat (<span style="font-style: italic;">magnetic variation</span>). Apalagi pada daerah yang banyak baja atau besinya, akan mengganggu penunjukkan utara-selatan magnet.</span><span style="font-size:100%;"><br /><br />Gedongan yang <span style="font-style: italic;">notabene</span>-nya adalah sebuah pondok pesantren (oase ilmu) mestinya menerapkan salah satu proses penentuan arah kiblat tersebut, baik dilakukan secara modern ataupun dengan cara tradisional. Selain sebagai 'sebuah pembelajaran' bagi para santri yang menimba ilmu di dalamnya, Gedongan --Insya Allah hingga kini-- masih menjadi kiblat (rujukan) bagi desa-desa lain di sekitarnya, atau bagi para alumni santri yang tersebar di penjuru nusantara. <span style="font-style: italic;">Wallahul muwafiq</span>.... (<span style="font-weight: bold;">ASF</span>).</span><span style="font-size:100%;"><br /><br /><span style="font-size:85%;"><br />[*] </span></span><span style="font-size:85%;"><span style="font-weight: bold;">Syeh Misbahchul Munir Al-Falakiy, </span><span>beliau adalah</span><span style="font-weight: bold;"> </span></span><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:85%;">Pendiri, Pimpinan, dan Pengajar Pondok Pesantren “Markazul Falakiyah”; Lajnah Falakiyah PBNU; dan Guru Besar Ilmu Falak tingkat internasional.</span><br /></span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-21036525959597646152012-01-04T19:03:00.006+07:002012-01-05T20:51:34.018+07:00Beberapa Kekeliruan Tahun Masehi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZiGpbz0qHCbp0W9ANghLph6ZB9RAeKn4yuu3uzuR2zvQrukRQIwfv6raL17fnjdE00w6qG_57N-ucocXHv7ivKwMkKgrt-wY52_FdsowPbPKdZNniPzq2hu15X1oEykN8rM780JQlHUSW/s1600/kelirumologi.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 458px; height: 204px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZiGpbz0qHCbp0W9ANghLph6ZB9RAeKn4yuu3uzuR2zvQrukRQIwfv6raL17fnjdE00w6qG_57N-ucocXHv7ivKwMkKgrt-wY52_FdsowPbPKdZNniPzq2hu15X1oEykN8rM780JQlHUSW/s320/kelirumologi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5693756752982566466" border="0" /></a><br />Tahun kalender Masehi diciptakan pada abad ke-6 oleh seorang biarawan yang bernama <span style="font-weight: bold;">Dionysius Exignus </span>yang dihubung-hubungkan dengan momen kelahiran Yesus Kristus. Karenanya, tahun Masehi yang digunakan sekarang ini disebut juga <em>Anno Domini</em> (tahun Tuhan). <p style="text-align: justify;">Karena awal tahun kalender Masehi merujuk kepada momen kelahiran Nabi Isa Al-Masih, maka dinamakan tahun Masehi (M) dan tahun Sebelum Masehi (SM). Sedangkan dalam bahasa Inggris --dan dipergunakan secara internasional-- istilah Masehi disebut menggunakan bahasa Latin <span style="font-style: italic;">Anno Domini</span> (AD), dan sebaliknya jaman prasejarah atau Sebelum Masehi disebut sebagai <span style="font-style: italic;">Before Christ</span> (BC) yang berarti tahun sebelum Yesus lahir. Sistem ini mulai dirancang tahun 525.</p> <p style="text-align: justify;">Selain itu dalam bahasa Inggris juga dikenal sebutan <span style="font-style: italic;">Common Era/CE </span>(Era Umum) dan <span style="font-style: italic;">Before Common Era/BCE</span> (Sebelum Era Umum) bagi orang yang tidak ingin menggunakan nama tahun Kristen.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p> <p style="text-align: justify; font-weight: bold;">Penetapan tahun Masehi menyimpan banyak kerancuan</p> <p style="text-align: justify;"><strong style="font-weight: normal;"><em>Pertama</em></strong>, dengan pemisahan tahun Sebelum Masehi (tahun sebelum kelahiran Yesus) dan tahun Masehi (tahun sesudah kelahiran Yesus), berarti mereka beranggapan bahwa Yesus lahir pada tahun 0 Masehi. Padahal di dunia ini tidak pernah dikenal tahun 0 Masehi maupun tahun 0 Sebelum Masehi.</p> <p style="text-align: justify;"><strong style="font-weight: normal;"><em>Kedua, </em></strong>Kerancuan lainnya seputar tahun Masehi adalah kapan Yesus dilahirkan ke dunia? Ketidakjelasan tanggal kelahiran Yesus, jelas memustahilkan klaim bahwa tahun 1 Masehi didasarkan pada hari kelahiran Yesus.</p> <p style="text-align: justify;"><strong style="font-weight: normal;"><em>Ketiga</em></strong><strong style="font-weight: normal;">, </strong>Dengan logika sederhana, jika misalnya diyakini Yesus lahir tanggal 01 Januari tahun 1 Masehi, mengapa umat Kristen merayakan Natal pada tanggal 25 Desember? Mengapa mereka tidak merayakan Natal pada 01 Januari? Jika ngotot mempertahankan Yesus lahir tanggal 25 Desember, berarti angka penanggalan Masehi di seluruh dunia harus diralat, harus dimajukan 6 hari.</p> <p style="text-align: justify;"><strong style="font-weight: normal;"><em>Keempat</em></strong>, penetapan tahun 1 Masehi kontradiktif dengan Bibel (Alkitab), kitab suci kristiani. Bibel mengisahkan bahwa Yesus lahir pada zaman <span style="font-weight: bold;">Raja Herodes </span>(Matius 2:1). Padahal sejarah mencatat bahwa Raja Herodes hidup dari tahun 37 SM sampai tahun 4 SM (<em>Kamus Alkitab</em>, hal. 343). Data ini diperkuat oleh sejarawan Yahudi yang bernama Flavius Yosefus, bahwa raja Herodes meninggal dunia pada tahun 4 SM.</p> <p style="text-align: justify;">Dengan data ini, jelaslah bahwa tanggal 1 Masehi Yesus belum lahir karena tahun 4 SM Herodes sudah meninggal. Otomatis, berdasarkan ayat Bibel tersebut, Yesus harus lahir selambat-lambatnya tahun 4 SM.</p> <p style="text-align: justify;">Jika ayat Bibel benar maka umat Kristen harus meralat kalender Masehi di seluruh dunia dengan memajukan empat tahun. Dengan kata lain, menurut Bibel, tahun 2012 ini yang benar adalah tahun 2016. <span style="font-style: italic;">nah, lho....</span><br /></p><p style="text-align: justify;">sumber : ahmad hizbullah/suaramuslim</p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-34894953715473592962012-01-02T22:22:00.019+07:002012-01-06T21:07:03.193+07:00Lembaran Baru 2012<span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFbGVSAheCaYazBHDKXBdPeQ2O_miNuVBBABkJLkMBWXUjx-wGfGVy-7s-ztLPPtd2k65PmlireUPGnaqZWVR3816Ym-3P4Vz61_zYeXtnZ3h61KCFsvWZOTjURy6rINuc-hU1GEdeLzPF/s1600/lembaran+baru.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 185px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFbGVSAheCaYazBHDKXBdPeQ2O_miNuVBBABkJLkMBWXUjx-wGfGVy-7s-ztLPPtd2k65PmlireUPGnaqZWVR3816Ym-3P4Vz61_zYeXtnZ3h61KCFsvWZOTjURy6rINuc-hU1GEdeLzPF/s320/lembaran+baru.png" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5693086188176918082" border="0" /></a></span><span style="font-family: georgia;font-family:georgia;font-size:100%;" ><i><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:IN" lang="IN">Bismillahirrahmanirrahim</span></i>,<br /></span><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"> Membuka lembaran baru di awal tahun 2012, penulis ingin menyoroti <a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/">“batur dhewek”</a>; group (komunitas) di situs jejaring sosial facebook yang penulis ikuti dan dikelola bersama rekan-rekan (batur) sedaerah. Dengan mengambil moment “tahun baru, semangat baru”, MagarsariPost sebagai <span style="font-style: italic;">official site of “batur dhewek” </span>mencoba memberikan apresiasi atas keberadaan group yang pada bulan Maret 2012 ini memasuki tahun ke-2. </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">Di tengah gemeruduknya pertumbuhan group-group yang bertebaran di situs jejaring sosial facebook, baik berupa group musiman, group latah-latahan, group organisasi maupun perkumpulan, group penggalangan dukungan atau group yang lainnya, menurut pengamatan penulis (<span style="font-style: italic;">looking by </span><a href="http://www.facebook.com/mobile/?v=web">seluler</a>), keberadaan group <a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/">“batur dhewek”</a> cukup eksis (aktif). </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">Buktinya,<span style="mso-spacerun:yes"> </span>dari sekitar 24 groups di akun facebook yang penulis ikuti, hanya 5-7 group saja yang masih aktif, dan satu diantaranya adalah group “batur dhewek” yang eksis dengan slogannya : <a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/">“BATUR DHEWEK ngumpul ning kene kih”</a>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">Memang, untuk ukuran heboh-hebohan atau seru-seruan, grup ini belum mencapai itu, karena anggotanya saja --hingga 31 Desember 2011 : 00:00-- belum mencapai 200 peserta (masalah ini, pengurus tidak pasang target, <span style="font-style: italic;">pen.</span>). Meski demikian, group ini tidak pernah kosong dari kunjungan anggotanya. Setiap harinya ada saja yang mampir walau cuma (<span style="font-style: italic;">andon</span>) nongol kemudian kabur lagi, sekedar memberikan jempol sebagai tanda suka (<span style="font-style: italic;">like this</span>) atau tidak sedikit juga yang selalu <span style="font-style: italic;">update status</span>....</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN">Biasanya status yang di-<span style="font-style: italic;">update </span>adalah <span style="font-style: italic;">guyonan </span>seputar kampung halaman, nostalgia tentang masa lalu, saling sapa teman sebaya, <span style="font-style: italic;">share </span>informasi; pekerjaan, tempat tinggal --karena memang anggota </span><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">group</span><span style=";font-size:100%;" lang="IN"> <a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/">"batur dewek" </a>tersebar di segala penjuru (dalam dan luar negeri), bukan cuma ada di Gedongan sebagai tanah kelahiran--, berbagi berita dan informasi tentang keluarga, dan juga berbagi pengalaman dan pengetahuan.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN">Dan yang akhirnya penulis menjadi tergelitik untuk <span style="font-style: italic;">posting </span><span style="font-weight: bold;">Lembaran Baru 2012</span> ini adalah <span style="font-style: italic;">update status </span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN">salah seorang anggota </span><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">group <a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/">“batur dhewek”</a> </span><span style=";font-size:100%;" lang="IN">berikut ini :</span></p><p class="MsoNormal" face="georgia" style="line-height: normal; font-family: georgia;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> </p><blockquote style="font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><span style=" " lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002968395206"><span style="color:blue;">Zekai Alfariz</span></a><span> : </span><span>Pantaskah kta sbgai umat muslim mngucapkn natal?......... Sdangkn kta sbagai umat bragama dtuntut untk saling toleransi antr umat bragama, sbagian ulama mngatakn sah2 ja, coz natal tu cma ulang tahun se yesus, tp sbagian lg mngatakn, jika kta(muslim) mngucapkn slamat natal, tu sama ja kta prcya dgn klahiran yesus, bukankah Islam tu agama yg mngerti & saling mnghargai antar umat bragama?............. </span></span></span></blockquote><span lang="IN" style="font-family:georgia;font-size:100%;">Dari status ini kemudian timbul komentar, yang disambut dengan komentar-komentar lain lagi yang selanjutnya bermunculan banyak komentar, sehingga menjadi sebuah </span><span lang="IN" style="font-family:georgia;font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">thread </span><span>dialog terbuka </span></span><span lang="IN" style="font-family:georgia;font-size:100%;">yang <span style="font-style: italic;">lumayan </span>panjang.<br /></span><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN">Dalam pantauan penulis, inilah </span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><span style="font-style: italic;">thread</span></span><span style=";font-size:100%;" lang="IN"> terpanjang (sebanyak 29 komentar) yang pernah ada di group </span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/">“batur dhewek”</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"> semenjak grup ini didirikan, sehingga tidak berlebihan kalau MagarsariPost menjadikan <span style="font-style: italic;">thread</span> ini sebagai <span style="font-style: italic;">trendsetting of 2011</span>. Fenomena ini mengindikasikan bahwa bila diberi kesempatan atau peluang, sebetulnya para anggota group <a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/">“batur dhewek”</a> memiliki potensi yang besar dalam perpikir kritis dan taktis.</span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN">Selengkapnya tentang status <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002968395206">Zekai Alfariz</a> dan </span><span style=";font-size:100%;" lang="IN">komentar-komentar </span><span style=";font-size:100%;" lang="IN">dapat disimak pada <span style="font-style: italic;">thread</span> berikut :</span></p><blockquote style="font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" lang="IN"><span lang="IN" style="font-size:100%;"><a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002968395206"><span style="color:blue;">Zekai Alfariz</span></a> : <span style=""><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Pantaskah kta sbgai umat muslim mngucapkn natal?......... Sdangkn kta sbagai umat bragama dtuntut untk saling toleransi antr umat bragama, sbagian ulama mngatakn sah2 ja, coz natal tu cma ulang tahun se yesus, tp sbagian lg mngatakn, jika kta(muslim) mngucapkn slamat natal, tu sama ja kta prcya dgn klahiran yesus, bukankah Islam tu agama yg mngerti & saling mnghargai antar umat bragama?.............</span> | </span>[Suka] · · Berhenti Mengikuti Kiriman · <a href="http://www.facebook.com/groups/347534513874/10150481466868875/"><span style="color:blue;">25 Desember 2011 pukul 15:32</span></a> melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/?v=web"><span style="color:blue;">seluler</span></a></span></span></blockquote><span style="font-family: georgia;font-family:georgia;font-size:100%;" lang="IN"><span style="font-size:100%;">Status ini disuka oleh : <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002199989253">Dela Lathifah MUkhlas</a>, <a href="http://www.facebook.com/Yushaadhityapratama">Yusha Chris Banazphati</a>, dan <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000807019685">Sule Btpaie Thegenchercommunity Cirebontimoer</a></span></span><span lang="IN" style="font-family:georgia;font-size:100%;"><br /></span><span style="font-family:georgia;"> </span><ul style="font-family: georgia;font-family:courier new;"><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a> toleransi berlaku hy urusan muamalah, hbng sosial, bkn mslh aqidah. Mengucapkan "slmat natal" msk dlm ranah aqidah, yg jls hkmnya "haram" mutlaq. krn natal adl mengkui hari lhr yesus sebagai anak tuhan yg dlm aqidah Islam jelas sgt menyimpang | 25 Desember 2011 pukul 19:34 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka · 3]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/jawawi.yahdi">Jawawi Yahdi</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> @Kang Faunk: cocog kang...!!!! meski cuma sekedar ucapan, tapi jero loh... iki masalah aqidah. Bukan masalah toleransi.... | </span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">25 Desember 2011 pukul 21:13 · [Suka]</span></li><li><span style="font-size:100%;"><u><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INcolor:blue;" lang="IN"><a href="http://www.blogger.com/Ahmad%20Syifa">Ahmad Syifa</a></span></u></span><span style="Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"> camkan! <a href="http://magarsari.blogspot.com/2011/12/haramnya-kaum-muslim-ikut-natalan.html" target="_blank"><b>Magarsari Post: Haramnya Kaum Muslim Ikut Natalan</b></a> magarsari.blogspot.com | 25 Desember 2011 pukul 22:11 · Suka · </span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ade.opan2">Ade Opanzslankkissme</a> anti poke ch...harm hukme bagi kt..!!tp seandainya kash makann hukume ap kang, .? | 25 Desember 2011 pukul 22:23 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002968395206">Zekai Alfariz</a> Ahmad syifa@ bukankah ucapan tu bkn brrti dri hti, sdangkan kpercyaan tu dri hti, trs pa arti dri sbuah fanatik?......... | 25 Desember 2011 pukul 23:02 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/Yushaadhityapratama">Yusha Chris Banazphati</a> Bahkan saya lihat di station Tv(Metro TV) BANSER pun ikut mengamankan jalan'y acara di gereja... itu bagai mmana hukum'y...??? | 25 Desember 2011 pukul 23:53 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/jawal.j.wongcilik">Jawal Jawil Wongcilik</a> Pengene hukum agama Islam, apa UUD.Pancasila... | 26 Desember 2011 pukul 0:06 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/Yushaadhityapratama">Yusha Chris Banazphati</a> ini kan ttg agama mas bro... Klo utk UUD si di bolehkan.. | 26 Desember 2011 pukul 0:12 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/jawawi.yahdi">Jawawi Yahdi</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> @zekai alfariz: Kalau nt mau tahu betapa bukan main-mainnya sebuah ucapan, coba pelajari lagi hukum2 seputar perkawinan. contoe: 1</span><span style="Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">. gara2 ucapan "qobiltu nikahaha...dst..." maka yang sebelumnya haram jadi halal. 2. Gara2 ucapan "wis pegatan bae lah..." jadi pegat. Jadi ada konsekwensi dalam semua ucapan.... | 26 Desember 2011 pukul 6:17 · [Suka · 1]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002968395206">Zekai Alfariz</a> Jawawi@ trs hendak'y pa yg hrus kta lakuin tntng ksragaman & kserasian dlm bragama, bukankah smua tu dri hti & niat dri dlm diri, sdangkn they ja dgn segan mngucapkn met idul fitri, trs balasa salam pa yg hrus kta lakuin sbagai umat muslim?....... | 26 Desember 2011 pukul 6:30 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> @zekai : tdk ada ucapan/tindakan yg tdk didahului dr hati, kcuali ucapanya org yg ngelindur, tdk dlm keadaan sadar/gila. Dg mengucap brarti kita tlh berpikir, dan pola pikir menohok dlm hati.<br />F</span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">anatik adl tdk bergoyah dg stu kyakinan (istiqomah) dan tdk mencampuradukan 1 kyakinan dg kyakinan lainya. | 26 Desember 2011 pukul 7:18 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka · 1]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> @Yusha Chris Banazphati : banser NU ikut serta dalam pengamanan natal dlm rangka kemanusiaan, bukan menyepkati kepercayaannya bahwa yesus itu tuhan.</span><span style="Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"> melindungi jiwa/nyawa hukumnya wajib karena Islam adl agama rahman-rahim (kasih-sayang), bkn hanya sesama manusia bahkan kpd makhluk lain pun sepereti binatang, Islam mengajarkan untuk mengasihi dan menyayangi.<br /><a href="http://www.facebook.com/ade.opan2">Ade Opanzslankkissme</a> : kasih makan kepada siapapun boleh, wong ayam bae, kucing bae, kudu dipakani apa maning menungsa, hehe....<br />@Jawal Jawil Wongcilik : urip ning negara sing nglindungi warganya untuk bebas memilih dan melaksanakan agama dan ajarannya sesuai kepercayaan dan keyakinannya, lebih baik (jare kita), daripada negara berasaskan Islam namun Islam hanya digunakan sebagai alat untuk memperjuangkan kepentingan politiknya<br />@Zekai Alfariz : itu hanya akal bulus mereka, sok menghadiri hari raya kita dan mengucapkan selamat, berharap bhw kita juga ak berbuat demikian ktk mereka merayakan hari rayanya. hukum ikut/mengucapkan selamat natal adl haram (berdasarkan Fatwa MUI 1981, baca : ), sementara mereka tdk punya dasar membolehkan atau melarang umatnya mengikuti/mengucapkan selamat ketika ada umat lain merayakan hari raya, karena dalam panduan tdk dijelaskan, kitab sucinya belum sempurna. karena itu agama Islam menjadi penyempurna semua agama. di luar Islam tidak berlaku halal-haram, di luar Islam tidak ada musyrik, murtad, kafir. oleh karenanya bereka dapat berbuat sekehendaknya | 26 Desember 2011 pukul 8:25 · [Suka · 2]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ade.opan2">Ade Opanzslankkissme</a> matur kesuhun sange+ kangge pemaskne..intie ch, bagiku agamku. bgimu agamamu.... | 26 Desember 2011 pukul 8:33 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka · 1]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a> bener pisan. Srowal, klambi bagen digadaikan, dompet ga pa2 dirampas copet, cinta biarkan ada yg meminta, tp aqidah wlw hrs bertaruh nyawa, pantang utk dilepaskan.... | 26 Desember 2011 pukul 8:49 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style="font-size:10.0pt;mso-bidi-Courier New"; mso-fareast-Courier New";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><span style="mso-list:Ignore"><span style="font:7.0pt "Times New Roman""> </span></span></span><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ade.opan2">Ade Opanzslankkissme</a> hehe jre wng bngn kah..Islam agmku kabh kblat ku...sok pilih partai ap mnggo kang dsnengi wkwk. | 26 Desember 2011 pukul 8:56 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/amienmubarokh">Amienn Mubarokh</a> Trus bagaimana implementasi dri Hambum minan Naas,, bukan kah kita di ajarkan untuk berhubngn baik dengan manusia,, ?trus adakah didalam Al-quran dan alhadist mengenai pelarangan mengucapkan hari besar agama lain? | 26 Desember 2011 pukul 9:11 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/jawal.j.wongcilik">Jawal Jawil Wongcilik</a> Aja pada luntur aqidaeh .....bagen urip ning kota, Kudu pinter2 nyimak., bagen negarae binggung,,<br />hukum'e bingung, wong Islame aja melu bingung....ayo lawan wong yahudi, nasrani, yg ta'pernah puas memecah umat Islam. | 26 Desember 2011 pukul 11:49 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka · 1]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> </span><span style="Times New Roman","serif";mso-ansi-language: INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/amienmubarokh">Amienn Mubarokh</a> : hablum minan-naas bs diartikan sbg relationship sesama manusia, krn manusia makhluk sosial yg tdk dpt hidup sendiri tanpa perantara orang lain. relationship ini sah2 sj dg siapa pun, semisal hubungan bisnis, pertemanan, pekerjaan dll. bisa saja anda 1 sekolah, sekampus atau sekantor dg org2 non-muslim, bertetangga dan bekerjasama dg mrk tdk masalah asalkan saling menghormati dan tdk mencampuradukan aqidah, Islam tdk melarang itu. Nmn bila sdh bersentuhan dg aqidah/keimanan, Islam tegas : “lakum diinukum waliya diin…” (bagimu agamamu, bagiku agamaku), “lanaa a’maaluna walakum a’maalukum” (urusan ibadahku urusanku, dan urusan ibadahmu urusanmu).<br />Rasulullah bersabda (lamon salah dialokaken) : “man tasyabbaha biqawmin, fahuwa minhum”. (artine : sapa wonge melu-meluan kaya golongan sejen, maka deweke wis kepanjing golongan kaum mau) | 27 Desember 2011 pukul 8:10 · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> </span><span style="Times New Roman","serif";mso-ansi-language: INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/amienmubarokh">Amienn Mubarokh</a> : bisa dibayangkan kalo semua org di jakarta beragama Islam, trus siapa yg mo nyetir metro mini kalo lg sholat jumat :) hehe.... (just joke!). justru dg keberagaman kepercayaan dan golongan utk menguji iman dan aqidah kita, apa bs dipegang teguh/tidak | 27 Desember 2011 pukul 8:12 · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/amienmubarokh">Amienn Mubarokh</a> Trus bagaimna dngn presiden yg beragama Islam dia sebagai pemimpin negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan,, sebagai kepla negara presiden harus ikut dlm peryaan hari besar rakyat nya tanpa pndang agama,, Gus Dur pun pernah menghadiri semua perayaan hari besar agama lain,, dan beliau jg mengucapkan selmat Natal dan agama lain nya,, bahkan saya mendngar entah betul apa tidak bahwa keluarga Gus Dur ikut kebktian di Gereja,, sedangkan anda tau sendri gus Dur adalah anak dari pendiri NU menurt pendapat anda bgaimana? | 27 Desember 2011 pukul 9:50 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/jawal.j.wongcilik">Jawal Jawil Wongcilik</a> seorang RI : 1, 2, 3 dst baik muslim taw non muslim hrs punya jiwa merangkul, mengayomi, menggebalakan semua pihak, ..jka tdk tentu berakibat pd ketidak stabilan roda pemerintahan kegaduhan, kerusuhan disana sini, diskriminasi, disintegrasi, dsb.... ngerii.com | 27 Desember 2011 pukul 18:09 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/jawal.j.wongcilik">Jawal Jawil Wongcilik</a> Untuk lebih jelas tanya langsung ke GUS DUR...apa prnh ke greja/baktian... yg saya tau Gus dur tokoh NU, prnh juga di sebut tokoh pluralisme/lintas agama dngn logat humornya yg khas .... gitu aja kok repooot., .hehee | 27 Desember 2011 pukul 18:47 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ade.opan2">Ade Opanzslankkissme</a> wis wis ...kt kmbli ke ajaran kta masing"\\// | 27 Desember 2011 pukul 19:36 melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> </span><span style=";font-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/amienmubarokh">Amienn Mubarokh</a> : nampaknya nt mesti menyimak permasalahannya. nih biar jelas ane co-pas statusnya <a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002968395206">Zekai Alfariz</a> yaitu : "Pantaskah kta sbgai umat muslim mngucapkn natal?......... Sdangkn kta sbagai umat bragama dtuntut untk saling toleransi antr umat bragama, sbagian ulama mngatakn sah2 ja, coz natal tu cma ulang tahun se yesus, tp sbagian lg mngatakn, jika kta(muslim) mngucapkn slamat natal, tu sama ja kta prcya dgn klahiran yesus, bukankah Islam tu agama yg mngerti & saling mnghargai antar umat bragama?.............", dan berdasarkan fatwa MUI tahun 1981 jawabannya adl "tidak pantas", bahkan HARAM.<br />permasalahan nt tentang "bagaimna dngn presiden yg beragama Islam dia sebagai pemimpin negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan,, sebagai kepla negara presiden harus ikut dlm peryaan hari besar rakyat nya tanpa pndang agama,, Gus Dur.... dst." di luar masalah tadi wlw masih berhubungan. masalahan ini sudah dijawab <a href="http://www.facebook.com/jawal.j.wongcilik">Jawal Jawil Wongcilik</a> : namun ane juga mo nambahin sedikit : sumber hukum Islam adl alquran-hadis, sementara hukum negara diatur ol undang2. Presiden menghadiri acara natalan, nyepi atw lainya dan mengucapkan "selamat" pdh ia orang Islam, itu bagian dari tugas negara utk mengayomi semua rakyatnya yg memliki kepecayaan, adat dan budaya yg homogen. Demi menjaga kestabilan bangsa, seorang presiden bisa/boleh saya melakukan itu asalkan tidak merubah keyakinannya.<br />Adapun GusDur, tidak bisa kita menyamakan semua orang seperti beliau. Apa yg dilakukannya kemudian kita ikuti dan kita bs melakukannya. Di negara mana sih, ada seorang yg (maaf) buta tapi bisa memimpin negera?, yg sempurna sj sulit, itu apalagi org yg memiliki kekurangan. Sgt mustahil. Namun itulah kelebihannya GusDur, dan ente bukan GusDur, toh?.<br />Lagi pula syariat tidak bisa disandarkan dengan apa yg dilakukan oleh tokoh (tdk GusDur, tdk juga SBY atw Sri Sultan), tapi syariat berpedomankan alquran-hadis. dan ini dikembalikan kpd individu, apk ia mau menjalankan syariat atw mau tetap keukeh dg logikanya? up to you .... | 27 Desember 2011 pukul 22:55 · </span><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">[Suka · 1]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a> semoga ini dpt menjadi pencerahan : <a href="http://magarsari.blogspot.com/2011/12/pesan-pluralisme-dalam-perayaan-natal.html" target="_blank"><b>Magarsari Post: Pesan Pluralisme dalam Perayaan Natal</b></a> | magarsari.blogspot.com | 27 Desember 2011 pukul 23:10 · [Suka · 4] </span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000236954693">Tha'ievzt Muhammad</a> tuhan kita sama, kiblat kita sama, tujuan shalat sama, yang membedakan adalah cara untuk menuju ke satu titik yaitu Allah,,, llakum dinukum waliadin....wa latatabiu khutuwati saython innahum aduwumubin..... | Jumat pukul 15:17 · [Suka · 1]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/ahmadsyifa.as">Ahmad Syifa</a></span><span style="Times New Roman","serif"; mso-ansi-language:IN;mso-bidi-language:HEfont-size:100%;" lang="IN"> >>> kiriman sing batur ::<br /><br />DIALOG YUSUF VS. JOSEPH<br />=======================<br />yusuf : bagaimana natalmu?<br />joseph : baik, kau tidak mengucapka</span><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN">n "selamat natal" padaku?<br />yusuf : tidak, agama kami menghargai toleransi antar umat beraagama, termasuk agamamu. tapi masalah ini, agama saya melarangnya.<br />joseph : tapi kenapa, bukankah hanya sekedar kata2? teman muslimku yg lain mengucapkannya padaku?<br />yusuf : mungkin mereka belum mengetahuianya, joseph. kau bisa mengucapkan "dua kalimat syahadat"?<br />joseph : oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya. itu akan mengganggu kepercayaan saya...<br />yusuf : kenapa? bukankah itu hanya kata2?! ayo, ucapkanlah :-) ...<br />joseph : sekarang, saya mengerti...:-) | Kemarin jam 17:15 · [Suka · 1]</span></li><li><span style=" Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100002968395206">Zekai Alfariz</a> Subhanallah, diskusi yg amat mnyenangkn, mnambah wa2san & ilmu, ok! Met tahun bru 2012 smoga g da lg prslisihan antar umat & hdup selaras, serasi & seimbang.<br />Thanks 4 kang syifa dkk bwt sgala masukan'y & mau brbagi ilmu....... | 19 jam yang lalu melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka · <span style="text-decoration: underline;">1</span>]</span></li><li><span style=";font-size:100%;" lang="IN"><a href="http://www.facebook.com/profile.php?id=100000236954693">Tha'ievzt Muhammad</a> smoga d thn ini kta smua dpt brbah menjadi yg lbh brmanfaat lg.. | 19 jam yang lalu melalui <a href="http://www.facebook.com/mobile/">seluler</a> · [Suka · 1<span>]</span></span></li></ul><p style="font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-style: italic;">Alhamdulillah, mugia ndadekaken berkah....</span> </span><span style=";font-size:100%;" lang="IN">[<span style="font-weight: bold;">ASF</span><span>]</span></span></p><p style="font-family:georgia;"><span style="font-style: italic;font-size:100%;" >Wassalam,</span><span style="font-size:100%;"><br /></span></p> <p style="font-family: georgia;font-family:georgia;" class="MsoNormal"><span style="line-height:115%; Times New Roman","serif";mso-ansi-language:INfont-size:100%;" lang="IN"> </span></p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-49022098096500735702011-12-30T22:40:00.012+07:002012-01-02T10:08:57.196+07:00Perayaan "Tahun Baru" dalam Perspektif Islam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje1z8wieqkFsPHy1fYSIWAtPvjcHl-icqqOyxkxdKpyAbLMIPBDTHg7p7vIzA2HS_X6i6vv7MSpWvpxQ0iLtRnhicwOfF6J827hVI1888ZFmdWZYoLhhHGTRjaWbMAsKHHvEXfuG6FnBBB/s1600/tasbih.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje1z8wieqkFsPHy1fYSIWAtPvjcHl-icqqOyxkxdKpyAbLMIPBDTHg7p7vIzA2HS_X6i6vv7MSpWvpxQ0iLtRnhicwOfF6J827hVI1888ZFmdWZYoLhhHGTRjaWbMAsKHHvEXfuG6FnBBB/s320/tasbih.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5692297314089625026" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Tahun baru sudah di ambang pintu, dalam hitungan waktu kita tinggal menunggu pergantian tahun dari 2011 menjadi 2012. Moment ini biasanya dirayakan secara meriah dan suka cita oleh penduduk bumi dengan mengadakan pesta-pora, hura-hura, dan kesenangan duniawi lainnya. Bukan cuma penduduk yang ada di kota-kota besar, tapi juga di kota kecil seperti kediaman penulis di Kec. Ketanggungan, Brebes. Bahkan fenomena ini sudah merambah luas di pelosok pedesaan (yang latah dengan <span style="font-style: italic;">ala </span>kota).<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="font-family: georgia;font-family:georgia;font-size:100%;" ><span style=" ">Namun sebenarnya bagaimana awal munculnya istilah "tahun baru" tersebut, dan bagaimana pula pandangan Islam tentang merayakannya</span></span>?<br /></p><span style="font-family: georgia;font-family:";font-size:100%;" lang="IN" ><br /></span> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><b>Sejarah Penanggalan Tahun Baru</b><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tahun baru adalah suatu perayaan dimana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru; seperti umat Yahudi, </span><span style="font-size:100%;">memperingati </span><span style="font-size:100%;"><span><span style="font-style: italic;"></span></span><span style="font-style: italic;">Rosh Hashanah</span> </span><span style="font-size:100%;">yang </span><span style="font-size:100%;">dirayakan pada bulan September atau awal Oktober; umat Hindu merayakan </span><span style="font-size:100%;">tahun baru Saka (<span style="font-style: italic;">Caka</span>)</span><span style="font-size:100%;">, Bangsa Cina atau Tionghoa merayakan tahun baru Imlek, dan sebagian umat Islam juga merayakan tahun baru Hijriyah yang jatuh pada setiap tanggal 01 Muharam.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Hari tahun baru di dunia umumnya jatuh pada tanggal 01 Januari karena </span><span style="font-size:100%;">mayoritas negara-negara di dunia</span><span style="font-size:100%;"> mengadopsi kalender <span style="font-style: italic;">Gregorian</span> (</span>kalender Masehi yang ditetapkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paus_Gregorius_XIII" title="Paus Gregorius XIII">Paus Gregorius XIII</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1582" title="1582">1582</a><span style="font-size:100%;">), termasuk bangsa Indonesia.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Perayaan tahun baru pertama kali diselenggarakan pada tanggal 01 Januari 45 SM. Tidak lama setelah <span style="font-weight: bold;">Julius Caesar</span> dinobatkan sebagai Kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Dalam mendesain kalender baru ini, <span style="font-weight: bold;">Julius Caesar </span>dibantu oleh <span style="font-weight: bold;">Sosigenes</span>, seorang ahli astronomi dari <span style="font-style: italic;">Iskandariyah</span>, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 01 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan <span style="font-style: italic;">Quintilis </span>dengan namanya, yaitu <span style="font-weight: bold;">Julius</span> atau <span style="font-style: italic;">Juli</span>. Kemudian, nama bulan <span style="font-style: italic;">Sextilis</span> diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, <span style="font-weight: bold;">Kaisar Augustinus</span>, menjadi bulan <span style="font-style: italic;">Agustus</span>.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;"><b>Perayaan Tahun Baru (Masehi) dalam Perspektif Islam</b></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family: georgia;font-family:georgia;"><span style="font-size:100%;">Ada sekian banyak pendapat yang berbeda tentang hukum merayakan tahun baru masehi. Sebagian mengharamkan dan sebagian lainnya membolehkannya (namun) dengan syarat.</span></p><span style="font-size:100%;">Mereka yang mengharamkan perayaan malam tahun baru masehi, berhujjah dengan beberapa argumen.</span> <ol><li><span style="font-size:100%;">Perayaan "Malam Tahun Baru" </span><span style="font-size:100%;">pada hakikatnya </span><span style="font-size:100%;">adalah (</span><span style="font-size:100%;">ritual) peribadatan </span><span style="font-size:100%;">orang Kafir, yang sebagian besar pemeluknya adalah bangsa-bangsa di Benua Eropa (Barat). Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke Eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal </span><span style="font-size:100%;">(<span style="font-style: italic;">Merry Christmas & Happy New Year....</span>, pen.) </span><span style="font-size:100%;">yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir Nabi Isa. Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir, maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam;</span></li><li><span style="font-size:100%;">Perayaan "Malam Tahun Baru" menyerupai orang kafir. Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : "<span style="font-style: italic;">Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka</span>".</span></li><li><span style="font-size:100%;">Perayaan "Malam Tahun Baru" penuh Maksiat. Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk <span style="font-style: italic;">begadang</span> sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam. Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.</span></li><li><span style="font-size:100%;">Perayaan Malam Tahun Baru adalah Bid'ah Dhalalah (kegiatan yang mengada-ada dan menyesatkan). Oleh karenanya</span><span style="font-size:100%;"> perayaan ini tidak pantas diikuti oleh umat Islam.<br /></span></li></ol> <span style="font-size:100%;">Adapun pendapat yang membolehkan, berangkat dari argumentasi bahwa perayaan malam tahun baru Masehi tidak selalu terkait dengan ritual agama tertentu, semua tergantung kepada niatnya. Kalau diniatkan untuk ikut-ikutan sebagaimana yang dilakukan orang kafir, maka hukumnya haram. Tetapi kalau bukan itu tujuannya, maka sah-sah saja (<span style="font-style: italic;">mubah</span>) kita melakukannya, atau bahkan dianjurkan, seperti kita memperingatinya dengan bermujahadah atau beristigotsah kepada Allah Swt.</span><p class="MsoNormal" face="georgia" style="line-height: normal; font-family: georgia;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" >Secara cermat, kita dapat mengambil sisi positif dari moment tahunan ini, diantaranya :<br /></span></p><ul><li><span style=";font-size:100%;" >Di akhir tahun ini kita memanjatkan Syukur kepada Allah Swt., karena masih diberikan penghidupan pada tahun sebelumnya, dan berharap (do'a) penghidupan di tahun berikutnya akan lebih baik lagi;</span></li><li style="font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" >Di akhir tahun ini kita </span><span style=";font-size:100%;" >renungi pencapaian yang didapat selama satu tahun, introspeksi, ber-<span style="font-style: italic;">muhasabah </span>tentang <span style="font-style: italic;">amaliyah </span>kita, manakah yang lebih dominan; <span style="font-style: italic;">sayyi'ah</span> ataukah <span style="font-style: italic;">khasnah</span>(?). </span><span style="font-size:100%;"><span style="mso-bidi-language: AR-AE"><span style="font-weight: bold;">Umar bin Khattab</span> berkata : "<span style="font-style: italic;">hisablah dirimu sebelum dihisab (di Akhirat nanti)"</span>;</span></span></li><li><span style=";font-size:100%;" >Menjalin hubungan kebersamaan dan kekerabatan, karena biasanya malam tahun baru adalah waktu yang pas untuk berkumpul bersama dengan teman, handai taulan, ataupun keluarga. </span><span style="font-size:100%;"><i>Wallahu a’lam.</i></span></li></ul><span style="Georgia","serif"font-size:100%;" >Selamat (merenungi) Tahun Baru! (<span style="font-weight: bold;">ASF</span>)</span>.<br /> <p style="font-family: georgia;" class="MsoNormal"> </p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-33486491257013555292011-12-27T21:00:00.005+07:002012-01-02T10:10:24.392+07:00Pesan Pluralisme dalam Perayaan Natal<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRWFSLPXhwALJFXJCCr_AqKq067bOrLOduWrQGgrYOVMWF-ZzPMKsuF-E0wCRXGJo_HIg9tIZquHpNEl231aJAU-ppQ9D55hYRgFx0k54zafPbyH8ljJFA4-7GJ1k5GHOeHQDCUh_P836-/s1600/natal+no+way.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 219px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRWFSLPXhwALJFXJCCr_AqKq067bOrLOduWrQGgrYOVMWF-ZzPMKsuF-E0wCRXGJo_HIg9tIZquHpNEl231aJAU-ppQ9D55hYRgFx0k54zafPbyH8ljJFA4-7GJ1k5GHOeHQDCUh_P836-/s320/natal+no+way.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5690847820594976610" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - “<span style="font-style: italic;">Merry Christmas</span>”, itulah ungkapan selamat yang merupakan bagian dari budaya umat Kristen yang akhir-akhir ini mulai ikut menular dalam diri umat Islam.<span style="font-family: georgia;font-family:Arial,Helvetica,sans-serif;font-size:100%;" > <p>Sepintas kalimat tersebut tidak lain seperti kalimat-kalimat ucapan selamat lainnya. Tapi jika ditelaah lebih dalam ucapan selamat yang satu ini tentu berbeda dengan ungkapan “<em>Selamat Hari Raya Idhul Fitri”, “Selamat Hari Raya Idhul Adha”, “Selamat Tahun Baru Hijriah</em>”. Berbeda karena kita melihat ungkapan “<span style="font-style: italic;">Merry Christmas</span>” itu menggunakan cara pandang (<em>worldview</em>) Islam yang sebenarnya.</p><p>Hari Natal yang identik dirayakan pada tanggal 25 Desember 2011 (konon) adalah hari kelahiran Yesus, namun Natal menjadi kepercayaan sebagian kaum Kristen khususnya keyakinan gereja Barat. Akan tetapi, gereja Timur menyangsikan bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal itu. <span style="font-weight: bold;">Paus Yohanes Paulus II</span> pernah mengumumkan kepada umat Kristen bahwa Yesus sebenarnya tidak dilahirkan pada 25 Desember. Tanggal tersebut dulu dirayakan sebab hari tersebut merupakan perayaan tengah musim dingin kaum pagan Roma Kuno (<span style="font-style: italic;">Romana</span>) atau lebih tepatnya adalah hari kelahiran banyak dewa pagan seperti : <span style="font-style: italic;">Osiris, Attis, Tammuz</span> dan lain-lain.</p> <p>Perayaan Hari Natal juga menjadi polemik di masyarakat, khususnya Islam. Bagi siapa saja yang tidak ikut merayakannya berarti ia dianggap "tidak toleran". Untuk itulah pusat-pusat perbelanjaan hampir di seluruh daerah kini turut merayakan hari Natal sebagai bentuk toleransi dalam beragama.<br /></p><p><br /></p><p style="font-weight: bold;">Natal dan Doktrin Pluralisme</p><p>Dalam “<em>The Passion of The Christ</em>” menerangkan bahwa perdebatan mengenai konsep teologi Kristen masih berpangkal pada konsep ‘Ketuhanan Yesus’. Dengan kata lain, dasarnya saja dianggap ada yang bermasalah. Oleh karena banyaknya kejanggalan para pemikir Ketuhanan Yesus, sebut saja <span style="font-weight: bold;">Arthur Drews </span>(1865-1935) beserta seorang pengikutnya <span style="font-weight: bold;">Willian Benjamin Smith </span>(1850-1934) yang bersikap kritis hingga mereka berani mengajukan pertanyaan, “<span style="font-style: italic;">Apakah Yesus itu benar-benar ada, atau hanya sekedar tokoh fiktif dan simbolik saja?</span>”.</p><p>Pertanyaan tersebut ternyata ditanggapi oleh <span style="font-weight: bold;">Greonen </span>dengan argumen bahwasannya persoalan yang terjadi sebenarnya bukan pada diri Yesus. Tapi yang menjadi masalah bagi manusia adalah bagaimana mereka memahami Yesus, sebab pada dasarnya Tuhan tetaplah Tuhan dan bukan makhluk yang diciptakan.</p><p>Atas nama “toleransi”, kini keyakinan umat Islam mulai ikut bercampur-aduk. Akibatnya, konsep <em>kufur </em>dan iman menjadi kabur. Agama saat ini rela “digadaikan” hanya dengan alasan "toleransi". Sekarang Islam, besok Kristen, mungkin besoknya lagi Hindu atau yang lainnya secara tidak terasa.<br /></p><p>Keberhasilan paham liberal dengan "doktrin pluralisme" (menganggap semua agama sama, <span style="font-style: italic;">red</span>.) tidak lain menjadikan orang Islam tidak paham ilmu dan kaidah Islam. Mereka beranggapan, seolah agama itu seperti baju yang bisa dipakai sesuka hati. Hari ini berpakaian biru, besok hitam, besoknya lagi abu-abu. Tentu ini pemikiran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.<br /></p><p>Bagaimanapun, konsep pluralisme merupakan proyek Orientalis. Fakta ini dapat dibuktikan melalui pernyataan <span style="font-weight: bold;">Peter Ludwig Berger</span>, seorang sosiolog Amerika dan juga <span style="font-style: italic;">teolog</span> Lutheran. Dalam bukunya “<em>The Desecularization of the World</em>”, yang menyatakan bahwa sekularisasi telah gagal, sebab praktek keagamaan ternyata justru bertambah subur dan desekularisasi malah dominan. Oleh sebab itu dalam <em>“The Social Construction of Reality</em>” ia mengusulkan untuk mengganti sekularisasi dengan penyebaran paham pluralisme. Tentang pluralisme agama, mereka kini berani angkat suara. Mulai <span style="font-weight: bold;">William Liddle</span> (<span style="font-style: italic;">Ohio State University</span>) dan <span style="font-weight: bold;">Diana Eck</span> (<span style="font-style: italic;">Harvard University</span>) hingga <span style="font-weight: bold;">Franz Magnis Suseno </span>(STF Driyarkara), dan yang paling terakhir seorang pendeta <span style="font-style: italic;">Jesuit</span> yang berusaha mengaburkan makna pluralisme agama dengan memisahkannya dari relativisme kemudian menyamakannya dengan toleransi.</p> <p></p><blockquote style="color: rgb(255, 0, 0);"><p>“<span style="font-style: italic;">Hanya seorang pluralis sejati yang toleran</span>”, begitulah ungkap Jesuit yang menganggap siapa saja yang tidak pluralis maka ia tidak toleran. Termasuk umat Islam.<br /></p><p></p></blockquote><p><br /></p><p style="font-weight: bold;">Tak Berarti Membenarkan Kebatilan</p><p>Toleransi tidak berarti harus menjadi pluralis. Saling menghormati dan menghargai tidak berarti membenarkan yang <em>batil </em>dan sesat. Antara <em>haq </em>dan <em>batil </em>sudah jelas.</p><p>Nabi Muhammad <em>Shallallahu “alaihi Wa Sallam </em>bertetangga dengan orang Yahudi, bersikap ramah dan toleran, namun beliau tetap mengatakan mereka kafir, jika tidak mau memeluk Islam, apalagi jika memusuhi kaum Muslim.</p><p>Meminjam pernyataan <span style="font-weight: bold;">Dr. Hamid Fahmi</span>, pluralisme adalah proyek postmodernisme. Sama halnya dengan argumen <span style="font-weight: bold;">Prof. Attas </span>yang menganggap sekularisme sebagai program orientalis yang dilaksanakan dengan strategi, dana serta agen pada setiap negara dan agama.<br /></p><p>Untuk mengegolkan proyek peradaban tersebut memang tidak mudah. Oleh sebab itulah makna pluralisme dibuat ambigu. Misi umumnya yaitu menghancurkan fundamentalisme, tapi makna istilahnya dibuat bersayap. Terkadang bermakna toleransi dan di waktu yang berbeda berarti relativisme.<br /></p><p><span style="font-weight: bold;">Nicholas F. Gier</span>, dari <span style="font-style: italic;">University of Idaho</span>, Moscow, Idaho menyimpulkan karakteristik pemikiran tokoh-tokoh liberal Amerika Serikat (AS) salah satunya yaitu percaya penuh pada kebebasan dan toleransi beragama.<br /></p><p>Pada mulanya toleransi dibatasi hanya pada sekte-sekte dalam Kristen, namun toleransi dan kebebasan penuh bagi kaum ateis dan pemeluk agama non-Kristen hanya terjadi pada masa <span style="font-weight: bold;">Benyamin Franklin, Jefferson </span>dan <span style="font-weight: bold;">Madison</span>. Kebebasan beragama sepenuhnya berarti bukan hanya kebebasan dalam beragama tapi bebas dari agama juga, artinya bebas beragama dan bebas untuk tidak beragama.<br /></p><p>Di lain sisi, <span style="font-weight: bold;">Diana L. Eck </span>dalam “<em>The Challenge of Pluralism</em>”, secara tegas menyatakan bahwa pluralisme bukan sekedar toleransi antar umat beragama, bukan juga sekedar menerima pluralitas (<span style="font-style: italic;">diversity</span>). Dalam bukunya “<em>From Diversity to Pluralism</em>” ia “menghayal” bahwa pluralisme adalah “peleburan” agama-agama menjadi satu wajah baru yaitu realitas keagamaan yang plural.</p><p>Hayalan Diana tersebut mencerminkan akan kegalauan hatinya yang benar-benar kacau sebagai akibat dari kesalahan konsep yang ada dalam pikirannya. Bagaimana mungkin agama-agama yang konsep ketuhanannya jelas berbeda bisa melebur jadi satu. Suatu hal yang mustahil dan tidak bisa diterima oleh akal sehat. Sebagai kesimpulan dari paparan di atas, bahwa perayaan Natal sarat akan doktrin pluralisme. Paham ini bertujuan untuk menyamakan seluruh agama. Apapun agamanya tidak berhak mengatakan bahwa agamanya yang paling benar dan jika ingin hidup damai hormatilah kepercayaan orang lain dengan cara mempercayai keyakinan mereka sama benarnya.</p> <p>Untuk itu, sudah sepatutnya umat Islam memahami hal ini dan terus berusaha membendung doktrin-doktrin pluralisme seperti halnya ikut-ikutan dalam merayakan hari Natal yang seharusnya tidak dilakukan oleh umat Islam.<br /></p><p><br /></p><p style="font-weight: bold;">Tolerannya Nabi</p><p></p><blockquote style="color: rgb(0, 51, 0);"><p>Sebagai penutup, di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “<span style="font-style: italic;">Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya</span>”.<em><br /></em></p><p><em>Alkisah</em>, setelah wafatnya Rasulullah <em>Salallahu “Alaihi Wassalam</em>, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi, yang biasa menyuapin si pengemis Yahudi buta tersebut.</p><p>Suatu hari, sahabat Rasulullah yakni Abubakar Radhiallahu Anhu berkunjung ke rumah anaknya Siti Aisyah (isteri Rasulullah) dan bertanya tentang kebiasaan Nabi belum ia kerjakan.<br /></p><p>Aisyah menjawab, “<span style="font-style: italic;">Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja</span>". "Apakah Itu?", tanya Abu bakar RA. : "<span style="font-style: italic;">Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana</span>“, kata Aisyah RA.<br /></p><p>Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk disuapkan si pengemis Yahudi yang buta. Ketika Abubakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, “<span style="font-style: italic;">Siapakah kamu?</span>”, Abubakar menjawab, “<span style="font-style: italic;">Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)</span>".<br /></p><p>"<span style="font-style: italic;">Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku, bantah si pengemis buta itu. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku</span>", pengemis itu melanjutkan perkataannya.</p><p>Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata, “<span style="font-style: italic;">Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah </span><em>Shallalu “Alaihi Wassalam".</em><br /></p><p>Pengemis Yahudi buta itu terkaget-kaget, sebab selama itu orang yang difitnah, diumpat dan dicaci itu tak lain Muhammad yang mulia, yang setiap pagi menyuapinya dengan sabar. Setelah peristiwa itu, sang Yahudi buta akhirnya bersyahadat dan menjadi Muslim.</p><p></p></blockquote><p>Banyak orang seolah sudah pintar, seolah ingin mengajari “toleransi” melebihi hebatnya Nabi kita bertoleransi. Rasulullah yang mulia begitu hebat memperlakukan Yahudi melebihi kita, namun tetap saja tak mencampurkan akidah dan menganggap semua agama sama. <em><br /></em></p><p><em>Wa’Allahu a’lam bi as-Showab.</em></p><p><em><br /></em></p><p>ditulis oleh : <span style="font-weight: bold;">Cholis Akbar</span><span style="font-style: italic;">, </span><em>alumni Institut Studi Islam Darussalam ISID Gontor Ponorogo<br /></em></p></span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-5573000711617739932011-12-25T01:00:00.005+07:002011-12-31T21:31:54.671+07:00Natal bukan Hari Kelahiran Yesus<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI-JwlwtemdBMTa7EniuCleZK1TPd3Q_LjN5p2papRoXkAEJEw_NrGjg5TiOJJYzMA6-h3xkJBOUeiWDSyEdqQazQCfHd6CT2tQAFeX3l68UDEy0GE84Q6BajuT6WXxBzaQTkD3Tz4M8Vb/s1600/kebohongan-natal.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 285px; height: 285px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI-JwlwtemdBMTa7EniuCleZK1TPd3Q_LjN5p2papRoXkAEJEw_NrGjg5TiOJJYzMA6-h3xkJBOUeiWDSyEdqQazQCfHd6CT2tQAFeX3l68UDEy0GE84Q6BajuT6WXxBzaQTkD3Tz4M8Vb/s320/kebohongan-natal.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5690086220183024370" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - <span style="font-style: italic;">Bissmillahi Laa ilaaha Illallah...</span>, posting ini bukan untuk “ikut-ikutan” merayakan perayaan natal, tapi untuk memberikan pengetahuan/fakta dibalik natal, sebagai umat Islam kita semua meyakini tentang nabi Isa ‘<span style="font-style: italic;">alaihissalam berdasarkan </span>al Qur’an dan Sunnah. <p>Umat Kristiani mengklaim bahwa 25 Desember adalah Hari Kelahiran Yesus (dalam keyakinan umat Islam adalah Nabi Isa ‘alaihissalam). Apakah benar natal adalah hari kelahiran Yesus? apakah natal adalah ajaran Bibel?</p> <p><strong><br /></strong></p><p><strong>Sejarah Natal</strong></p> <p>Kata <em>Christmas</em> (Natal) yang artinya <em>Mass of Christ</em> atau disingkat <em>Christ-Mass</em>, diartikan sebagai hari untuk merayakan kelahiran “Yesus”. Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katholik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu ? Sebab Natal itu bukan ajaran Bibel (Alkitab), dan Yesus pun tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katholik Roma pada abad ke-4 ini berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.</p> <p>Karena perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini berasal dari Katholik Roma, dan tidak memiliki dasar dari kitab suci, maka marilah kita dengarkan penjelasan dari Katholik Roma dalam <em>Catholic Encyclopedia</em>, edisi 1911, dengan judul : <em>Christmas</em>, Anda akan menemukan kalimat yang berbunyi sebagai berikut :</p> <p></p><blockquote><em>”Christmas <strong>was not</strong> among the earliest festivals of Church…the first evidence of the feast is <strong>from Egypt</strong>. <strong>Pagan customs</strong> centering around the January calends gravitated to Christmas”</em>. [“Natal <strong>bukanlah </strong>upacara Gereja yang pertama….melainkan ia diyakini <strong>berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala</strong> dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus”].</blockquote><p></p> <p>Dalam Ensiklopedi itu pula, dengan judul <em>Natal Day</em>; Bapak Katholik pertama mengakui bahwa :</p> <p></p><blockquote><em>”In the Scriptures, no one is recorded to have kept a feast or held a great banquet on his birthday. It is <strong>only sinners</strong> (like Pharaoh and Herod) who make great rejoicings over the day in which they were born into this world”</em>. [“Di dalam kitab suci, tidak ada seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. <strong>Hanyalah orang-orang kafir saja</strong> (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta-pora merayakan hari kelahirannya di dunia ini”] .</blockquote><p></p> <p><em>Encyclopedia Britanica</em> yang terbit tahun 1946 menjelaskan sebagai berikut :</p> <p></p><blockquote><em>”Christmas was not among the earliest festival of the church…. It was not instituted by Christ or the apostles, or by Bible authority, it was picked up afterward from paganism”. </em>[“Natal bukanlah upacara gereja abad pertama. Hal ini tidak pernah diselenggarakan oleh Yesus atau para muridnya, ataupun otoritas Bibel. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan penyembah berhala”].</blockquote><p></p> <p><em>Encyclopedia Americana</em> terbitan tahun 1944 juga menyatakan berikut :</p> <p></p><blockquote><em>”Christmas…. It was, according to many authorities, not celebrated in the first centuries of the Christian church, as the Christian usage in general was to celebrate the death of remarkable persons rather than their birth…” (The “Communion”, which is instituted by New Testament Bible authority, is a memorial of the death of Christ). “…A feast was established in memory of this event [Christ’s birth] <strong>in the fourth century</strong>. In the fifth century the Western Church ordered it to be celebrated forever <strong>on the day of the old Roman feast of the birth of Sol</strong>, as no certain knowledge of the da of Christ’s birth existed”. </em>["Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh gereja Kristen. Pada umumnya, umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan harikelahrian orang tersebut…”. (”Perjamuan Suci” yang tertera dalam Kitab Perjanjian Baru, hanyalah untuk mengenang hari kematian Yesus). ”…Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada<strong>abad keempat Mase</strong>hi. Dan pada abad kelima Masehi, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Romawi yang merayakan <strong>hari Kelahiran Sol (Dewa Matahari)</strong>. Sebab tidak seorang pun yang mengetahui hari kelahiran Yesus”].</blockquote><p></p> <p>Sekarang perhatikan! Fakta sejarah telah membeberkan kepada kita bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian --<em>jarak waktu yang lebih lama dari umur negara Amerika Serikat--</em> upacara Natal tidak pernah dilakukan oleh umat Kristen. Baru setelah abad keempat, perayaan ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Kristen Barat, Kristen Roma, dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakan sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.</p> <p><strong><br /></strong></p><p><strong>Yesus tidak Lahir pada Tanggal 25 Desember</strong></p> <p>Sungguh sangat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin <a title="" name="_ftnref1" href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8372105893582766617#_ftn1"></a>[1]. Sebab Injil Lukas 2:11 menceritakan suasana di saat kelahiran Yesus sebagai berikut :</p> <p></p><blockquote><em>“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka : ”Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa : Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, di kota Daud”</em> .</blockquote><p></p> <p>Tidak mungkin para penggembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya, mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung. Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam Perjanjian Lama, kitab Kidung Agung 2; dan Ezra 10:9,13 menjelaskan bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin para gembala dan ternaknya berada di padang terbuka di malam hari.</p> <p></p><blockquote>Adam Clarke mengatakan : <em>”It was an ancient custom among Jews of those days to send out their sheep to the field and desert about Passover (early spring), and bring them home at commencement of the first rain” </em>[2]. (“Adalah kebiasaan lama bagi orang-orang Yahudi untuk menggiring domba-domba mereka ke padang menjelang Paskah (yang jatuh awal musim semi), dan membawanya pulang pada permulaan hujan pertama”).</blockquote><p></p> <p>Adam Clarke melanjutkan :</p> <p></p><blockquote><em>“During the time they were out, the shepherds watch them night and day. As….the first rain began early in the month of Marchesvan, which answers to part of our October and November (begins sometimes in October), we find that the sheep were kept out in the open country during the whole summer. And, as these shepherd had not yet brought home their flocks, it is presumptive argument that October had not yet commenced, and that, consequently, <strong>our Lord was not born on the 25th of December</strong>, when no flock were out in the fields; nor could He have been born later than <strong>September</strong>, as the flocks were still in the fields <strong>by night</strong>. On this very ground, <strong>the Nativity in December</strong> should be given up. The feeding of the flocks by night in the fields is <strong>a chronological fact</strong>… See the quotations from <strong>the Talmudists in the Lightfoot</strong>”.</em> [“Selama domba-domba berada di luar, para penggembala mengawasinya siang dan malam. Bila…hujan pertama mulai turun pada bulan Marchesvan, atau antara bulan Oktober dan Nopember, ternak-ternak itu mulai dimasukkan ke kandangnya. Kita pun mengetahui bahwa domba-domba itu dilepas di padang terbuka selama musim panas. Karena para penggembala belum membawa pulang domba-dombanya, berarti bulan Oktober belum tiba. Dengan demikian dapatlah diambil kesimpulan bahwa <strong>Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember</strong>, ketika tidak ada domba yang berkeliaran di padang terbuka. Juga tidak mungkin dia lahir <strong>setelah bulan September</strong>, karena di bulan September inilah domba-domba masih berada di padang <strong>waktu malam</strong>. Dari berbagai bukti yang ada, kemungkinan lahir di bulan Desember itu harus disingkirkan. Memberi makan ternak di malan hari di padang gembalaan adalah fakta sejarah….sebagaimana yang diungkapkan oleh Talmud dalam bab ”Ringan Kaki”].</blockquote><p></p> <p>Dalam ensiklopedi manapun atau juga dalam kitab suci Kristen sendiri akan mengatakan kepada kita bahwa Yesus <strong>tidak lahir</strong> pada tanggal 25 Desember. <em>Catholic Encyclopdia</em> sendiri secara tegas dan terang-terangan mengakui fakta ini.</p> <p>Tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan hari kelahiran Yesus yang sebenarnya. Jika kita meneliti dari bukti-bukti sejarah dan kitab suci Kristen sendiri, saya bisa mengambil kesimpulan bahwa Yesus lahir pada awal musim gugur --yang diperkirakan jatuh pada bulan September-- atau sekitar 6 bulan setelah hari Paskah.</p> <p>Jika Tuhan menghendaki kita untuk mengingat-ingat dan merayakan hari kelahiran Yesus, niscaya Dia tidak akan menyembunyikan hari kelahirannya.</p> <p><strong><br /></strong></p><p><strong>Proses Natal Masuk ke Gereja</strong></p> <p><em>NewSchaff – Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge</em> dalam artikelnya yang berjudul “<em>Christmas</em>” menguraikan dengan jelas sebagai berikut :</p> <p></p><blockquote><em>“How much the date of the festival depended upon the pagan Brumalia (Dec. 25) following the Saturnalia (Dec. 17-24), and celebrating the shortest day of the year and ‘the new sun’…can not be accurately determined. The pagan Saturnalia and Brumalia <strong>were too deeply entrenched in popular custom to be set aside by Christian influence</strong>… The pagan festival with its riot and marrymaking was so popular that Christians were glad of an excuse to continue its celebration with little change in spirit and in manner. Christian preachers of the West and the Near East protested against the unseemly frivolity with which Christ’s birthday was celebrated, while Christians of Mesopotamia accused <strong>their Western brethren of idolatry and sun worship for adopting as Christian this pagan festival</strong>”</em>. [“Sunguh banyak tanggal perayaan yang terkait pada kepercayaan pagan/penyembah berhala Brumalia (25 Desember) sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17 – 24 Desember), dan perayaan menjelang akhir tahun, serta perayaan menyambut kelahiran matahari baru….tidak dapat ditentukan secara pasti (jumlahnya). Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia sudah berurat berakar dan populer tersebut dalam adat istiadat tersebut <strong>diambil oleh Kristen</strong>. Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu, Kristen Mesopotamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model penyembahan terhadap dewa Matahari” .</blockquote><p></p> <p>Perlu diingat ! Menjelang abad pertama sampai abad keempat Masehi, dunia dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad keempat Masehi, dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen.</p> <p>Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Perayaan ini adalah pesta-pora dengan penuh kemeriahan, dansangat disenangi oleh rakyat. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu. Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adat itu. Di dalam artikel yang sama – <em>New Schaff – Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge</em> menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari “<em><strong>Sunday</strong></em>” sebagai hari kelahiran dewa matahari. Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan <strong>Anak Tuhan</strong> (Yesus) identik dengan ”Matahari”. Kemudian pada abad keempat masehi, kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran <em><strong>Sun-God</strong></em> (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran <em><strong>Son of God</strong></em> (Anak Tuhan, yaitu Yesus).</p> <p>Demikianlah asal-usul ”<em>Christmas</em>” atau Natal yang dilestarikan oleh dunia barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah menjadi selain <em>Sun-Day</em>, <em>Son of God</em>, <em>Christmas</em>, dan Natal; pada hakekatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa matahari. Sebagai contoh, kita bisa saja menamakan kelinci itu dengan nama singa, tetapi bagaimanapun juga fisiknya tetap kelinci.</p> <p>Marilah kita kembali membaca <em>Encyclopedia of Brittanica</em> yang mengatakan sebagai berikut :</p> <p><em>“Certain Latins, as early as 354, may have transferred the birthday from January 6th <strong>to December 25, which was then a Mithraic feast….. or birthday of the unconquered Sun</strong>… The Syrians and Armenians, who clung to January 6th, accused the Romans of suns worship and idolatry, contending…that the feast of December 25th, had been invented by disciples of Cerinthus…”.</em> [“Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak tahun 354 telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke <strong>25 Desember, yang merupakan dari kelahiran anak dewa Mitra atau kelahiran dewa Matahari yang tidak terkalahkan.</strong> Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh Cerinthus”]. (siraaj/arrahmah.com).</p><p><br /></p> <div align="justify"> <p><span style="font-size:85%;">Catatan kaki :</span></p> <p><span style="font-size:85%;"><a title="" name="_ftn1" href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8372105893582766617#_ftnref1"></a>[1] Di wilayah Yudea, setiap bulan Desember adalah musim hujan dan hawanya sangat dingin.</span></p><p><span style="font-size:85%;"><span>[2] </span>Adam Clarke Commentary, Vol. 5, Page 370, New York</span></p><p><span style="font-size:85%;"><span>Sumber </span>: <em>The Plain Truth About Christmas</em> oleh Herbert W. Armstrong (1892 – 1986 – Worldwide Church of God, California USA 1984.</span></p></div> <p><br /></p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-86806895791072882282011-12-23T21:45:00.003+07:002011-12-31T21:32:13.774+07:00Haramnya Kaum Muslim Ikut Natalan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsfxzsKrZgiaBoKxsoNoBl8h_AB7mhXTJkYnVZg65gSsBzsm7oLaYXiqJrFb83l46UXsp55YBwqz7nvPvuOvhIBH3SIUFjOh0mAPRM3NV5f8omxE78eKv-NeNWOn2U5z6uE1AdR6pW1fx7/s1600/buya_hamka.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsfxzsKrZgiaBoKxsoNoBl8h_AB7mhXTJkYnVZg65gSsBzsm7oLaYXiqJrFb83l46UXsp55YBwqz7nvPvuOvhIBH3SIUFjOh0mAPRM3NV5f8omxE78eKv-NeNWOn2U5z6uE1AdR6pW1fx7/s320/buya_hamka.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5690080899355569842" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - <span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Menjelang perayaan Natal bagi umat Kristiani, ada perkara yang harus difahami oleh umat Islam agar tidak terjerumus dalam perbuatan haram dan syirik. Yaitu, tentang <span style="font-weight: bold;">hukum mengikuti perayaan Natal bersama </span>yang dilakukan oleh umat Kristiani. Sebab, biasanya mereka mengajak umat Islam untuk mengikutinya sebagai balasan dari kebiasaan mereka ikut acara halal bihalal atau acara Maulid umat Islam. Umat Islam dalam hal ini tidak boleh menganggap hal itu sekedar sebagai hubungan sosial, tapi harus merujuk kepada hukum agama, bagaimana menurut agama Islam. Boleh atau tidak? Halal atau haram?</span><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;font-family:times new roman;"><span style=";font-size:100%;" ><span style="font-family:georgia;">Dalam masalah mengikuti natalan bersama umat Kristiani ini, MUI telah mengeluarkan fatwa pada tahun 1981 di masa Ketua Umum MUI <span style="font-weight: bold;">Prof. Dr. Buya Hamka</span>.<br /></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:times new roman;"><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" ><span style="font-family:georgia;">Fatwa MUI yang ditandatangtani Ketua Komisi Fatwa KH. Syukri Ghazali dan Sekretaris H. Masudi tersebut intinya sebagai berikut :</span><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Pertama</span>, bahwa ummat Islam tidak boleh mencampuradukkan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain berdasarkan :</span></p><ol><li><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Al-Qur‘an surat Al-Kafirun [109] ayat 1-6 : “<span style="font-style: italic;">Katakanlah hai orang-orang kafir, 'aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku</span>”.<br /></span></li><li><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Al-Qur‘an surat Al-Baqarah [2] ayat 42 : “<span style="font-style: italic;">Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui</span>”. </span><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >(FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PERAYAAN NATAL BERSAMA point B)</span></li></ol><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Kedua</span>, bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih daripada satu, Tuhan itu mempunyai anak Isa Al-Masih itu anaknya, bahwa orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas:</span></p><ol><li><span style=";font-size:100%;" >Al-Qur‘an surat Al-Maidah [5] ayat 72 : "<span style="font-style: italic;">Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putera Maryam'. Padahal Al Masih sendiri berkata, 'Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu'. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah Neraka, tidak adalah bagi orang zhalim itu seorang penolong pun</span>”</span></li><li><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Al-Qur‘an surat Al-Maidah [5] ayat 73 : “<span style="font-style: italic;">Sesungguhnya kafir orang-orang yang mengatakan, 'Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga (Tuhan itu ada tiga)', padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih</span>”</span></li><li><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Al-Qur‘an surat At-Taubah [9] ayat 30 : “<span style="font-style: italic;">Orang-orang Yahudi berkata Uzair itu anak Allah, dan orang-orang Nasrani berkata Al-Masih itu anak Allah. Demikianlah itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan/perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah-lah mereka bagaimana mereka sampai berpaling</span>”.(FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG PERAYAAN NATAL BERSAMA point D).</span></li></ol><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Islam mengajarkan Bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas Al Qur‘an surat Al Ikhlas :<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"></p><blockquote><span style=";font-size:100%;" >“<span style="font-style: italic;">Katakanlah, 'Dia Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun/sesuatu pun yang setara dengan Dia</span>”.</span><span style=";font-size:100%;" ></span></blockquote><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Ketiga</span>, Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas :</span><p></p><ol><li><span style=";font-size:100%;" >Hadits Nabi SAW dari Nu‘man bin Basyir : “<span style="font-style: italic;">Sesungguhnya apa apa yang halal itu telah jelas dan apa apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi diantara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram) kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barang siapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang menggembalakan binatang makan di daerah larangan itu. Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati)</span>”.</span></li><li><span style=";font-size:100%;" >Kaidah Ushul Fiqih : </span></li></ol><blockquote><span style=";font-size:100%;" >“<span style="font-style: italic;">Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak dihasilkan)</span>.” (point F dan G).</span></blockquote><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Berdasarkan tiga pertimbangan di atas, MUI memfatwakan :</span><br /><ul><li><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.</span></li><li><span style=";font-size:100%;" >Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.</span></li><li><span style=";font-size:100%;" >Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.</span></li></ul><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >(Jakarta, 01 Jumadil Awal 1401 H, 07 Maret 1981, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Ketua K. H. M SYUKRI GHOZALI Sekretaris Drs. H. MAS‘UDI, Sumber: Himpunan Fatwa Mejelis Ulama Indonesia 1417H/ 1997, halaman 187-193).<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" ><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">Camkan!</span><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=" Tahoma","sans-serif";font-size:100%;" >Fatwa MUI itu memfokuskan haramnya mengikuti upacara natal. Dan agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal. Oleh karena itu, di dalam hari-hari perayaan Natal oleh Umat Kristiani, kita umat Islam cukup dengan memberikan sikap toleran, yakni dengan membiarkan mereka merayakannya dan tidak mengganggunya.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" >Namun kita tetap tegas untuk tidak mengikuti perayaan tersebut karena semata menjaga kesucian agama Islam dan menjaga kemurnian aqidah kita serta keikhlasan kita dalam memeluk agama Allah SWT. Tidak mencampurkan dengan aqidah dan kepercayaan lain, apalagi sudah diterangkan kekeliruan dan kebatilannya sebagaimana dasar-dasar pertimbangan fatwa MUI di atas. Marilah kita resapi Firman Allah Swt. : ”<span style="font-style: italic;">Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa</span>". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS. Al Kahfi 120).<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:georgia;"><span style=";font-size:100%;" >Sahabat Nabi saw., Ibnu Abbas r.a, dalam tafsirnya mengatakan bahwa Tuhan Yang Esa dalam ayat tersebut adalah Tuhan yang tanpa anak dan tanpa sekutu. </span></p><p class="MsoNormal" face="georgia" style="text-align: justify; line-height: normal; "><span style=";font-size:100%;" >Itulah Allah Swt., Tuhan yang benar-benar Esa dan kita diwajibkan mengesakan-Nya atau mentauhidkan-Nya.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal; font-family:times new roman;"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Shodiq Ramadhan http://www.suara-islam.com</span><span style="font-size:100%;"><br /></span></p> <p style="font-family: times new roman;" class="MsoNormal"> </p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-89609425025241741192011-12-02T22:36:00.002+07:002011-12-31T21:32:32.122+07:00Keutamaan Puasa di Bulan Muharram<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdqnGnWAu8M7vp-7BGEfTpl-UFUMdZI1GT0HCOR9lj1QdENbVF3aERd4i0VlTPcb_-bRqseMBK1ix9AZ31k2EWpM2Hdd9fysnRlE2Cdt47u2_DQ4gl4RpBJyzN9RG44Zf20Vzy8hY8CSWR/s1600/muharram.gif"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 247px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdqnGnWAu8M7vp-7BGEfTpl-UFUMdZI1GT0HCOR9lj1QdENbVF3aERd4i0VlTPcb_-bRqseMBK1ix9AZ31k2EWpM2Hdd9fysnRlE2Cdt47u2_DQ4gl4RpBJyzN9RG44Zf20Vzy8hY8CSWR/s320/muharram.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5681189777078735810" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Sesungguhnya <span style="font-style: italic;">syahrullah </span>(bulan Allah) Muharram adalah bulan yang agung dan diberkahi. Bulan pertama dari penanggalan hijriyah. Dan salah satu dari empat bulan haram yang disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya :<p style="text-align: justify;"></p><blockquote>“<em>Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu</em>”. (QS. Al-Taubah : 36)</blockquote><p></p> <p style="text-align: justify;">Dari Nabi <em>shallallahu 'alaihi wasallam</em>,</p> <p style="text-align: justify;"></p><blockquote>"<em>Setahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati. Yang tiga berurutan, yaitu Dzul Qa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Sedangkan (satunya adalah) Rajab Mudhar yang berada antara Jumadil Tsaniah dan Sya'ban.</em>" (HR. Bukhari no. 2958). </blockquote>Dan dinamakan Muharram karena dia termasuk bulan yang diharamkan (dihormati) dan keharamannya tadi diperkuat lagi dengan namanya (<span style="font-style: italic;">haram</span>).<p></p><p class="com"><br /></p><p style="text-align: justify;"><strong>Keut</strong><strong>amaan memperbanyak Puasa Sunnah Pada Bulan Muharram</strong></p> <p style="text-align: justify;">Mengagungkan <span style="font-style: italic;">syahrullah Muharram</span> adalah dengan tidak melakukan kemaksiatan di dalamnya. Sebaliknya, dianjurkan untuk mengisinya dengan amal-amal ketaatan. Salah satunya, adalah memperbanyak puasa di dalamnya.</p><p class="com">Dari Abu Hurairah <em>radhiyallahu ‘anhu</em> dia berkata, Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda :<br /></p><p><span style="font-size:130%;"> أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ</span></p> <p></p><blockquote>“<em>Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.</em>“ (HR Muslim : 1163). </blockquote><p></p> <p><span id="more-1711"></span></p> <p>Hadits yang mulia ini menunjukkan dianjurkannya berpuasa pada bulan Muharram, bahkan puasa di bulan ini lebih utama dibandingkan bulan-bulan lainnya, setelah bulan Ramadhan.<br /></p><p>Puasa yang paling utama dilakukan pada bulan Muharram adalah puasa <em>‘Aasyuura’</em> (puasa pada tanggal 10 Muharram), karena Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> melakukannya dan memerintahkan para sahabat <em>radhiyallahu ‘anhum </em>untuk melakukannya, dan ketika Nabi <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> ditanya tentang keutamaannya beliau bersabda : “<em>Puasa ini menggugurkan (dosa-dosa) di tahun yang lalu</em>“ (HR. Bukhori-Muslim).<br /></p><p>Lebih utama lagi jika puasa tanggal 10 Muharram digandengankan dengan puasa tanggal 9 Muharram, dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> ketika disampaikan kepada beliau bahwa tanggal 10 Muharram adalah hari yang diagungkan orang-orang Yahudi dan Nashrani, maka beliau bersabda :<br /></p><blockquote>“<em>Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (bersama 10 Muharram).</em>” (HR. Muslim : 1134).<br /></blockquote>Sebagian ulama ada yang berpendapat di<em>-makruh-</em>kannya (tidak disukainya) berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja, karena menyerupai orang-orang Yahudi, tapi ulama lain membolehkannya meskipun pahalanya tidak sesempurna jika digandengkan dengan puasa sehari sebelumnya. <p>Sebab Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> memerintahkan puasa tanggal 10 Muharram adalah karena pada hari itulah Allah <em>Ta’ala </em>menyelamatkan Nabi Musa <em>álaihis salam</em> dan umatnya, serta menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya, maka Nabi Musa <em>‘alaihis salam </em>pun berpuasa pada hari itu sebagai rasa syukur kepada-Nya, dan ketika Rasulullah <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>mendengar orang-orang Yahudi berpuasa pada hari itu karena alasan ini, maka beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam </em>bersabda,</p><p><span style="font-size:130%;">فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ</span></p> <p></p><blockquote>“<em>Kita lebih berhak (untuk mengikuti) Nabi Musa ‘alaihis salam daripada mereka</em>“ (HR. Bukhori-Muslim). </blockquote>Kemudian untuk menyelisihi perbuatan orang-orang Yahudi, beliau <em>shallallahu ‘alaihi wa sallam</em> menganjurkan untuk berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram, yang pada tahun 2011 ini jatuh pada tanggal 5 dan 6 Desember, tepatnya pada hari Senin dan Selasa lusa.<br /><p></p> <p style="text-align: justify;"><strong><br /></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>Penutup</strong></p> Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram, yang seharusnya dimuliakan. Cara memuliakannya bukan dengan mengkramatkannya sehingga menetapkan mitos-mitos yang tak ada dasarnya. Memuliakannya adalah dengan tidak mengerjakan maksiat dan dosa besar di dalamnya. Di samping itu memperbanyak amal shalih sebagai lawan dari maksiat, dan salah satu amal shalih yang ditekankan adalah berpuasa. Dianjurkan memperbanyak puasa di dalamnya, tapi tidak berpuasa seluruh hari-harinya.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Wallahu Ta'ala a'lam. </span>(<span style="font-weight: bold;">ASF</span>) <p>***</p><p>dari berbagai sumber</p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-79262667108605921952011-11-30T22:12:00.004+07:002011-12-31T21:33:09.969+07:00Keagungan bulan Muharram<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9TwkEHs8YSKyPH5dTH5peF6-DeTbbwN39ok3FQTmhXAjtKGjVhbqmewS1dveVxtNTIF61xDWSE_WNYxG1sWpPALHvuaqw0VlfHHRylSvvNV5VLv-t4_XwSozj0QmUo50zIknoTAo2pStQ/s1600/Muharram_Ul_Haram.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9TwkEHs8YSKyPH5dTH5peF6-DeTbbwN39ok3FQTmhXAjtKGjVhbqmewS1dveVxtNTIF61xDWSE_WNYxG1sWpPALHvuaqw0VlfHHRylSvvNV5VLv-t4_XwSozj0QmUo50zIknoTAo2pStQ/s320/Muharram_Ul_Haram.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5681193911660402962" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Kini kita berada di pekan pertama bulan Muharram 1433 H. Bulan Muharram adalah bulan yang agung dan penuh berkah. Ia merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan salah satu dari empat bulan Haram. <p>Sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt. :</p> <p dir="RTL" style="text-align:right;direction:rtl;unicode-bidi:embed"><span lang="AR-SA" style="font-size:130%;">إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ</span><span dir="LTR" style="font-size:130%;"></span></p> <p></p><blockquote>“<span style="font-style: italic;">Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri dalam bulan yang empat itu</span>”. <strong style="font-weight: normal;">(QS. At-Taubah [009] : 36)</strong></blockquote><p></p> <p dir="RTL" style="text-align:right;direction:rtl;unicode-bidi:embed"><span lang="AR-SA" style="font-size:130%;">وعَنْ أَبِي بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : .. السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ</span><span dir="LTR" style="font-size:130%;"></span></p> <p></p><blockquote>Dari Abu Bakrah RA dari Nabi SAW bersabda : “<span style="font-style: italic;">Satu tahun terdiri dari dua belas bulan, di antaranya terdapat empat bulan Haram. Tiga bulan Haram berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzuhijah, dan Muharram. Satu bulan Haram lainnya adalah Rajab bangsa Mudhar yang berada di antara bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban</span>”. <strong style="font-weight: normal;">(HR. Bukhari dan Muslim)</strong></blockquote><p></p> <p>Bulan ini disebut bulan <span style="font-style: italic;">Muharram </span>karena tergolong sebagai bulan <span style="font-style: italic;">Haram</span>, sekaligus sebagai penegasan keharaman melakukan peperangan dan tindakan kezaliman lainnya di bulan ini. Sebagaimana firman Allah di atas (yang artinya) : “<em>Maka janganlah kalian menganiaya diri dalam bulan yang empat itu</em>!”. <strong style="font-weight: normal;">(QS. At-Taubah [009] : 36)</strong></p> <p><span style="font-weight: bold;">Imam Adh-Dhahak bin Muzahim</span> berkata : ”<span style="font-style: italic;">Bulan-bulan tersebut disebut bulan Haram agar tidak terjadi peperangan pada bulan-bulan tersebut</span>”.</p> <p>Maksud ayat yang mulia di atas adalah janganlah kalian melakukan kezaliman dalam empat bulan yang Haram tersebut, karena larangannya dan dosanya lebih besar dibanding kezaliman pada bulan-bulan yang lain, meski pada dasarnya kezaliman kapan pun dilarang oleh Islam.</p> <p></p><blockquote><p>Sahabat <span style="font-weight: bold;">Ibnu Abbas RA </span>berkata : “<span style="font-style: italic;">Janganlah kalian melakukan kezaliman dalam seluruh bulan. Kemudian Allah secara khusus menyebutkan empat bulan. Allah menjadikannya sebagai bulan Haram dan Allah menegaskan larangan yang lebih kuat atas kezaliman pada bulan tersebut. Perbuatan kezaliman pada bulan tersebut akan lebih besar dosanya, dan amal shalih pada bulan tersebut akan lebih besar pahalanya</span>”.</p><p><span style="font-weight: bold;">Qatadah bin Di’amah as-Sadusi</span> berkata : “<span style="font-style: italic;">Sesungguhnya perbuatan kezaliman pada bulan-bulan Haram adalah lebih besar kesalahan dan dosanya, dibandingkan kezaliman pada bulan-bulan yang lain. Meskipun kezaliman dalam keadaan apapun besar dosanya. Namun Allah mengagungkan dari urusan-Nya apa saja yang Allah kehendaki</span>”.</p></blockquote><p></p> <p><em>Wallahu a’lam bish-shawab</em></p> <p>(muhib al-majdi/arrahmah.com)</p> <p class="MsoNormal"> </p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-19312517866912665922011-11-28T21:49:00.003+07:002011-12-31T21:33:50.092+07:00KMNU Jabar Gelar Musyawarah di Gedongan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCCphlg31siUy-2ZRpjiZnIy_-R9XvRP9MQvwyOdMCDwv6Yx98fspP1iYMKhj2iWqIvZYc38X_RfOACMV8xAVI5hyyugOiaH06Lj-7L5G4E8VO6qrxFyTjHMAhERl9f5fABg7VSLab3A18/s1600/kmnu+jabar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCCphlg31siUy-2ZRpjiZnIy_-R9XvRP9MQvwyOdMCDwv6Yx98fspP1iYMKhj2iWqIvZYc38X_RfOACMV8xAVI5hyyugOiaH06Lj-7L5G4E8VO6qrxFyTjHMAhERl9f5fABg7VSLab3A18/s320/kmnu+jabar.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5681914736607588386" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Kaum Muda Nahdlatul Ulama (KMNU) se-Jawa Barat selama dua hari, Senin hingga Selasa, (28-29/11) mengadakan musyawarah di Pondok Pesantren Gedongan, Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. <p style="text-align: justify;">Acara yang dikemas dalam bentuk Musyawarah Kader Muda Nahdlatul Ulama se-Jawa Barat ini, mengambil tema "Meneguhkan kembali <span style="font-style: italic;">Ghiroh Nahdlotul Fikr </span>di Kalangan Muda NU". Kegiatan ini dihadiri sejumlah intelektual muda NU se-Jawa Barat dan sejumlah tokoh ulama berpengaruh di Jabar.<br /></p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>Kegiatan seperti ini disambut positif, karena akan memberi dampak bagi pembangunan di Jawa Barat. "Kegiatan ini memiliki nilai positif, karena, pemikiran kalangan muda NU dapat terakomodir sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kiprah NU dalam membangun bangsa," kata <span style="font-weight: bold;">Ahmad Syaichu</span>, salah seorang tokoh muda NU asal Kabupaten Cirebon yang turut hadir pada acara tersebut. </blockquote><p></p> <p style="text-align: justify;">Sementara itu, <span style="font-weight: bold;">Abdul Muiz Syairozi</span>, ketua pelaksana kegiatan ini mengungkapkan, beberapa pemikiran kaum muda NU yang sangat progresif akan direkomendasikan kepada pengurus NU Jawa Barat, untuk segera ditindaklanjuti. Di antaranya, menurut Muiz, terkait perlunya membuat komunitas-komunitas di berbagai wilayah di Jawa Barat untuk penguatan wacana ke-NU-an.</p> <p style="text-align: justify;">Lebih lanjut Muiz mengatakan bahwa PWNU Jawa Barat perlu memfasilitasi kader muda NU seperti Ansor, Fatayat, IPNU, IPPNU dan lainnya untuk merumuskan kembali pola kaderisasi dilingkungannya masing-masing. Sehingga akan lebih jelas arah gerakan dari masing-masing organisasi kepemudaan di NU tersebut.</p> <p style="text-align: justify;">Disebutkan, dalam musyawarah tersebut juga menghasilkan sebuah rekomendasi berupa tuntutan kepada pemerintah dan DPR RI agar segera mengesahkan undang-undang tentang "Ma'had Aly" sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.</p> <p style="text-align: justify;">Sebagaimana diketahui selama ini, <span style="font-style: italic;">Ma'had Aly</span> sebagai jenjang pendidikan tertinggi di pesantren, belum dianggap sebagai perguruan tinggi sebagaimana perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia. Padahal dari sisi kurikulumnya, <span style="font-style: italic;">Ma'had Aly</span> memiliki kurikulum yang standar, bahkan mungkin dari sisi keahlian atau penguasaan materi, mahasiswa/santri Ma'had Aly akan lebih mumpuni.</p> <p style="margin: 6pt 0cm 0.0001pt; text-align: justify; line-height: normal;">Oleh karena itu, salah satu bahasan penting yang dilakukan KMNU pada kesempatan ini adalah mengenai kondisi dan posisi Ma’had Aly dalam lingkup perguruang tinggi di Indonesia.</p> <p style="text-align: justify;">Itulah kontribusi pemikiran kaum muda NU agar kiprah kaum nahdliyin memili akuntabilitas dalam kehidupan berbangsa," kata Abdul Muiz yang juga koordinator KMNU Jawa Barat ini. <strong style="font-weight: normal;">(Yuri/Job | CirebonNews.Com)</strong></p>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-85155906205292928502011-11-11T00:00:00.004+07:002011-12-31T21:34:03.491+07:00Musyrik, Meyakini Momen 11-11-2011 sebagai Hari Baik & Keberuntungan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV2tAM-87Pt6-mjCSPfKlXJOftXkE7rwIAQejjzxZpZbyYT2tGjnwTa-ZTpTnBpJXTbkXAygr3JDaJk0I7gQ95opEiB78ZTLi729qxF-16mQH7Cfspc4i1KntHs9-N1UK9IHetH0Km6YiY/s1600/11-11-11.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 212px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV2tAM-87Pt6-mjCSPfKlXJOftXkE7rwIAQejjzxZpZbyYT2tGjnwTa-ZTpTnBpJXTbkXAygr3JDaJk0I7gQ95opEiB78ZTLi729qxF-16mQH7Cfspc4i1KntHs9-N1UK9IHetH0Km6YiY/s320/11-11-11.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5673520182043351058" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Ketua Umum <span style="font-style: italic;">Khairu Ummah </span><span style="font-weight: bold;">Ustadz Ahmad Yani</span> menegaskan, dalam Islam, semua hari dan tanggal itu baik. Sedangkan, hari terbaik adalah hari Jumat. Namun, tidak boleh meyakini tanggal tertentu, seperti 11/11/2011 sebagai tanggal baik yang bisa membawa keberuntungan, kecuali yang disyariatkan dalam Islam. Meyakini tanggal itu sebagai sesuatu yang istimewa bisa menjerumuskan seseorang pada kurafat yang menjurus pada kesyirikan.<br /><br />Bukan rahasia umum, tanggal “cantik” 11/11/11 dianggap istimewa bagi sebagian orang. Selain menghelat pernikahan, ada pula yang ingin anaknya lahir pada tanggal tersebut sampai menghadapi ujian tesis.<br /><br />Bahkan ada beberapa <span style="font-style: italic;">event </span>penting yang diadakan pada tanggal tersebut. Apa saja?<br />Perhelatan olahraga akbar tingkat Asia Tenggara, <span style="font-style: italic;">South East Asean (SEA) Games XXVI </span>akan dibuka pada tanggal 11 November 2011, di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan.<br /><br />Satu event lagi akan diadakan pada tanggal ini, yaitu pengumuman 7 keajaiban dunia baru oleh <span style="font-style: italic;">New7Wonders</span>. Pulau Komodo menjadi salah satu kandidat juara.<br /><br />Lucunya lagi, seorang ustdz muda ikut-ikutan menandai pernikahannya pada tanggal 11-11-2011. Sebut saja <span style="font-weight: bold;">Ustad Soleh Mahmud</span> alias <span style="font-style: italic;">Ustad Solmed </span>yang akan menikahi artis sinetron <span style="font-weight: bold;">April Jasmine</span>. Ada pula aktris <span style="font-weight: bold;">Emma Waroka </span>yang akan menikah dengan sang kekasih <span style="font-weight: bold;">Juan Luis Lillo Jara</span>.<br /><br />Saking banyaknya yang menjadikan tanggal cantik 11 November 2011 atau 11/11/11 sebagai tanggal pernikahan. Kantor Urusan Agama (KUA) pun kebanjiran permintaan pernikahan pada tanggal cantik tersebut. Masjid Pondok Indah sampai menolak 20-an pasang calon pengantin yang hendak menikah di tempat itu. Tak hanya pada 11/11/11, Masjid Pondok Indah juga ramai pada tanggal cantik lain yaitu 20/11/2011. Mereka yang akan menikah pada 11/11/11 ini, sudah memesan lokasi akad atau resepsi di Masjid Pondok Indah 5 bulan sebelumnya.<br /><br />"<span style="font-style: italic;">Untuk tanggal 11 bulan 11 tahun 2011, sudah ada 4 pasangan. Yang menggelar resepsi 1 pasang, 3 pasang akad nikah. Jadi dari pagi sampai sore ini full. Ini kan jatuhnya hari Jumat. Hampir tidak pernah terjadi, kalau hari libur saja Sabtu-Minggu sampai 2 orang</span>", ujar pengelola gedung serbaguna Masjid Pondok Indah, Ramli.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Keyakinan Mistis Zionis</span><br /><br />Teringat dulu pernah ada isu akan terjadi peristiwa besar : kiamat, ketika kalender menunjukkan angka 9 bulan september tahun 1999 pukul 09:09 lebih 9 detik (9-9-99 09:09:09). Segala hal dalam keyakinan mistis <span style="font-style: italic;">Kabbalah </span>senantiasa dikaitkan dengan simbologi. Numerologi atau ilmu tentang angka yang merupakan salah satu kegemaran mereka. Sebab itu salah satu ilmu yang dikembangkan kaum Yahudi adalah ilmu Geometri dan mereka disebut sebagai <span style="font-style: italic;">Geometrian</span>.<br /><br />Kegemaran kepada simbol angka-angka berasal dari keyakinan mereka bahwa kosmos ini seluruhnya bergerak secara matematis. Misalnya, satu hari itu 24 jam, satu pekan 7 hari, satu bulan 30 hari, dan satu tahun 365 hari. Semuanya menunjukkan angka. Dan angka 13 serta 666 menunjukkan angka setan.<br /><br />Angka 9.11 sendiri yang menunjuk pada tanggal kejadian WTC yakni 9 September juga sarat dengan simbologi setan.<br /><br />Mengenai angka 11, para Kabalis menganggap angka tersebut merupakan salah satu simbol setan, selain 666. <span style="font-weight: bold;">Anton LaVey</span>, pendiri <span style="font-style: italic;">Gereja Setan </span>dunia, memilih angka 11 ketika dirinya menyusun 11 Pasal Setan di Bumi (<span style="font-style: italic;">The Eleven Satanic Rules of the Earth</span>) dan memilih angka 9 untuk menyusun <span style="font-style: italic;">The Nine Satanic Statements</span>. <span style="font-weight: bold;">LaVey </span>telah lama memilih angka 11 dan 9 sebagai angka setan.<br /><br />Dalam ilmu perbintangan (Astrologi), sebagai basis dari Numerologi, angka 11 biasanya menunjukkan Pemimpin. Angka 11 juga merepresentasikan Dosa, Pelanggaran, dan Resiko. Jika angka 10 melukiskan kesempurnaan, maka angka 11 menyimbolkan sesuatu yang lebih. Jika dipisah (1 + 1 = 2) maka akan ditemukan sebuah dualitas yang saling berhadapan dan setara : Lucifer dan Tuhan. Kegelapan dan Cahaya.<br /><br />Angka 11 menurut Zionis Yahudi adalah angka penuh kesucian. Jika angka 11 dikalikan dengan angka sempurna, 3, maka akan didapat angka 33, sebuah angka yang amat penting bagi dunia <span style="font-style: italic;">Okultisme</span>. Tahun 1933 merupakan tahun lahirnya <span style="font-style: italic;">Manifesto Humanis</span>, sebuah gerakan dari para <span style="font-style: italic;">Kabbalis</span>. Simbol-simbol dalam Astrologi (Zodiak) juga berjumlah 11.<br /><br />Menara kembar WTC sendiri jika diperhatikan bangunannya mirip dengan angka 11. Menara WTC sendiri bertempat di New York, sebuah kota yang berada di negara bagian ke-11 yang bergabung dengan Amerika Serikat. WTC memiliki 110 lantai, jika angka ‘0’ dibuang maka didapatkan angka 11.<br /><br />WTC merupakan pusat dari <span style="font-style: italic;">Trade Center </span>dan dijuluki <span style="font-style: italic;">Skycrappers</span>, masing-masing jumlah hurufnya 11. Jika nama menara itu ditulis secara lengkap maka akan menjadi <span style="font-style: italic;">World Trade Center </span>yang berjumlah 22 huruf, yaitu 11 X 2 = 22.<br /><br />Lalu tanggal terjadi peristiwa tersebut adalah tanggal 11 bulan 9, yang bisa disusun menjadi : 1 + 1 + 9 = 11. 11 September sendiri mempunyai 2 angka dan 9 huruf, 2 + 9 = 11. Dan uniknya lagi, Menara WTC ambruk pada jam 10.28 am, 1 (0) + 2 + 8 = 11.<br /><br />Selain itu, peristiwa WTC terbukti menguntungkan pemerintah Amerika Serikat dan juga Zionis-Israel. Pemimpin-pemimpinnya adalah <span style="font-weight: bold;">George W. Bush </span>dan <span style="font-weight: bold;">Ariel Sharon</span>, masing-masing jumlah huruf namanya 11. Dan yang menjadi korban pertamanya : Afghanistan, 11 huruf. Apakah ini suatu kebetulan?<br /><br />Yang jelas, ini adalah mitos yang sengaja dikembangkan zionis Yahudi kepada umat Islam untuk mempercayai hal-hal klenik alias TBC (<span style="font-style: italic;">takhayul, khurafat dan bid’ah</span>). Dalam Islam, meyakini angka-angka atau tanggalan tersebut adalah musyrik. Waspadalah dengan kebohongan-kebohongan mereka. (Desastian)<br /><br />sumber asli : <a href="http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/11/09/16631/musyrik-meyakini-momen-11112011-sebagai-hari-baik-keberuntungan/">http://www.voa-islam.com/news</a>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-85024214283031096562011-11-08T00:00:00.007+07:002011-11-08T00:45:42.010+07:00Meraih Haji Mabrur<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKpiyOPra7Xi3WydnQkuZYMMhvaiEverNn3uoIjC-hytwSNbYvh6LmxZrP2xsqZ7sK3kiKyGj2VPr3uzkhhVVhdeiOVRz4OsXuyoOQWU4AyBeJ-OR2kWo9oTFz0KsHE9Wac73pHbPw443k/s1600/wukuf.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 243px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKpiyOPra7Xi3WydnQkuZYMMhvaiEverNn3uoIjC-hytwSNbYvh6LmxZrP2xsqZ7sK3kiKyGj2VPr3uzkhhVVhdeiOVRz4OsXuyoOQWU4AyBeJ-OR2kWo9oTFz0KsHE9Wac73pHbPw443k/s320/wukuf.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5672309997471828850" border="0" /></a>Setelah wukuf di Padang Arafah dan diteruskan dengan melempar jumroh, rangkaian ibadah haji yang melelahkan itu selesai sudah. Para jamaah haji dari berbagai penjuru dunia mulai melepas pakaian ihram dan <span style="font-style: italic;">tahalul</span> atau bercukur. Dengan demikian, Rukun Islam yang kelima telah sempurna ditunaikan oleh para jamaah haji, tinggal bagaimana hasilnya; apakah menjadi haji yang <span style="font-style: italic;">mabrur </span>atau sebaliknya, haji <span style="font-style: italic;">mardud</span>?, <span style="font-style: italic;">Wallahu a’lam</span> ....<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Ta'rif Haji Mabrur<br /><br /></span>HAJI MABRUR adalah dambaan dan cita-cita setiap muslim yang melaksanakan haji. Karena Allah Swt. menjanjikan melalui Nabinya dengan sabdanya :<br /><br /><span style="font-size:130%;">الحج المبرور ليس له جزاء الاّ الجنّة - رواه النّسائي </span><br /><br />“<span style="font-style: italic;">Haji mabrur itu tidak ada balasan lain, kecuali surga</span>". (HR Nasai dari Abu Hurairah).<br /><br />Tetapi pertanyaannya apakah itu Haji Mabrur? Banyak orang menafsirkan bahwa haji mabrur adalah haji yang ditandai dengan kejadian-kejadian aneh dan luar biasa saat menjalani ibadah tersebut di tanah suci. Kejadian ini lalu direkam sebagai pengalaman ruhani, yang paling berkesan. Bahkan kadang ketika ia sering menangis dan terharu dalam berbagai kesempatan itu juga dianggapnya sebagai tanda dari haji mabrur. <span style="font-weight: bold;">Imam Al-Ashfahani </span>menyebutkan; Haji Mabrur artinya haji yang diterima (<span style="font-style: italic;">maqbul</span>). (<span style="font-style: italic;">Mufradat Alfadzil Qur’an</span>, 114).<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tanda-tanda Haji Mabrur</span><br /><br />Mabrur diambil dari kata <span style="font-style: italic;">Al-Birru </span>(kebaikan). Di dalam Al-Quran Allah swt berfirman :<br /><span style="font-size:130%;"><br />لَنْ تَنَالُ الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحْبُّوْنَ<br /></span><br /><blockquote>"<span style="font-style: italic;">Kamu tidak akan mendapatkan kebajikan sehingga kamu menginfakkan sebagian apa yang kamu cintai</span>". (QS. [003] : 92).<br /></blockquote><br />Ketika digandeng dengan kata haji maka ia menjadi sifat yang mengandung arti bahwa haji tersebut diikuti dengan kebajikan.<br /><br />Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang mengantarkan pelakunya menjadi lebih baik dari masa sebelumnya. Al Qur’an juga menggunakan kata <span style="font-style: italic;">Al-Birru </span>untuk pengabdian yang terus menerus kepada orang tua "<span style="font-style: italic;">wabarraan biwalidati</span>". (QS. [019] : 32).<br /><br />Orang-orang yang selalu mentaati Allah swt dan menjauhi segala yang dilarang disebut <span style="font-style: italic;">Al-Abraar</span>, kelak mereka di hari kiamat akan ditempatkan di surga. “<span style="font-style: italic;">Innal abraara lafii na’iem</span>”. QS. [082] : 13).<br /><br />Bila digabung antara ayat ini dengan hadits Rasulullah di atas : "<span style="font-style: italic;">Al hajjul mabrrur laisa lahuu jazaa illal jannah</span>", (HR Bukhari), nampak titik temu yang saling melengkapi, bahwa haji mabrur akan selalui ditandai dengan perubahan dalam diri pelakunya dengan mengalirnya amal saleh yang tiada putus-putusnya. Bila setelah berhaji seseorang selalu berbuat baik, sampai ia menghadap Allah swt, maka jelas ia akan tergolong kelompok <span style="font-style: italic;">Al-Abraar, </span>dan pahala yang akan kelak ia dapatkan adalah surga.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Syarat Haji Mabrur<br /><br /></span>Beradasarkan pembahasan di atas bahwa untuk mencapai haji mabrur ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi :<br /><br /><span style="font-style: italic;">Pertama</span>, niat yang ikhlas karena Allah swt, bukan karena ingin dipuji orang dan berbangga-bangga dengan gelar "haji". Seorang yang tidak ikhlas dalam beramal apapun termasuk haji, Allah swt akan menolak amal tersebut sekalipun di mata manusia ia nampak begitu agung dan mulia.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Kedua</span>, bekalnya harus halal. Haji yang dibekali dengan harta haram pasti Allah swt tolak. Rasulullah saw bersabda : “Sesunguhnya Allah baik, dan tidak menerima kecuali yang baik". Di akhir hadits ini Rasulullah menggambarkan seorang musafir sedang berdo’a tetapi pakaiannya dan makanannya haram, maka Allah tidak akan menerima doa tersebut (HR. Muslim). Demikian juga ibadah haji yang dibekali dengan harta haram.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Ketiga</span>, Dari niat yang ikhlas dan bekal yang halal akan lahir syarat yang ketiga : istiqamah. Istiqamah artinya komitmen yang total untuk mentaati Allah swt dan tunduk kepada-Nya, bukan saja selama haji, melainkan kapan saja dan di mana saja ia berada. Haji tidak akan bermakna jika sekembalinya dari tanah suci, seorang tidak menyadari identitas kehambaanya kepada Allah swt. Tuntunan syetan kembali diagungkan. Merebut harta haram dan kemaksiatan menjadi kebiasaannya sehari-hari. Bila ini yang terjadi, bisa dipastikan bahwa hajinya tidak mabrur. Karena haji mabrur akan selalu diikuti dengan kebajikan. Pribadi yang istiqamah setelah menjalankan ibadah haji, akan selalu tenang. Tidak plin-plan. Perilakunya jelas tidak berwarna-warni seperti bunglon. Apa yang Allah swt haramkan senantiasa ia hindari, dan apa yang diwajibkan selalu ia tegakkan secara sempurna.<br /><br />Allah swt mengajarkan bahwa hanya iman dan harta halal yang bisa membuat seseorang selalu istiqamah mentaati-Nya. (QS. [002] : 172, [023] : 51).<br /><br />Istiqamah mempertahankan nilai-nilai haji, dan menahan diri dari segala bentuk kemungkaran sekecil apapun.<br /><br />Seseorang yang naik haji akan disebut haji mabrur setelah ia nampak bahwa hidupnya lebih istiqamah dan kebajikannya selalu bertambah sampai ia menghadap Allah SWT.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Wallahu a’lam bishshawab</span>.<br /><br /><span style="font-size:85%;">Disarikan dari : http://www.dakwatuna.com/</span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-76242806681847339682011-11-05T14:16:00.005+07:002011-12-31T21:37:17.171+07:00Panduan Qurban Halalan-Thayiban dari MUI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRHM_4aw0vLZreDItMrfpaTyAxios6gNceClnHFZbU1qZFS6LP2-0CLtW9UQYVOxJ5JK6jP8bs6eSO92DqMzmImjeEV02f_W6ZzqiN4LN7QSEF7O9J8DDsqEQ3o81tabxe0BhmshgbhZuJ/s1600/Daging.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 226px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRHM_4aw0vLZreDItMrfpaTyAxios6gNceClnHFZbU1qZFS6LP2-0CLtW9UQYVOxJ5JK6jP8bs6eSO92DqMzmImjeEV02f_W6ZzqiN4LN7QSEF7O9J8DDsqEQ3o81tabxe0BhmshgbhZuJ/s320/Daging.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5672308275504946786" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Al-Quran memerintahkan umat muslim untuk senantiasa mengkonsumsi makanan yang sehat dan halal. Oleh karena itu, ada baiknya sebelum memutuskan untuk berqurban kita memperhatikan berbagai hal, seperti pengelolaan hewan pada saat sebelum dan sesudah pemotongan, hingga pembagian dagingnya.<br /><br />Penyebaran penyakit hewan yang menular bagi hewan maupun manusia mengharuskan kita lebih cermat dan berhati-hati dalam memilih hewan qurban. Harus diakui, sebagian besar masyarakat belum mengenal bahaya penularan penyakit hewan.<br /><br />Karena itu, agar hewan qurban dan daging yang dibagikan terhindar dari bahaya yang tidak diinginkan, sebaiknya harus dipastikan bahwa hewan yang dibeli adalah hewan yang sehat. Biasanya, sebelum dijual ke masyarakat hewan qurban tersebut diperiksa oleh dokter hewan dari Dinas Peternakan. Pilihlah kambing, domba atau sapi yang hendak dibeli sudah melalui pemeriksaan dari Dinas Peternakan.<br /><br />Selain itu, selama hewan belum disembelih, hewan harus memperoleh perlakuan yang baik dengan memberikan tempat yang layak, makanan yang cukup serta tindakan lainnya. Pada malam menjelang disembelih, sebaiknya hewan tidak perlu diberi makanan lagi, cukup diberi minum saja. Mandikan hewan dengan bersih, agar kulit hewan tidak terkena kotoran.<br /><br />Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 12 tahun 2009 tentang <span style="font-weight: bold;">Standar Penyembelihan Hewan </span>menyebutkan bahwa seorang penyembelih hewan harus beragama Islam, dan sudah akil baligh, memahami tata cara penyembelihan secara syar'i serta memiliki keahlian dalam penyembelihan.<br /><br />Adapun standar proses penyembelihannya, antara lain harus dilaksanakan dengan niat menyembelih dan menyebut asma Allah. Selain itu, penyembelihan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui pemotongan saluran makanan (<span style="font-style: italic;">mari'/esophagus</span>), saluran pernafasan/tenggorokan (<span style="font-style: italic;">hulqum/trachea</span>), dan dua pembuluh darah (<span style="font-style: italic;">wadajain/vena jugularis dan arteri carotids</span>). Proses tersebut harus dilakukan dengan satu kali dan secara cepat serta memastikan adanya aliran darah dan/atau gerakan hewan sebagai tanda hidupnya hewan (<span style="font-style: italic;">hayah mustaqirrah</span>), sehingga matinya hewan diyakini disebabkan oleh penyembelihan tersebut.<br /><br />Setelah hewan disembelih, sebaiknya digantung. Namun karena peralatan yang digunakan oleh pemotongan perorangan seringkali tidak memadai, hewan sebaiknya diangkat dari tempat penyembelihan dan diletakan pada terpal plastik yang bersih. Semua pekerja harus mencuci kakinya. Jika lokasinya di lantai semen, sepatu atau sandal pekerja harus dicuci.<br /><br />Selama menguliti hewan, sebaiknya pekerja tidak merokok atau makan, agar daging tidak tercemar. Setelah dikuliti dan dipotong besar-besar pindahkan bagian tubuh tadi ke ruang pembagian daging dengan memindah tanpa pekerja masuk ke dalam ruang ini. Biarlah pekerja khusus yang sudah didalam mengerjakan.<br /><br />Tempat menyembelih hewan harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Jika di tanah, berilah plastik terpal, agar pada saat disembelih hewan tetap bersih. Lubang penampung darah dibuat cukup, agar darah tidak tercecer kemana-mana. Darah yang tercecer menyebabkan bau yang tidak sedap sekaligus sebagai tempat perkembangbiakan bakteri berbahaya.<br /><br />Bagaimana dengan pembagian daging qurban? Siapa saja yang berhak menerima? Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI <span style="font-weight: bold;">Dr.K.H. Maulana Hasanuddin, M.A </span>dalam salah satu ulasannya menjelaskan bahwa orang yang berqurban disunahkan untuk memakan daging kurbannya.<br /><br />Berbeda dengan zakat yang mengenal ketentuan mustahiq, yakni orang yang berhak menerima, di dalam qurban hal tersebut tidak dikenal. Dengan demikian, orang yang termasuk ke dalam kategori mampu pun dibolehkan menerima pembagian daging qurban. Dasarnya, kata Dr. K.H. Maulana Hasanuddin, M.A, adalah Firman Allah yang artinya, “Maka makanlah sebagian (dagingnya) dan berilah makan orang yang tidak meminta-minta dan orang yang meminta-minta”. (QS. Al-Hajj 22 : 36).<br /><br />Para ulama menjelaskan, pemberian atau pembagian daging qurban yang dikemukakan dalam ayat ini bersifat umum, tanpa ada perbedaan atau pembatasan orang yang miskin maupun yang kaya. Dari sini, kebanyakan para ulama menyimpulkan pembagian daging qurban menjadi tiga bagian : sepertiga yang pertama untuk pemilik qurban beserta keluarganya, sepertiga yang kedua untuk fakir miskin dan sepertiga yang terakhir untuk manusia secara umum, baik orang yang kaya maupun yang miskin. (FM)<br /><br /><br /><span style="font-size:85%;">Sumber :<span style="font-weight: bold;"> LP-POM MUI</span></span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-3494112454906559342011-11-03T10:31:00.003+07:002011-12-31T21:37:37.194+07:00RISALAH QURBAN<span style="font-weight:bold;">Sejarah Qurban<br /></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTmcgrRoS9SP8lj0pGIN3n9IYLr5WtJ1d162CBR0ceuep8PWG4k1tvS3ocaFSU8xV2XI6i9S1o-Ui7cGsIEnS8uBijKMhD4jzGbCATUnK3I3GjaUBBC7OKB2TF9z9XFsTh068TpryKoBxn/s1600/ibrahim+dan+ismail.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 211px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTmcgrRoS9SP8lj0pGIN3n9IYLr5WtJ1d162CBR0ceuep8PWG4k1tvS3ocaFSU8xV2XI6i9S1o-Ui7cGsIEnS8uBijKMhD4jzGbCATUnK3I3GjaUBBC7OKB2TF9z9XFsTh068TpryKoBxn/s320/ibrahim+dan+ismail.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5671404975890080642" border="0" /></a>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Asal usul ibadah qurban bermula dari peristiwa qurban Nabi Ibrahim bersama anaknya kesayangannya; Ismail (<span style="font-style: italic;">Alaihimassalaam</span>). Berawal dari mimpi Sang Ayah, yang dalam mimpinya Beliau memperoleh Perintah Allah Swt. untuk menyembelih anak yang hanya semata wayang itu. Menurut keyakinan Ibrahim, mimpi itu benar adanya.<br /><br />Ibrahim lalu membicarakan ihwal mimpinya tersebut dengan anaknya. “<span style="font-style: italic;">Hai anakku, aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?</span>” (QS 37 : 102). Mendengar perintah ayahnya, Ismail dengan yakin dan santun menjawab : “<span style="font-style: italic;">Wahai Ayah, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah, engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar</span>” (QS 37 : 102).<br /><br />Nabi Ibrahim lalu membawa Ismail ke suatu tempat di Mina. Sebelum memulai penyembelihan, Ismail mengajukan tiga permohonan : <span style="font-style: italic;">Pertama</span>, ia meminta kepada Sang Ayah untuk menajamkan pisaunya agar ia cepat mati dan tak timbul lagi rasa kasihan dan penyesalan; <span style="font-style: italic;">Kedua</span>, Ismail meminta mukanya ditutup supaya tidak menimbulkan rasa ragu dan kasihan di hati Sang Ayah; dan yang <span style="font-style: italic;">ketiga</span>, setelah dirinya disembelih, Ia meminta pakaiannya yang berlumuran darah untuk dibawa ke hadapan ibunya, sebagai saksi bahwa qurban telah dilaksanakan.<br /><br />Dengan berserah diri kepada Allah Swt., Ismail pun berbaring. Meski sempat dihalang-halangi Iblis laknatullah. Ibrahim lantas menghentakkan pisau dan mengarahkannya ke leher Sang Anak, Ismail. Tapi Allah mengganti Ismail dengan seekor domba besar (QS 37 : 107).<br /><br />Peristiwa itu kemudian diabadikan oleh Allah Swt. menjadi salah satu unsur syariat Islam yang hingga kini dilaksanakan oleh setiap Muslim dalam rangkaian Ibadah Haji dan Ibadah Qurban.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Pengertian Qurban</span><br /><br />Kata qurban berasal dari kata “<span style="font-style: italic;">Qaruba-Yaqrubu-Qurbanan</span>”, artinya dekat. Berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt.<br /><br />Qurban menurut istilah agama disebut <span style="font-style: italic;">Udhiyah</span>, dari kata <span style="font-style: italic;">dhuha</span> pada Hari Idul Adha dan Hari-hari <span style="font-style: italic;">Tasyrik</span> yaitu tanggal 11, 12 dan 13 bulan Dzulhijjah. Hukum berqurban adalah sunnah muakkad (sangat dianjurkan).<br /><br />Pahala dan faedah berqurban tergambar dalam hadist Rasulullah Saw. :<br /><blockquote>“<span style="font-style: italic;">Tak ada satupun perbuatan manusia yang paling disukai Allah pada Hari Raya Haji, selain mengalirkan darah (berqurban). Sesungguhnya orang yang berqurban itu datang pada hari kiamat membawa tanduk, bulu dan kuku binatang. Dan sesungguhnya darah qurban yang mengalir itu akan lebih cepat sampai kepada Allah dari darah itu jatuh ke bumi. Maka sucikanlah dirimu dengan berqurban</span>” (HR Tirmizi dan Ibnu Majah dari Aisyah).</blockquote><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Dasar Hukum Qurban</span><br /><br />Firman Allah dalam Al-Qur`an :<br /><br /><blockquote>“<span style="font-style: italic;">Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka shalatlah karena Rabbmu dan berqurbanlah</span>”. (QS. Al-Kautsar [108] : 1-2)<br /><br />“<span style="font-style: italic;">Daging-daging unta dan darahnya itu sama sekali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya…</span>” (QS. Al-Hajj [022] : 37)<br /></blockquote><br />Hadist Nabi Saw. :<br /><br /><blockquote>“<span style="font-style: italic;">Aku diperintahkan menyembelih binatang qurban yang disunatkan bagi kamu sekalian</span>” (HR Turmuzi).<br /><br />“<span style="font-style: italic;">Diwajibkan kepadaku berqurban dan tidak wajib atas kamu</span>”. (HR. A. Riwayat Daruqutni)<br /><br />“<span style="font-style: italic;">Barangsiapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah ia menghampiri tempat shalat kami</span>” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)<br /><br />“<span style="font-style: italic;">Barangsiapa menyembelih qurban sebelum Shalat Hari Raya Haji, maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah shalat Hari Raya dan do'a kutbahnya, sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya dan ia telah menjalani Islam</span>”. (HR. Bukhori)</blockquote><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Persyaratan Berqurban </span><br /><br />Orang yang akan berqurban (<span style="font-style: italic;">Mudohi</span>) harus memenuhi empat persyaratan berikut ini :<br /><br /><ol><li>Islam;</li><li>Merdeka (bukan hamba sahaya);</li><li>Baligh lagi berakal;</li><li>Mampu untuk berqurban. </li></ol><br />Jenis hewan yang akan diqurbankan adalah : kambing, domba, sapi, kerbau atau unta, yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :<br /><br /><ol><li>Hewan qurban dalam keadaan sehat, tidak cacat misalnya tidak pincang, tidak buta, telinganya tidak rusak, serta ekornya tidak terpotong, dan tidak kurus. (HR Turmudzi);</li><li>Umur hewan qurban untuk kambing, sapi/kerbau diutamakan yang sudah lebih dari dua tahun. Untuk unta lebih dari lima tahun atau yang telah berganti gigi, sedangkan, domba bisa kurang dari dua tahun [<span style="font-style: italic;">Kifayatul Akhyar </span>: 236]. (Penentuan umur kambing/domba dapat dilakukan dengan memperhatikan pergantian gigi gigi pertama menjadi gigi terasah, pen.);</li><li>Waktu penyembelihan dilakukan sesudah shalat Idul Adha tanggal 10 Dzulhijah sampai dengan 3 hari sesudahnya (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah).</li></ol><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban : </span><br /><br /><ul><li>Menghadapkan kepala hewan qurban ke arah kiblat;</li><li>Yang berqurban dianjurkan menyembelih sendiri atau setidaknya menyaksikan pada waktu penyembelihan;</li><li>Pada waktu menyembelih membaca “<span style="font-style: italic;">Basmalah/Tasmiyah</span>”, membaca Sholawat kepada Nabi, menghadap ke arah kiblat, mengucapkan Takbir dan membaca do'a : “<span style="font-style: italic;">Robbanaa Taqobbal minnaa innaka antassamii’ul aliim</span>”. (Yaa Allah ini perbuatan dari perintahMu saya kerjakan karenaMu, terimalah olehMu amalku ini”.</li></ul><br />Penyembelihan hewan qurban ini sebaiknya dilaksanakan di lapangan tempat penyelenggaraan sholat Iedul Adha, di halaman Musholla atau Masjid, atau di rumah orang yang berqurban.<br /><br /><span style="font-weight: bold;"><br />Kadar Berqurban</span><br /><br />Kadar berqurban untuk satu orang adalah seekor kambing, sedangkan sapi, kerbau dan unta untuk tujuh orang. Berdasarkan Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir Ra. : ”<span style="font-style: italic;">Kami telah menyembelih qurban bersama-sama Rasulullah pada tahun Hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang dan seekor sapi untuk tujuh orang</span>”.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Distribusi Daging Qurban</span><br /><br />Daging qurban didistribusikan/dibagikan kepada fakir miskin, kaum dhu'afa, boleh juga tetangga yang non-Muslim. Orang yang berkurban (<span style="font-style: italic;">mudohi</span>) boleh mengambil 1/3 bagiannya, tetapi tidak untuk dijual. Kalau sedang nazar tidak boleh memakannya.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Wallahu A’lam bish-Shawaab.... </span>[<span style="font-weight: bold;">ASF</span>]<span style="font-style: italic;"><br /></span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-4936176272651721332011-10-28T21:57:00.003+07:002011-12-31T21:39:10.618+07:00Fadhilah 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah dan Amalannya<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI0Dn1_kGiZehSrBP_WklJ0LAyqDoHk0YJbAqyPXnMgqoY7W3YO65lxLEC1D12REnw-gL1U_Pw6vxv4vUrinCJSYqmovX-V-d-LdI_dYg0ueJerS8AwDwEIuZTvVchKjE-18_mqg2iqPB3/s1600/10+dzulhijjah.jpeg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 212px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjI0Dn1_kGiZehSrBP_WklJ0LAyqDoHk0YJbAqyPXnMgqoY7W3YO65lxLEC1D12REnw-gL1U_Pw6vxv4vUrinCJSYqmovX-V-d-LdI_dYg0ueJerS8AwDwEIuZTvVchKjE-18_mqg2iqPB3/s320/10+dzulhijjah.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5668932780080025778" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">Fadhilah 10 Pertama di Bulan Dzulhijjah</span><br /><br />Bulan Dzulhijjah adalah salah satu diantara 4 bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dari Abu Bakroh Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :<br /><br />الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ<br /><br />Tahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu (terdiri dari) dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan yang disucikan. Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram dan (satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban. [HR. Bukhari (3197) dan Muslim (1679)]<br /><br />Dengan Hikmaknya Allah melebihkan zaman atau waktu tertentu untuk beramal shalih. Dimana amalan di dalamnya dilipatkan. Salah satunya adalah 10 awal di Bulan Dzulhijjah.<br /><br />Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :<br /><br />وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْر<br /><br />Demi fajar dan demi malam yang sepuluh [QS. Al-Fajr : 1-2]<br /><br />Allah telah bersumpah dalam ayat di atas dengan malam yang sepuluh yaitu sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh kebanyakan ulama tafsir.<br /><br />Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :<br /><br />عن ابن عباس قال: قال رسول الله : ((ما من أيامٍ العملُ الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام))، يعني: أيام العشر. قالوا: يا رسولَ الله، ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال: ((ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء)) رواه البخاري وأبو داود والترمذي وابن ماجه.<br /><br />Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah). Para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum bertanya: “Wahai Rasulullah, juga (melebihi keutamaan) jihad di jalan Allah? Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak juga jihad di Jalan Allah kecuali seorang yang keluar (berjihad di jalan Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikitpun. [HR Bukhari (926)]<br /><br />Lalu, manakah yang lebih afdhal, sepuluh terakhir di Bulan Ramadhan atau sepuluh awal Bulan Dzulhijjah? Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata “Jika dilihat pada malamnya, maka sepuluh terakhir Bulan Ramadhan lebih utama dan jika dilihat waktu siangnya, maka sepuluh awal Bulan Dzulhijjah lebih utama”. [Lihat Zaadul Ma’ad (1/57)]<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Amalan 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijah</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">1. Haji dan Umrah</span><br /><br />Kedua ibadah inilah yang paling utama dilaksanakan pada hari-hari tersebut. Haji adalah salah satu Rukun Islam. Allah Ta’ala berfirman :<br /><br />وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً<br /><br />Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Al Imran: 96)<br /><br />Kedua amalan ini memiliki pahala yang besar, sebagaimana yang ditunjukkan dalam sebuah hadits, dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Umrah yang satu ke umrah yang lainnya merupakan kaffarat (penghapus dosa-dosa) diantara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali Syurga" [HR. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah. Lihat Shahiihut Targhiib (1096)]<br /><br /><span style="font-style: italic;">2. Takbir dan Dzikir</span><br /><br />Memperbanyak takbir dan dzikir pada hari-hari tersebut. Sebagaimana firman Allah ta’ala :<br /><br />وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ<br /><br />Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan (QS. Al Hajj: 28)<br /><br />Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma ketika keduanya keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mereka berdua bertakbir, maka orang-orang pun ikut berakbir sebagaimana takbir mereka berdua [HR. Bukhari]. Disyariatkan pada hari-hari itu takbir muthlaq, yaitu pada setiap saat, pada saat siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyari`atkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat jama’ah fardhu. Bagi jama’ah haji dimulai sejak fajar hari arafah sedang selain jama’ah haji dimulai dari sejak zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat ashar pada akhir hari tasyriq [Lihat “Keutamaan Sepuluh Hari Dzulhijjah dan Amalan-Amalan yang Disyari’atkan” oleh Syaikh Abdullah Jibrin rahimahullah].<br /><br /><span style="font-style: italic;">3. Puasa</span><br /><br />Berpuasa pada hari-hari tersebut atau sebagiannya, terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah). Sebagaiamana terdapat dalam hadits,“Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa ‘Asyuro’ dan (juga berpuasa) sembilan hari di bulan Dzulhijjah serta tiga hari di setiap bulannya”[HR. Abu Dawud (2437), lihat Shahih Sunan Abi Dawud (2/78)]. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: "(Puasa Arafah) menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu dan setahun yang akan datang". [HR. Muslim (1162)]<br /><br /><span style="font-style: italic;">4. Qurban</span><br /><br />Memotong hewan qurban (Udhiyah) bagi yang mampu pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah). Sebagaiaman firman Allah Shubhaanahu wa Ta’ala :<br /><br />فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ<br /><br />Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah (QS. Al-Kautsar : 2)<br /><br />Berkata sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan berqurban dalam ayat ini adalah menyembelih udhiyah (hewan kurban) yang dilakukan sesudah shalat ‘Ied [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (4:505) dan Al Mughni (13:360)]. Untuk itu bagi yang mampu berkurban maka hendaknya berkurban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :<br /><br />من كان له سعةُ و لم يُضَحِّ فلا يَقربنَّ مُصلا نا<br /><br />"Barangsiapa memiliki keleluasaan (rezeki) lalu dia tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat kita". [HR. Ahmad (1/321), Ibnu Majah (3213), sanadnya hasan]<br /><br />Bagi orang yang berniat untuk berqurban hendaknya tidak memotong rambut dan kukunya sampai dia berqurban, diriwayatkan dari Umu Salamah, Rasulullah bersabda : "Jika kalian telah melihat awal bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian berniat untuk menyembelih hewan qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan kukunya". [HR. Muslim]<br /><br /><span style="font-style: italic;">5. Sholat Ied</span><br /><br />Melaksanakan shalat `Idul Adha dan mendengarkan khutbahnya. Setiap muslim hendaknya tahu akan hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. 10 Dzulhijjah merupakan hari yang paling agung di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah :<br /><br />أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ اْلقِرِّ.<br /><br />"Seutama-utama hari di sisi Allah ialah hari Iedul Adh-ha kemudian hari berikutnya". [HR. Abu Daud (II/369)(1756) dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ (1064)]<br /><br />Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan penuh semangat untuk melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah. Melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan dan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini dan berusaha mendapat ridha-Nya.<br /><br />Semoga bermanfaat, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosulullah serta keluarga dan sahabatnya.<br /><br /><span style="font-size:85%;">diperbaharui dari : <span style="font-weight: bold;">Abu Zakariya Sutrisno </span>(www.ukhuwahislamiah.com/www.thaybah.or.id)</span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-79133198535245516202011-09-07T21:41:00.001+07:002011-12-31T21:39:27.461+07:00Bada Kupat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWukubADDnMl3ji4Q9ZKh651hJbtpqW_Ehxt1MF5r1-xpBiPJY_2VrQbnJXMSZ-8fvIaWx5DY8ucebQqbCGzMukMQFvQ9OmpBc02ikZNcvnxnB2GZpVGoo0tUIaMkdKaOCJQQLhwEX2ago/s1600/kupat.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWukubADDnMl3ji4Q9ZKh651hJbtpqW_Ehxt1MF5r1-xpBiPJY_2VrQbnJXMSZ-8fvIaWx5DY8ucebQqbCGzMukMQFvQ9OmpBc02ikZNcvnxnB2GZpVGoo0tUIaMkdKaOCJQQLhwEX2ago/s1600/kupat.jpeg" border="0" /></a></div>(<span style="font-weight: bold;">MagarsariPost</span>) - Bagi Wong Magarsari Pesantren Gedongan-Cirebon, hari raya (bada) bukan cuma Iedul Fitri (Bada Kecil) dan Iedul Adha (Bada Besar) saja, tetapi ada satu bada lagi, yaitu Bada Kupat.<br /><br />Bada Besar --kadang disebut juga 'Bada Kaji', menunjuk pada Hari Raya Idhul Adha Tanggal 10 Dzulhijjah. Bada Kecil, adalah istilah lain dari Idul Fitri (Lebaran). Sementara Bada Kupat disebut juga Bada Sawal, adalah hari raya yang merujuk pada tanggal 07 bulan Syawal, seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.<br /><br />Kata “bada” sinonim dengan kata “lebar”. Bada adalah pelafalan lidah Jawa atas kata ”bakda” yang berasal dari bahasa Arab yang artinya seteleh/sesudah. Namun demikian, istilah ”lebaran” hanya diacukan pada Idul Fitri. Mengapa? Karena orang Islam secara massif berlebaran atau menyudahi atau ”selesai dari” menjalankan puasa Ramadan selama sebulan.<br /><br />Dalam praktiknya, istilah bakda (baca: bada) menunjuk pada waktu yang besar atau yang dibesarkan yang perlu diperingati terutama oleh orang Islam. Karena itu, secara sosiologis, istilah itu diduga muncul pertama kalinya dari komunitas santri.<br /><br />Pada komunitas santri, terdapat tiga sel yang saling menghidupi, yaitu santri dalam arti pelajar di pesantren; kiyai (guru di pesantren); dan pranata keagamaan yang disosialisasikan dalam dunia pesantren. Di komunitas pesantren itulah kiyai men-sunnahmuaqqod-kan para santri untuk melakukan tambihus-syiam, yaitu puasa syawal.<br /><br />Kalau puasa Syawal itu dikerjakan, maka kepadanya dijanjikan ampunan atas kesalahan (dosa) yang dilakukan setahun lalu. Ampunan Tuhan adalah urusan hablum minallah. Urusan sesamanya, yang disebut hablum minan-nas, juga harus diselesaikan. Jika keduanya dapat dijangkau dengan sempurna, maka ungkapkan kata : “Minal a’idin wal faidzin”.<br /><br />Kata “sempurna” atau “penyempurnaan” dalam bahasa Arab disebut kaffaat atau kaffatan. Dalam lidah Jawa, kata itu dilafalkan “kupat” atau “kupatan”. Ini adalah dugaan awal mengapa pada tanggal 07 Syawal disebut “Bada Kupat“.<br /><br />Pada pada saat Bada Kupat ini, mereka baru bersilaturrahim kepada kerabat dan gurunya. Dari ujung ke ujung atau berkunjung sehingga kegiatan bersillaturahim ini diberi istilah “ujung”.<br /><br />Ada dua tujuan inti dari Ujung. Yang pertama, meminta maaf atau berharap untuk bisa saling memaafkan. Yang kedua, memohon (ngalap berkah) terutama dari guru atau kiai dan dari kerabat yang dituakan.<br /><br />Ungkapan meminta dan memberi maaf secara massif menandai makna Bada Kupat, dan secara simbolik diilustrasikan dengan penyediaan dan penyajian kupat-lepet kepada tamu yang berkunjung.<br /><br />Dalam konteks ini, kupat-lepet sebagai ungkapan mengaku lepat atau luput. Pengakuan demikian penting karena itu kata kupat jika ditarik ke ranah filosofi Jawa bisa bermakna “nyukupke kang papat” (melengkapi empat hal), atau “laku kang papat” (melakukan empat hal). Keempat hal itu ialah (1) puasa Ramadan selama sebulan, (2) membayar zakat fitri, (3) shalat Id, dan (4) puasa enam hari pada bulan syawal.Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-60909785664520966162011-06-02T06:11:00.002+07:002011-06-03T17:10:38.655+07:00Berkahi Kami di Bulan Rajab ....<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinyPnrx91MhlUrN_ns8g1kIA98uAxJkpA5pq9ucIS5snFaF7ZWic9hCMOvwIoREUkg-5ybNd6GHb2DR_pCCWhOQJl0gVVezjAZMQm8y0lH4z1EUnMfcMS71GXSatTdJN9Tw3Xje9y7mPj4/s1600/rajab.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 320px; height: 221px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinyPnrx91MhlUrN_ns8g1kIA98uAxJkpA5pq9ucIS5snFaF7ZWic9hCMOvwIoREUkg-5ybNd6GHb2DR_pCCWhOQJl0gVVezjAZMQm8y0lH4z1EUnMfcMS71GXSatTdJN9Tw3Xje9y7mPj4/s320/rajab.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613933739175705986" border="0" /></a>Alhamdulillaah, hari ini kita telah memasuki bulan Rajab 1432 Hijriyah. Dalam hitungan Kalender Islam, Bulan Rajab adalah hitungan bulan ketujuh.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Kanjeng </span>Rasulullah Saw. biasa mempersiapkan diri dalam menyambut bulan suci (Ramadhan) jauh-jauh hari sebelumnya. Diantaranya adalah ketika memasuki awal bulan Rajab --dua bulan sebelum Ramadhan-- beliau telah mempersiapkan diri secara ruhani. Beliau menundukkan hati dan menancapkan niat yang suci melalui doanya :<br /><br /><span style="font-style: italic;"></span><blockquote><span style="font-style: italic;">Allaahummaa baariklanaa fii Raajaba wa Sya’ban, wa ballighnaa Ramadhaan.</span><br /><br />Yaa Allaah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan. (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik)</blockquote><br />Beliau dengan khusyuk memohon kepada Allah agar memberkahi dirinya dan kaum muslimin di dua bulan menjelang Ramadhan (Rajab dan Sya'ban). Tanpa keberkahan ini, tentulah hari-hari kita akan berkurang nilainya, apalagi dalam rangka menyongsong bulan yang penuh pahala dan ampunan dari Allah Swt.<br /><br />Demikianlah Rasulullah Saw. yang telah menjadikan bulan Rajab sebagai titik tolak, bulan pencanangan untuk menyambut Bulan Mulia Ramadhan.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Keistimewaan dan Fadilah Bulan Rajab</span><br /><br />Diriwayatkan bahawa Nabi Saw. telah bersabda : "<span style="font-style: italic;">Ketahuilah bahawa bulan Rajab itu adalah bulan Allah, maka barangsipa yang berpuasa satu hari dalam bulan Rajab dengan ikhlas, maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari Allah Swt</span>".<br /><br />Barangsiapa yang berpuasa dua hari dalam bulan Rajab mendapat kemuliaan di Sisi Allah Swt; Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tanggal 1, 2, dan 3 Rajab, maka Allah akan memberikan pahala seperti 900 tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat, dari terkena penyakit gila, penyakit putih-putih di kulit badan yang menyebabkan sangat gatal, dan diselamatkan dari fitnahnya syaitan dan dajjal; Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, permintaannya akan dikabulkan.<br /><br />Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh pintu neraka Jahanam; dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan dibukakandelapan pintu syurga.<br /><br />Barangsiapa berpuasa lima belas hari dalam bulan Rajab, maka Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya dengan kebaikan; dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka Allah akan menambahkan pahalanya. Dan barang siapa berpuasa pada tanggal 27 Rajab/Isra Mi'raj akan mendapat pahala seperti lima tahun berpuasa”.<br /><br />Sabda Rasulullah Saw. : Pada malam Mikraj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari ais dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya kepada Jibril as : "<span style="font-style: italic;">Wahai Jibril untuk siapakah sungai ini?</span>", Berkata Jibril as. : "<span style="font-style: italic;">Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca shalawat untuk engkau di bulan Rajab</span>”.<br /><br />Dalam sebuah riwayat Tsauban bercerita : .... ketika kami berjalan bersam-sama Nabi SAW melalui sebuah kubur, lalu Nabi berhenti dan Baginda menangis dengan amat sedih, kemudian baginda berdoa kepada Allah Swt. Lalu saya bertanya Rasulullah Saw. : "<span style="font-style: italic;">Ya Rasulullah Saw., mengapakan anda menangis?</span>" Lalu Rasulullah Saw. bersabda : "<span style="font-style: italic;">Wahai Tsauban, mereka itu sedang disiksa dalam kubur mereka, dan saya berdoa kepada Allah, lalu Allah meringankan siksa ke atas mereka</span>”.<br /><br />Sabda Rasulullah Saw. lagi : "<span style="font-style: italic;">Wahai Tsauban, kalaulah sekiranya mereka ini mau berpuasa satu hari saja dalam bulan Rajab, dan mereka tidak tidur semalam saja di bulan Rajab niscaya mereka tidak akan disiksa dalam kubur</span>”. Tsauban bertanya : "<span style="font-style: italic;">Ya Rasulullah Saw., apakah hanya berpuasa satu hari dan beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah boleh mengelakkan dari siksa kubur?</span>"<br /><br />Sabda Rasulullah Saw. : "<span style="font-style: italic;">Wahai Tsauban, demi Allah Zat yang telah mengutus saya sebagai nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu hari dan mengerjakan shalat malam sekali dalam bulan Rajab dengan niat kerana Allah, kecuali Allah mencatatkan baginya seperti berpuasa satu tahun dan mengerjakan solat malam satu tahun</span>”.<br /><br /><blockquote>Sabda Rasulullah Saw. : "<span style="font-style: italic;">Sesungguhnya Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulan Aku (Muhammad Saw.) dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku. Semua manusia akan berada dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi, keluarga nabi dan orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, Sya'ban dan bulan Ramadhan. Maka sesungguhnya mereka kenyang serta tidak ada rasa lapar dan haus bagi mereka</span>”.</blockquote>Semoga ulasan singkat tentang Bulan Rajab ini dapat menambah semangat kita dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt., khususnya dalam rangka menyongsong datangnya Bulan Suci Ramadhan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Allaahummaa baariklanaa fii Raajaba wa Sya’ban, wa ballighnaa Ramadhaan.</span> <span style="font-style: italic;">Amin ya robbal ‘alamin.</span><span style="font-style: italic;"> </span><span style="font-weight: bold;">(ASF)</span>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-40075839842072434552011-05-22T06:46:00.003+07:002011-05-22T15:34:42.928+07:00Pendidikan Jiwa sebagai Ciri Pendidikan Pesantren<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAXwQFgjb4JZc-6PDkj94vREd0ZWmetkSi2fwO8849oF7LzxsC_KrloP2ph6SS__0nRXyySCl3tXM4YvAhzhb6l8EWlE9G2AHWWd4Le3-poSKyav99shHYo7SvpA4aHM5PGUIIKYkVA6UM/s1600/mustofa+aqiel.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 194px; height: 259px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAXwQFgjb4JZc-6PDkj94vREd0ZWmetkSi2fwO8849oF7LzxsC_KrloP2ph6SS__0nRXyySCl3tXM4YvAhzhb6l8EWlE9G2AHWWd4Le3-poSKyav99shHYo7SvpA4aHM5PGUIIKYkVA6UM/s320/mustofa+aqiel.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5609456045068094338" border="0" /></a><span style="font-size:130%;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 0, 153);">Ceramah Penutup KH. Mustofa Aqiel Siradj pada Peringatan Haul KH. Muhammad Said, Sesepuh dan Almarhumin Pondok Pesantren Gedongan ke-80</span></span><br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">Assalamu’alaikum wr. wb.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;"><....><br />Qala Rasulillah Waala Alihi Wasahbihi Wa Mawwalah, Ama Ba’du</span><br /><br />Para hadirin hadirat...<br /><br /><span style="font-style: italic;">Waqalallahu Amarokum Waatqqakum Fii Thoatih....</span><br /><br />Wau SMS saking Kang Said macet dateng Cikalong, sampe jam ½ sebelas, amanate gantenana --Gantenana wayah apa, wis jam rolas gantenana--<br /><br />Dados kula terakhir mawon, bade ngaturaken pangapuntene Kang Said, toli ndonga bae ya, ndonga ya? Nggih ndonga bae, wis. Wis wareg, pengajiane jero; niku namine Gus Qoyum Putrane Mbah Mansur Lasem. Bli lokan sekolah, tapi ‘alim luar biasa, angel. Niku molane, Allah dawuhe : Iqra Bismirabbikalladzi Kholaq, Khalaqol insaana min ‘alaq. <span style="font-style: italic;">Iqra’ warobbukal-akrom. Akrom!. </span>Kapan wong blajar toli bisa arane “<span style="font-style: italic;">Al-Karim</span>”. Tapi kapan wong bli blajar maning toli bisa, arane Al-Akrom. Kanjeng Nabi boten blajar, tapi bisa segala-galae, arane "<span style="font-style: italic;">Al-Akrom</span>". Barang sampean, blajar dingin nembe bisa arene Al-Karim, apa maning diajaraken bae bli bisa-bisa, mbuh apa arane kuen....?. Kira-kira potongane kula karo sampean mengkonon, kira-kira ....<br /><br /><br />Para rawuh ingkang kula hormati....<br /><br />Kyai Said luar biasa sekali, namun sayang, sayange wis langka model Kyai Saide. Kuale mong bisa tabarukane bae. Pertanyaane, wayahe kula mati; dialap barokahe tah beli? Ari ngalap barokah sih pinter-pinter, dialap barokahe beli bakale potongan kula karo sampen kuh....!?<br /><br />Para rawuh, salah satu Ki Said kuh (<span style="font-style: italic;">Yaa Allah, Yaa Rabbi</span>), pernah --ibu-ibu-- Kyai Said mucal, mucale Hadis. Ari hadis dawuhe sinten? dawuhe Kanjeng Nabi. Biasane sampe jam? sampe jam sanga, sampe jam ½ rolas. Wonten tamu Residen, ngertos Residen?. Residen.... ari kien apa Residen....? Gubernur nggih, atau Wakil Gubernur, <span style="font-style: italic;">lah</span>. Wau sih sapa?, <bertanya kepada=""> Kepala.... apa sih ararene, kah? Kapolwil.<br /><br />Kyai Said lagi mulang, jebol.... “<span style="font-style: italic;">Pak kyai ada tamu, Pak Residen</span>”, “<span style="font-style: italic;">Oh, ya. Nggih, nggih</span>”. Mulang.... terus, jebol maning. Sampe ngentosi .... “<span style="font-style: italic;">Nggih, iya, ngko dingin</span>”. Sampe ½ rolas awit jam ½ sepuluh, tamue. Barang pragat marah-marah : “<span style="font-style: italic;">Kyai, jare sing arane kyai kudu ngormati tamu. Kenapa saya dari tadi, datang, dan memberi tahu kyai tidak turun-turun?!</span>”. Kyai said jawabe : “<span style="font-style: italic;">Yaa Allah lupa, saya itu sedang menghadapi tamu yang lebih mulia daripada bapak. Siapa?! Rasulullah sallalahu ‘alaihi wasallam</span>”, Yaa Allah. Sing tek waca hadis, Kanjeng Nabie hadir. Luar biasa. Mbah Said, ana tamu Residen, mulang teruus. Barang putune nembe ana tamu Camat bae prei mulange kah.... Bli mulang dundangi bae nig Camat kuh, apa maning Bupati, kah.<br /><br /><span style="font-style: italic;">Ah</span>, niki. Kenapa Kyai Said sampe teruus, klalen ning Residen, karena punya “Kontak Batin”. Kontak batin aqwa minal kontak dzohir. Kontak ruhani lebih kuat daripada kontak jasmani. Contoh; sampean dugi mriki niku kontake kontak, kontak napa? Kontak ruhani, kontak batin.<br /><br />Syeh Abdul Qodir Al-Jaelani --saderenge dadi syekh, masih ustadz-- Ngaji ning Imam Abdillah. Mangkat, biasane mulange jam 6. Syekh Abdul Qodir teka ngaji jam 6 luwih 10, wis mulai. Begitu ustadz Abdul Qodir ngaji, kyaie lagi maca, deleng.... ana santri anyar, ditutup. “<span style="font-style: italic;">Wis ngaji semene bae, bubar!</span>”.<br /><br /><....> sukikie.... Ustadz Abdul Qodir Al-Jaelani setengah nem wis ningkrong, supaya aja aja aja, aja mari ngajie, jangan berhenti. Setengan nem wis ningkrong, jam 6 mulai, begitu “<span style="font-style: italic;">bismillahirrahmanirrahim....</span>”, dideleng ana santri anyar, ditutup, ngajie bli sida.<br /><br /><....> malem, dalu jam satu, kyaie nimbali santri; “<span style="font-style: italic;">Undangen santri mau, bocah kang melu ngaji kah, dundang</span>”. Diundang jam satu kuh....<br /><br />Masih dingin, di bawah nol derajat. “<span style="font-style: italic;">Sira sapa arane?</span>”, “<span style="font-style: italic;">Abdul Qodir</span>”, “<span style="font-style: italic;">arep apa?</span>”, “<span style="font-style: italic;">arep ngaji</span>”, “<span style="font-style: italic;">ngaji ning isun?</span>”, “<span style="font-style: italic;">nggih....</span>”, “<span style="font-style: italic;">temenan?</span>”, “<span style="font-style: italic;">temenan</span>”, ”<span style="font-style: italic;">nurut ning isun?!</span>”, “<span style="font-style: italic;">nurut....</span>”, “<span style="font-style: italic;">melu?!</span>”, “<span style="font-style: italic;">mangga</span>....”. dijak.<br /><br />Dijak ning pinggir kali, ning pinggir kali gede masih dingin, “<span style="font-style: italic;">nurut karo isun</span>?”, “<span style="font-style: italic;">nurut</span>”. Dijongkrokaken, dijeburaken, ditinggal. Sukikie setengah nem, wis ngaji maning.<br /><br />Maknane apa? teng riki “pendidikan kontak batin”. Mulane dateng Al-Quran; wayuzakkiihim nembe wayu’allimuhum. Pembersihan jiwa lebih dahulu, nembe diwulang ngaji. Kira-kira lamon mahasiswa dijongkrokaken ning dosene.... langsung dosene sukiki ning Polsek. Murid SMA, siswa-siswi SMA dijongkrokaken ning Guru SMA, sukiki.... ditaboki ning wong tuane. Kenapa? Karna tidak punya kontak batin.<br /><br />Kontaknya hanya kontak sains, teknologi, rasio. Molane kyai, santri kah, ning kyai kah; kongkon nyapu, ro’an ngertos ro’an? njukuti apa, njukuti sukete sawahe kyai. Itu bukan memperbudak santri, bukan. Menciptakan tazkiyatun nafs, wayuzakkiihim. Kapan wis nurut, wis trima atiye, nembe diwulang. Ini kontak, kontak batin.<br /><br />Rayaan, ning kiyai. Sampean Rayaan ning kyai kapan tanggal wolu, Yaa Allah.... Kempek penuh, Gedongan penuh, Buntet penuh, Jagasatru penuh, Raya Kupat. Tapi maklum, ya tes pada puasa, Rayaan kuh salamane --apa arane-- tangane alus-aluuus kabeh. Ya tes pada puasa sih, pak. Tes pada puasa, tangan alus-alus, Masya Allah.... Wong rongewu alus kabeh, rugi bae rugi kyeh....<br /><....><br /><br /><br />Para rawuh ingkang kula hormati,<br /><br /><span style="font-style: italic;">Lah </span>niki, wong salaman Rayaan ning kyai, kontak batin. Mari menjawab, mari jawab : “<span style="font-style: italic;">Apa ana mahasiswa Rayaan ning dosen?. Apakah ada siswa-siswi SMA sowan Rayaan ning gurue?</span>”, langka. Kenapa karna tidak punya kontak batin, hanya punya kontak rasio, ketemu pak?.<br /><br />Imam Gozali, Hujjatul Islam, dadi Imam Masjid Besar, Rektor An-Nidzomiyah, Kyai Gedean, ngimami, dadi imam, duwe adi arane Imam Ahmad, bli gelem ma’mum. Lapor ning ibue : “<span style="font-style: italic;">Bu, Ahmad adik kula, bli lokan ma’mum. Tulung bu, supaya kula tambah gede, kira-kira adik kula kuh melu ma’mum....!</span>”. Dadi dundang; “<span style="font-style: italic;">Mad, ma’mum ya, mad....!</span>”, “<span style="font-style: italic;">Nggih....</span>”, ma’mum --shalat dzuhur. Olih rong rokaat, mufaroqoh, ngertos mufaroqoh?. Boten tutug, sembayang dewekan. Tambah, tambah mengkel, tambah blenak Imam Ghozali, Masya Allah. Ya, mau-maua aja karo kita, ari mufaroqoh sih, blenak-blenaki. Katon-katon temen sedulur bli akur.<br /><br />Akhir, warah karo ibue : “<span style="font-style: italic;">Bu, Ya Allah..., ma’mum sih ma’mum. Rong roka’at mufaroqoh. Kenang apa!?</span>”. Gawe isin, diundang ibue : “<span style="font-style: italic;">Ahmad, bener sira mufaroqoh?</span>”, “<span style="font-style: italic;">leres</span>....”, “<span style="font-style: italic;">kenang apa?</span>”, “<span style="font-style: italic;">Kula makmum olih rong rokaat, barang olih rong rokaat kula ningali ning atie Ghozali, ning atie Kang Ghozali ana getihe</span>....”.<br /><br />“<span style="font-style: italic;">Ghozali, bener ana getihe?</span>”. Kelingan Imam Ghozali, bener. Rokaat ketelu atie Iman Ghozali mikir hukume getih haid, Waqiila hukume istihadhah.<br /><br />Imam Ghozali langsung; “<span style="font-style: italic;">Min ayna ‘arofta ya Ahmad?</span>” (sing endi sira ngerti ilmu kaya konon?), “isun duwe guru”, “sapa arane?”, “Imam An-Nahsaaz”.<br /><br />Mangkat Imam Al-Ghozali, numpak jaran, ejas, sorban, sarunge bagus, mangkat ning Imam An-Nahsaaz. Umahe kotor, tlepong mlulu, becak. Imam An-Nahsaaz ning jero lagu mutholaah. Imam Ghozali uluk salam : “<span style="font-style: italic;">Assalamualaikum...., Assalamualaikum...., Assalamualaikum.</span>...”, bli dijawab. Srog lamon jaman sekien; “<span style="font-style: italic;">Orang jawab salam itu wajib, kyai jeh bli njawab salam</span>”. Ya wong bli ngerti, wong bli ngerti.<br /><br />Imam An-Nahsaaz ngerti, uluk salame bli bener. “<span style="font-style: italic;">Assalamualaikum</span>....”. “<span style="font-style: italic;">Jih budeg tah ya?. Ndlagdag bocah kah ya. Budeg tah ya, ndlagdag?!</span>”.<br /><br />Lah niku. Niki mulane, kon bener dingain atiye. Toli, “<span style="font-style: italic;">udhul akhi!. Sapa?</span>”, “<span style="font-style: italic;">Muhammad, Al-Ghozali</span>”, “<span style="font-style: italic;">arepan apa</span>?”, “<span style="font-style: italic;">arepan ngaji</span>”, “<span style="font-style: italic;">karo isun?!</span>”, “<span style="font-style: italic;">nggih</span>....”, “<span style="font-style: italic;">nurut</span>!!!”, “<span style="font-style: italic;">nurut</span>”, “<span style="font-style: italic;">Saponana latar!</span>”, tlepong mlulu.<br /><br />Imam Ghozali lagen luruh sapu, jare Imam An-Nahsaaz; “<span style="font-style: italic;">jangan pake sapu!</span>”, dadi Imam Ghozali ngwingkis klambi. Sorban diwingkis, klambi diwingkis, sih dicincing sarunge. “<span style="font-style: italic;">Aja diwingkis, aja dicincing sarunge, karo tangan!!!</span>”. Sedina tung nyaponi tlepong, nembe diulang. Wayuzakkihim, wayu’allimuhumul kitaab. Paham boten?<br /><br />Pendidikan jiwa, dan itu adanya dalam pesantren, ngoten. Wontene teng pesantren. Sampean karna jiwa bae gelam ngaji kuh, padahal sih pegel <....>, ya wis pegel ya, endah-endahe, endah-endahe melu ngaji, endah-endahe.<br /><br />Nah, jiwa ini sudah kosong di Indonesia. Sudah tidak ada, sudah tidak ada ee.... kejiwaan, sudah, sudah gersang, kenapa?. Sampean ngerti dewek, Yaa Allah Gusti.... endi kang masih lentur, fleksibel, ngayomi. Jare jaman kien kuh jare Kang Saide; <span style="font-style: italic;">tawassuth, tawazzun</span>.... sudah tidak ada, semuanya gersang, semuanya bringas, semuanya sadis. Kenapa bangsa ini menjadi sadis? gersangnya jiwa....<br /><br />Nabi Muhammad sallalahu alaihi wasallam, dadi nabi ning Mekkah, kenangapa dadi nabi ning Mekkah? Sebab Mekkah iku uwonge paling sadis, paling biadab, paling galak, paling kasar!. Sampe disebut Al-Qur’an : “<span style="font-style: italic;">Al-A’rabu Asayddu Kufron... wa Nifaqo</span>”. Wong Mekkah sangat biadab, sangat kurang ajar. Kenapa sangat kurang ajar? Karena Mekkah daerah yang paling panas. Dadi kapan daerah paling panas uwonge.... kasar!.<br /><br />Surabaya, Kota Pahlawan, Madura.... clurit, panas sih paling garam. Banten, golok. Panas. Kapan daerah atis beli; Jogya, Solo, alus-alus --bengiyene. Tukaran kuh bebasan.... langka cemera-edan-kunyuk, kopok kuh!. Tukaran kuh bahasa.... daerah alus, lah niku.<br /><br />Lah, Kanjeng Nabi iku di Mekkah, kenapa? Daerahnya paling paling parah, berarti umatnya paling kasar. Tujuane kapan sing paling kasare kena, sejene.... sejene gampang. Mulane Kanjeng Nabi Hijroh dateng Madinah karna Madinah dominane wong Yahudi. Yahudi paling sengit ning Kanjeng Nabi. Kapan Yahudine kena, liyane gampang. Mulane isro’ dateng Palestina, karena Palestina --kaume arane Bani Israil-- paling tidak percaya kepada nabi yang bukan orang Bani Israil. Ditekani Bani Isroile, kapan Bani Isroil sing paling apik kena, sejene gampang. Mangan tebu endine dingin sing dicokot....? wukue dingin. Ngertos wuku? Wukue dingin. Kapan wukue kena liane.... gampang. Waktu Orde Baru sing diupai patromak kyaie dingin --kira-kira begitu lah. Dipai sarung dipai ‘tromak, kapan kyaine kena liyane.... persis begitu kira-kira...<br /><br />Nah, dadi Kanjeng Nabi dadi Nabi ning Mekkah, kenapa? Mekkah paling ganas, paling biadab, asyaddu kufron wanifaqo.... kapan itunya kena liyane gampang. Begitu, jadi karna panas, keras.<br /><br />Indonesia demikian, ketika terjadi penebangan.... <span style="font-style: italic;">illegal loging</span>, penebangan sampai hilangnya hutan, rusaknya hutan, 59 juta hektar, maka suhu Indonesia panas. Saniki panas kan nggih, Indonesia, panas boten? Cirebon ini yang tadinya 32 drajat selsius, sekarang sudah 37. Jelas panas, panas hutane ilang panas, karna panas, maka ningkat panase, akhirnya ozon itu pecah, --ozon iku lapisan-- matahari punya dua lapisan, lapisan yang dekat arene korona, lapisan yang jauh arane ozon, ozon pecah, maka <....> menembus gunung es dateng kutub utara meleleh menjadi air, sekian gunung jadi air, maka terjadilah tumpahan air ke laut, yang menimbulkan angin yang besar. Angine manjing ning negara, karna --gemien sih dihalang-halangi hutan-- langka hutane. Akhire timbul angin puting beliung, dan lain sebagainya. Karna panase nemen, sing jero bayu, sing jero bumi, bli kuat kepanasan, apa? metu, kuman dan virus; virus flu burung, virus flu babi, hepatitis C, ada lagi lotus --lotus itu seribu kuman. Kuman-kuman uler, kuman.... itu<br />karna panas. Karna timbulnya panas iniliah, maka bangsa Indonesia menjadi.... menjadi galak, bringas, biadab, demo, pasang pamflet, dan sebagainya. Ini terjadi karna panas. Sebetulnya panas dzohir tidak apa-apa, kalau masih ada dinginnya .... jeroe masih adem. Laaah, sing due adem-adem niku kyai, tidak bringas. Ayo, sing durung demo kari sapa bae?, kari Santri, Pesantren, NU, sing durung demo. Emong panas, emong....<br /><br />Ketika ada satu kelompok menamakan “Tokoh Agama”, yang dipimpin oleh Ketua Muhammadiyah namanya Prof. Din Samsudin, membuat pernyataan bahwa pemerintah niki “bohong”, NU tidak mau, gitu. Kenapa? Karena kalimat bohong adalah kalimat yang “KASAR”. Sementara warga NU banyak, wargu NU niku patangpuluh juta --sing uripe bae--, durung ngitung sing.... sing matie. Lho, kapan NU wis mati masih NU, buktine mati wa ilaa.... arwahi, kan begitu (nggih). Wa khususe, masih NU. Muhammadiyah, kapan mati wis bli diaku warga Muhammadiyah. Mending NU, wa ilaa ruhi .... Kapan NU mati wa ilaa arwahi, jadi kalau yang mati-mati bangun bagamiana jadinya Indonesia ini ....?. Lha ini, emong. Kalo kyainya kasar, bagaimana umatnya?!.<br /><br />Nabi Musa, --Wong, Nabi, Rosul, Ulul Azmi, wong soleh, wong paling taqwa-- dikongkon ngomong ning wong kang paling jahat, Firaun. Kongkon ngomonge priben? Faqulla lahu qaulall.... qaulal-layyina. Wong sing paling soleh kongkon ngomong wong sing paling jahat, kongkon ngomonge sing alus. Masa iya kita kang solehe bli kaya Nabi Musa, ngomong ning wong kang jahate bli kaya.... Firaun, masa ya ngomonge kasar. Paham boten pak, kula ngomong?<br /><br />Nabi Soleh, eh Nabi Musa wong soleh, kongkon ngomong ning Fir’aun wong sing paling jahat. Semono wong sing paling solehe, ngomong ning wong paling jahat kongkon ngomonge qaulall.... layyina, omongan sing alus. Masa iya, kita, kyai, sing solehe bli kaya Nabi Musa, ngomong ning wong --pemerintah sekarang-- sing paling jahate bli kaya Firaun. Masa iya kok ngomonge.... kasar, tidak bisa. Lhooo, niki NU, boten kasar, koten.<br /><br />Sampean kudu weruh NU, NU iku apa? NU iku tuan rumah. Kenapa tuan rumah? Kyai, Wali, teka ning Indonesia, teka ning Jawa, wong Jawa wis duwe.... wis duwe kyakinan, budaya, adat; mitung dina, matangpuluh, mapag sri, nyatus, sedekah bumi, nadran, apa maning....?<br /><br />Kyai teka, Yaa Allah .... itu milik tuan rumah itu, milik bangsa Indonesia, milik wong Budha. Kyaie meneng. “Apa kuen kuh?”, “mitung dina kuh apa?”, “mitung dina kuh apa?”, “wong baka mati olih pitung dina teka maning njaluk crutu”, “oooh....”, kyaie meneng. Sujud terus, sujuuud terus.... kyaie kapan bengi.<br /><br />Ngerti, langka dalile ngerti, tapi meneng. “<span style="font-style: italic;">Kuen sih apa, kuen kuh?</span>”, “<span style="font-style: italic;">anu kyai, memitu</span>”, “<span style="font-style: italic;">memitu kuh apa?</span>”, “<span style="font-style: italic;">wong wadon baka meteng olih pitu kudu diadusi banyue sing sumur pitu, saline ping pitu, dicampur kembang warna pitu, jame jam pitu, tanggale tanggal...?</span>”, kuh lamon tanggal wolu dosa tah konon?. Itu adat, tapi kyai bli ngomong; haram, musyrik, tidak, meneng. Mu’asyaroh, bergaul dengan baik, apa? membaur. Membaur Yaa Allah, kyai mbaure bagus, enak. Ana wong gawe gawe rajeg direwangi, wong gawe solokan direwangi, wong duwe gawe melu ngerewangi, wayahe mangan kyaie mlayu --kyai bengien, tapi.... Wayahe bagi brekat.... mlayu, kyai bengien. Baka kyai kien, baka bli loro nyewot. Wis brekate kudu loro kudu digawakena pisan <....>; Masya Allah....<br /><br />Ya Allah...., sampe diadang, “<span style="font-style: italic;">kyai tulung niki sing tuan rumah kyai, nyuwun ditrima</span>”, “<span style="font-style: italic;">ya, ditrima</span>”, ditrima. Ning dalan entong, pak. Ya Allah, brekate entong. Brekat jaman bengien luh, pak. Jaman bengien brekat Ya Allah, luar biasa <....> wong mlarat kabeh, pada brekate endong siji disigar dadi papat. Dadi kyai bengien kuh entong ning dalan brekate. Mulane wong jaman bengien jakat mesti ning kyai, mesti entonge dibagi ning tanggae.... kyai bengien.<br /><br /><br />Para rawuh ingkang kula hormati....<br /><br />Kyaie bagus, membaur. Ana maning, wong niliki wong sakit. Yaa Allah jaman bengien. Kyai kien niliki wong sakit, niliki wong sakit .... Wong kapan sakit dilitiki bunga boten?. Bungah, kecuali siji wong sakit untu. Aja lokan niliki wong sakit untu.<br /><br />“<span style="font-style: italic;">Priben Pak?</span>”, “<span style="font-style: italic;">sakit, pak kyai</span>”, “<span style="font-style: italic;">coba diobati, ya, didongai?</span>”, “<span style="font-style: italic;">mangga</span>” --durung ana Puskesmas. Didongani : “<span style="font-style: italic;">Bismillahirahmanirahim .... Qul-audzu Birobbinnaas, Malikinnaas, Ilahinnaas, Min Syarril Waswasil Khonnaas, Alladzi Yuwaswisu Fii Shudurinnaas, Minal Jinnati Waaraaas....</span>”, waras. Geger kan, si anu waras bener, waras, waras, kenang kyai. Coba isun anake sakit, didongai, waras, waras, waras, hebat sekali. Uwonge bagus, suka mbantu, gawe penyakit waras, asli sakti. Kyai kira-kira aja udan, donga!, bli udan. Kaya Ki Rohmat mulane, kah. Wayah duwe gawe dewek udan gederan.<br /><br />Ki Rohmat niku, sampe teka ning Rembang, Ya Allah aja udan!, ilang mendung. Ki Rohmat luar biasa mandie. Engkone deweke duwe gawe, rong dina rong bengi udan. Kuh anake kuh.... haduuuh...., pun?.<br /><br />Akhir seneng ning kyai, seneng ning kyai, akhire segala gala takone ning.... kyai. Kyai kula kuh bade damel griya kyai, buka tekie pondasie dina apa?. Kyaie endah-endahe ngitung.... Ooh, Senen bae jam wolu ya?, --sebab jam pitu masih turu isune--. Saking senenge ning kyai. Sampe akhire duwe anak, arane takon ning.... kyai. Bagen daranan Sabirin...., Mukadi, bli apa-apa wis, kapan sing kyai barokah, bakale. Satu pertanyaan kenapa sekarang duwe anak arane bli takon kyai?. Masya Allah Pengurus NU duwe anak arane<....>; koplok, kan bocah kuh, Laa ilaha illallah.... Kita bertanya, kenapa tidak tanya pada kyai?. Karna <....>;<br /><br />Nah, ketika wong sih seneng kyai, ketika wong wis serba kyai, mulai kyai dakwah. Dakwahnya tidak merobah kerangka yang ada, yang ada dijadikan “sarana”. Ngerti sarana bu? Kapan sarana iku adine sarini. Kapan sarana tidak punya hukum, “l<span style="font-style: italic;">il wasail hukmul maqaashid</span>”. Maknane, mitungdinae aja diobah, arane mitung dina. Isie “<span style="font-style: italic;">la ilaha illallah....</span>”. Nyong bengien mitung dina kuh gaple, pak. Mitung dina kuh gaple rong rombongan, pirang rombongan. Kyaie bli, bli anti, kyaie teka. “<span style="font-style: italic;">Wah iku, ana kyai!!</span>”, “<span style="font-style: italic;">Hus, aja, aja. aja lunga</span>”, melu gaple kyaie, molane ustadz-ustadz mesti seneng gaple, pak.<br /><br />Wuih Kyai niku mbahas gaple luar biasa, sing awit “<span style="font-style: italic;">kien kih apa arene?</span>”, “<span style="font-style: italic;">kosong-kosong kyai</span>”, “<span style="font-style: italic;">Ngerti beli kosong-kosong?</span>”, “<span style="font-style: italic;">ya, kosong-kosong</span>....”, “<span style="font-style: italic;">yaah, arane bli ngerti. Kosong-kosong kuh kosong dzohire, kosong batine, bli due syareat bli due aqidah</span>”.<br /><br />asale bengiene kyaie, ari jaman kien sih ustadz padu gapla-gaple bae. Sampe teka ning...., langka Pengeran langka apa-apa, akhir ana Pengeran Siji, yaiku Laa ilaha illallah. Laa ilaha illallah niku Laa ilaha langka Pengeran, illallah kecuali Allah, berarti kosong-satu, kyai. Lah kita pengen nyembah Gusti Allah carane priben, kudu nganggo sareat, tuntunane kanjeng nabi. Nabi kita siji Kanjeng Nabi Muhammad, yaiku siji, satu-satu. Kan kira-kira begitu, pak....<br /><br />Laa ilaha Illallaah, Muhamadun Muhamadubnu Abdullah, luar biasa. Laa ilaha Illallaah, hurufe rolas Muhamadur-Rasulallah hurufe rolas. Laa loro, ilaha telu, dadi lima. Illa telu, dadi wolu, Allahu papat. Wolu karo papat.... rolas. Muhammad hurufe papat, rosul hurufe papat, Allah hurufe papat. Papat-papat-papat.... rolas. Rolas karo rolas.... “balak rolas”. Kapan ana balak rolas metu, mesti poldan. Pokone kapan ana La ilaha Illallaah Muhamadur Rasulallah, Daallat Jami’ul adyan, semua agama hilang, mulane Al-Islamu Ya’lu walaa Yu’la alaih....<br /><br /><....> mitung dina dadi tahlil, kalo sudah mitung dina jadi tahlil, maka mitung dinae dadi sarana. Kapan sarana laa hukma fih, lianna lil-wasaail hukmahe.... maqashid. Contohe, pak salah satu Sahabat dakwah ning Parsia. Parsia niku wonge nyembahe geni, geni bahasa arabe Naar, tempat geni bahasa arabe Manaar. Manaar isim makan, “tempat geni”, kanggo sembah, bangunane duwur. Kyaie takon “<span style="font-style: italic;">maa hadza?, apa kien kih?</span>”, “<span style="font-style: italic;">hadza manaar, ini manar kyai, tempat geni. Kah genie kanggo disembah</span>”. Dakwah, setelah selesai dakwah, wonge manjing Islam kabeh. Bangunan tempat geni bli dirobah. Genie dibuang, tempate dinggo adzan, tempat adzan arane.... “Menara”, secara etimologi salah. Menara itu tempat geni, kapan tempat a’dzan arane “<span style="font-style: italic;">ma’dzan</span>”. Kenapa tempat adzan arane menara, maknane.... bagen arane menara, asal isie Allahu.... Baagen arane mitung dina asal isie Laa ilaha Il.... lallaah, selesai persoalan, kyai.<br /><br />Srog, sarjana sing petengtengan bisa beli kah?. Sarjana bisa beli gawe ritual Budha menjadi Islam, gak kan bisa. Kyai Masya Allah bli sarjana-sarjana acan, malah-malah kadang sarungan gen bli nganggo clana jero. Tapi mampu mencipatakan pitung dina sing isie maune gaple menjadi laailaha illallah. Artine mitung dina iku tuan rumah, digawe laailaha illallah membaur dengan tuan rumah, NU adalah tuan rumah. NU tahlil, NU mitung dina, matang puluh, haol, nyatus, apa sedekah bumi, .... niki NU, jadi NU adalah tuan rumah. Paham boten tuan rumah?<br /><br />Jebool tamu, tahlil haram, ziarah kubur musyrik, tawasul kapir. Nah, pak... sing aran wong tuan rumah, sing arepan ngurusi umah kuh sing tuan rumahe tah tamu?. Sing aran tuan rumah, bocor setitik didandani. Maknane, kalo yang namanya NU mesti Pancasila, begitu loh pak kira-kira, pak. Indonesia ini NU, sing gawe Pancasila ya NU; tahun 45 bulan Agustus, Merdeka. Tahun 45 juga bulan Oktober 22, Kyai-kyai kumpul ning Surabaya --termasuk Buntet-- damel “Resolusi Jihad”; Siji mempertahankan Pancasila, mempertahankan NKRI, Wajib Jihad. Kurang 2 bulan, NU sudah bicara mempertahankan Pancasila. Eeeh, tahun 47 Kartosuwiryo gawe “NI”, luar biasa. Jadi sing arane kyai, NU, pesantren, adalah tuan rumah. Sing tukang ngaram-ngaramaken ziarah kubur hanyalah “pendatang”. Kapan pendatang bli arepan ngurusi negarae, bli arepan ngurusi umahe, bli <....> bli apa, dudu umahe kita, tapi kali NU mesti .... Mulane, wahai semua pihak, jangan curigai NU, NU pasti Pancasila, tidak mungkin NU menjadi terroris.... karna NU adalah tuan rumah.<br /><br />Berhubung wis bengi Kang Saide bli teka-teka, ya sampun mawon lah..... aja suwe-suwe. Yaa arane gen cadangan. Konon nggih....? kadose meketen, pun.<br /><br />Kontak dzohir, kontak batin lebih kuat daripada kontak dzohir. Coba lebih kuate pripun, lebih kuate?<br /><br />Sampe kyai, kyai dateng Kanjrng Nabi --kula gadah sholawat, kitabe arane Alfu Sholawaat, 1000 shalawat. Ilang mbuh disilih ning kyai sapa?, wangsul sing Mekkah. Tek gulati maning, tokoe wis digusur, dateng Samiyah. Yaa Allah pripun?<br /><br /><....> Nariyah iku, mlarat bae pisaan.... maning. 100 ribu shalawat. Kenapa kyai kok banyak sekali shalawatnya?, sampe kula diwarahi Kyai Mahrus, sira sallallahu alaihi wasallam sedina ping sewu, baka wis <....> 10 ewu ya? “nggih”. Padu nggih bae<br /><br />Kenapa?, pengen kontak, karo Kanjeng Nabi. Sebab Kanjeng Nabi wong sing parek karo Gusti.... Allah. Eh, pak ari Gusti Allah Maha Suci, baka kita iki maha kotor. Cangkem kita tes ngomong setan-bedul-babi-kunyuk, toli metu maning Ya Allah, pantes tah? <....> tadinya keluar kunyuk, dan menyebut keluar “Allah”, bli pantes. Bli pantes, kotor!. Molane jare Gusti Allah durung wayahe teka ning teka ning Isun. Delengen, Allah nguapai ayat “Bismillah”, kenapa tidak “Billah”?! Kenapa “Bismillah”, durung wayahe.<br /><br /><....> masih punya kepentingan, mulane nembe duwe asma, nembe kontak karo “<span style="font-style: italic;">Asma</span>”. Ari asma kuh sesuai dengan kepentingan. Kiih sampean duwe penyakit, pengen waras. Yaa Allah, dudu Yaa Allah nyatane, “<span style="font-style: italic;">Yaa Syafii</span>”, Hee Dzat Sing Ngwasaken. Sampeyan mlarat pengen rejeki; Yaa Allah.... dudu Yaa Allah nyatane, “<span style="font-style: italic;">Yaa Rozzaq</span>”. Kapan Yaa Allah, tidak punya kepentingan. Yaa Allah, bagen sira mlarat sanggine, Yaa Allah, sakit sanggine Yaa Allah, Itu baru Yaa Allah. <....> Yaa Allah.... njaluk rejeki, Yaa Rozzak arane. Belum, belum sampai. Kita masih jauh dari Allah.<br /><br />Contoh konkrit, ana umah baguus pisan, ning jeroe indah. Ana bocah wadone.... --ayu kuh luar biasa-- ayuuu pisan, tapi ning jabae Satpam, herder, penjagae galak. <....> pengen manjing sentak ning satpam. Kira-kira bisa manjing priben carane? Ayo. Nembe tongol disentak ning Satpam. Kira-kira bisa manjing pen weruh jeroane priben? Kenalana tukang banyue, tukang ngangsue, atau tukang sukete. Kapan kenal karo tukang ngangsu saged manjing boten? Nah... kalau Allah terlalu jauh, supaya bisa parek karo Allah, priben kue sing kotor li?. Parekana Kanjeng Nabi, ya kanjeng nabi parek karo... Gusti Allah. Carane didodokena ning Gusti Allah, priben? Ya Ayyuhalladzina Amanu Shoolu Alaihi Wasllimuu ...., macaha sholawat <....>.<br /><br />Jawab pak, Kanjeng Nabi butuh boten ning sholawate sampean? Bli butuh! Sholawat model apa? kader sholat ana genjringe, ana gendange, ana piule pisan. Kanjeng nabi bli butuh ning sholawate sampean, sebab kanjeng nabi wis disholawati oleh Allah; Innallah wamalaikatahu .... walau kaana bimana <....> Kanjeng Nabi wis disholawati ning Gusti Allah, bli butuh ning sholawate sampean, tapi kenapa kita masih dikongkon sholat ning Kanjeng Nabi? Supaya sira parek karo Kanjeng Nabi. Kapan parek karo Kanjeng Nabi, parek karo.... Kyai gawe sholat supaya parek.<br /><br />Kontak batin terjadi, begitu maca sholawat, terus, terus, terus, <span style="font-style: italic;">ka'annahu ro’a Rasulallah</span>.... seakan katon Kanjeng Nabi. Barang katon Kanjeng Nabi, bli kuat, ngadeg, begitu ngadeg cangkeme bli tahan : “<span style="font-style: italic;">Marhaban Yaa Nurol Aeni</span>”, selamat datang. Selamat datang, kalimate.<br /><br />Goblog temen moni slamat datang langka uwonge, kan. Bener boten? Bli pati-pati moni slamat datang karna.... eeeh<br /><br />Lagi ndodok marhabanan, ketemu : “<span style="font-style: italic;">Yaa Nabi Salam</span>....”, ngadeg-ngadeg-ngadeg, kongkon ngadeg. Ana sing takon : “<span style="font-style: italic;">Kyai punapasih ngadeg kuh kyai, kanggo nglempengna boyok tah?</span>”, “<span style="font-style: italic;">hush!!!, boyok kang dipikirena</span>”. Dudu boyok, Kanjeng Nabi teka, weruhe....?<br /><br />Lha, niki. Apa maning karo Kanjeng Nabi, wong karo Gusti Allah bae ka Anta’budallah Kaanaka.... Taroh!, bisa melihat Allah, apa maning karo Kanjeng Nabi. Luar biasa....<br /><br />Ini kontak batin, diwarahi. “<span style="font-style: italic;">Cung, jare sira tes duwe anak?</span>”, “<span style="font-style: italic;">enggih</span>....”. “<span style="font-style: italic;">Puputane Marhabanan ya?, dundangi tangga ya</span>?”, “<span style="font-style: italic;">nggih</span>...”.<br /><br />“<span style="font-style: italic;">Mangga para tangga, ibu nyai, wa kaji, bapak-bapak, dipun aturi, marhabanan</span>....”, “<span style="font-style: italic;">napa?</span>”, “<span style="font-style: italic;">puputan</span>”, “<span style="font-style: italic;">ning umahe sapa?</span>”, “<span style="font-style: italic;">ning umahe bapak Ami</span>”, “<span style="font-style: italic;">Masya Allah.... bapak Ami wis tua-tua masih puputan bae</span>”. Bli apa-apa, wis lagi usume. Bapak Ami wis tua-tua masih puputan bae, bli apa-apa. diwacakena apa? Marhabanan, kan? Kenapa sih bayi diwacakena marhabanan? Jare kyaie “<span style="font-weight: bold;">sedurunge bayi kenal sapa bae, sodoraken dingin ning Kanjeng Nabi</span>”. Astaghfirullahal adzim, kontak batin. Sodoraken dingin ning Kanjeng Nabi, sedurunge kenal karo segala-gala kuh.... sodoraken dingin ning Kanjeng Nabi.<br /><br />Yaa Allah, bayie ning jero dibedong. Wonge ning arep maca, maca perjanji : <span style="font-style: italic;">Aljannatu Wanaimuha Sa’dul liman yusholli, Yusholli Wayusallimu Wayubariku Alaiih, --bayie ning jero-- Abtadiul Imlaa’a Bismidzatil Aliyah, Mustadirran Faidal Barokaati ‘Ala Ma’ Ana Lahu Wa Awlaah</span>.... bayi ditokna durung?, durung masih ning jero, masih ning jero.<br /><br />Trus ganti ustadz maning, ustadz kapingdo maca : <span style="font-style: italic;">Waba’du, Faaquulu huwa sayyiduna Muhammad .... ustadz kapingdo suarane blenak</span>.... [gerrrr]<br /><br />Bayi durung tokena, Ustadz kaping telu maca : <span style="font-style: italic;">Walamma tamma min hamlihi syahroni ala masyhuril aqwaamil.... marwiyyah. Tuwuffiya bil madinatil munawwarati abuuhu Ab.... dillah. Wakana qodi </span><....><br /><br />Jare dewek sih baka pengurus NU kuh kudu apal berjanji konon jare dewek siiih. Pengurus NU bli lokan berjanjian, Innalillahi.... Paingan masjide gah direbut ning Wahabi. Masjid kula saniki dijuk Muhammadiyah, Wahabi, <....> sing salah kiyai, bli lokan.... Laa ilaaha Illallaah, nyalahaken Wahabi. Bonggane sapa sing bli lokan ning masjid. Bli lokan marhabanan, ya direbut Wahabi, kan?<br /><br />Wiiis, bayi ditokenang durung?, durung. Barang teka ning : “<span style="font-style: italic;">Yaa Nabi Salam Alaika, Yaa Rasul Salam Alaika.... Marhaban</span>, selamat datang wahai Kanjeng Nabi. Ning jero geger, gagian gawa metu, bayie, wis Yaa Nabi.... kan begitu. Ditokena....<br /><br />Kenapa Nabi ditokenae nembe kien?, karna.... Kenapa bayi ditokenae nembe kien, karna nabi tekae nembe kien. Maaf, kyai sapa bae, srog ndodok pirang jam bae, bli arepan tek tokena Nabi, eh bayi, sadurunge Nabi taka. Dadi jelas bayi ditokena karna.... karna Kanjeng Nabi, dudu karna ustadz. Mulane sing dadi ustadz aja ge-er.<br /><br />Kesimpulan, inilah pelajaran dari ulama menciptakan alaaqoh ruhiyah. Imam Ghozali kongkon nyapu, Imam Sayid, Syehk Abdul Qodir Jaelani napa wau....? dijeburakan ning kali. Apa? menciptakan kebersihan jiwa, kalo jiwanya sudah bersih nembe kena dieseni ilmu yang manfaat. Barang muballeghe kotor sampeane belok, pragat. Paham pak nggih? Meniko, dados kyai-kyai, NU, pesantren lebih mengutamakan pendidikan.... jiwa tarbiyah ruhiyah, daripada pendidikan, pendidikan apa arane.... dzohir. Mulane kyai, kapan bli mulang, santrie alhamdu....lillah, --bocah kurang ngajar bli sih kang?-- Sukikie prei maning, seminggu bli mulang alhamdulillah bae antem. Kenapa? Karna senajana bli mulang, kyaine ndongakaken. Ndongae kyai lebih mandi daripada wekele kita. Laa ilaaha illallah --kurang ajar. Srog guru SMA setengah wulan bli mulang diprotes bli wurung, karna tidak punya kontak batin.<br /><br />Mekaten, sampean dugi mriki kontak batin, kontak batin lebih dekat, konak batin lebih kuat, Insya Allah barokah Haul lebih kuat dan lebih dekat dateng kita sedoyo, Amien, Yaa Robbal Alamiiin....<br /><br />Pangapunten matur nuhun, <span style="font-style: italic;">Wallahul Muwafik Ilaa Aqwaamith-Thaariq </span>–Kang Saide dereng rawuh-- Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh.</bertanya>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-85755933485412248052011-05-16T06:06:00.002+07:002011-05-16T13:28:53.170+07:00Ribuan Zairin Padati Maqbaroh Gedongan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrLfXvsOtQD_QF3USRJFdaBG9v22fAul9Qkabnov4kCLYN7NQbtK2mIux9sqGlr-x8fyKwLLASEgLk3vR7BWaYiqF0O_R13vQvc_51Dq9QzWzZncjVewkS5xJlYn2Rm3rE9LnEvzL8MVax/s1600/Under-Construction.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrLfXvsOtQD_QF3USRJFdaBG9v22fAul9Qkabnov4kCLYN7NQbtK2mIux9sqGlr-x8fyKwLLASEgLk3vR7BWaYiqF0O_R13vQvc_51Dq9QzWzZncjVewkS5xJlYn2Rm3rE9LnEvzL8MVax/s320/Under-Construction.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607197111986695266" border="0" /></a>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-16233073467208170172011-05-15T06:39:00.071+07:002011-05-16T13:45:00.653+07:00Hawl Photo Share....<span style="font-size:100%;"><span style="color: rgb(0, 0, 102); font-style: italic;font-size:130%;" ><span style="font-weight: bold;">Special Tribut to Hawl Gedongan 2011</span></span><br /><br />Sabtu, 14/05/2011 di Pondok Pesantren Gedongan Desa Ender Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat digelar helatan tahunan <span style="font-weight: bold;">Haul KH. Muhammad Said, Sesepuh dan Almarhumin Pondok Pesantren Gedongan</span>.<br /><br />Salah satu sesi pokok acara haul adalah Berziarah Kubur di Maqbaroh Gedongan untuk melakukan tahlil massal yang dimulai pada pukul 16.15 WIB.<br /><br />Meski sempat dirundung khawatir oleh hujan karena langit mendung dan gerimis pada siang harinya, namun memasuki acara hingga kesudahannya, alhamdulillah cuacanya menjadi cerah, sehingga para peziarah dapat lebih khusuk dalam bermunajat; <span style="font-style: italic;">tahlil, tahmid, tasbih, serta istighfar</span>.<br /><br />Berikut momen-momen eksklusif seputar Tahlil Massal (Haul) di Maqbaroh Gedongan yang diliput oleh MagarsariPost.... <span style="color: rgb(255, 0, 0);"><br /><br /><span style="font-size:85%;">(klik pada gambar untuk melihat ukuran penuh!)</span></span><br /></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ5OtuuW-oFkmmquz46H9SU-NxdZ2gVSYNY8LEjGR9axame3bRtCYN-Ldf1b8rRdkRbu7MqrQH-DSK-7BzDORK1rf3AHhsqGPVH0NDM-vbCccgZBZm7gMX85zrRmU1i6O-ZixDoBwKOYNm/s1600/makam+kyai+said.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 418px; height: 308px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ5OtuuW-oFkmmquz46H9SU-NxdZ2gVSYNY8LEjGR9axame3bRtCYN-Ldf1b8rRdkRbu7MqrQH-DSK-7BzDORK1rf3AHhsqGPVH0NDM-vbCccgZBZm7gMX85zrRmU1i6O-ZixDoBwKOYNm/s320/makam+kyai+said.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607189782186989954" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8J-8ycNp1jc5eBSCRm1MqFN0lCQ0Djqs-SACKIGW3eF-3SDM1ZL5iwNWj9lpM8hX5xGrQH-1d0S46IfYb-CT1DX7ykcF99oOlxqCNtWoGm8cmt65yR1QQQxpuvIbXuLyeUFY92z_aOVZU/s1600/drs.+masykur.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8J-8ycNp1jc5eBSCRm1MqFN0lCQ0Djqs-SACKIGW3eF-3SDM1ZL5iwNWj9lpM8hX5xGrQH-1d0S46IfYb-CT1DX7ykcF99oOlxqCNtWoGm8cmt65yR1QQQxpuvIbXuLyeUFY92z_aOVZU/s320/drs.+masykur.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607188415517448018" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh39ZY1D6qU3eYQyxUCS-xLYEeI3D0vz2ehHs_KaBsye2qbLL_1woeFePzkFCMtsaBC8hY4wShDJW2Ld8ZGnDZABmgQ3ZvazGAgZsp2iKjkYel44uN5tLOs_3fU-sUBqndTHnLEMpu2L7H/s1600/taufikurrahman+yasin.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhh39ZY1D6qU3eYQyxUCS-xLYEeI3D0vz2ehHs_KaBsye2qbLL_1woeFePzkFCMtsaBC8hY4wShDJW2Ld8ZGnDZABmgQ3ZvazGAgZsp2iKjkYel44uN5tLOs_3fU-sUBqndTHnLEMpu2L7H/s320/taufikurrahman+yasin.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607187695772617266" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb40tSD2USv4Rq_8C_myrD9EGdQZy3SHweWZRSo6JteiGosvZp3I9mJHGF9GW6xNAhi2ydGax7q1OYWCYNLQsXL3Y71SbSJxL9KztpRkASwV11_alY7voRZ-31NoZ6xt7WkuEcnyo1TQEB/s1600/mukhlas+dimyati.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgb40tSD2USv4Rq_8C_myrD9EGdQZy3SHweWZRSo6JteiGosvZp3I9mJHGF9GW6xNAhi2ydGax7q1OYWCYNLQsXL3Y71SbSJxL9KztpRkASwV11_alY7voRZ-31NoZ6xt7WkuEcnyo1TQEB/s320/mukhlas+dimyati.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607187034701391762" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0S1rWkTKJrU29bLAM8pr9snx3I9ydO-daw9Owgms2frqo1L6dXqr_PMfLvWUa0qlWlv_5DRqhXDw0rRl1uN6Apj5_AWeo3mpZSK5KRg8ZE0WJEks8MnKy381o_wcOh9rLHQwvmARt79q0/s1600/tahlil+massal+%25231.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0S1rWkTKJrU29bLAM8pr9snx3I9ydO-daw9Owgms2frqo1L6dXqr_PMfLvWUa0qlWlv_5DRqhXDw0rRl1uN6Apj5_AWeo3mpZSK5KRg8ZE0WJEks8MnKy381o_wcOh9rLHQwvmARt79q0/s320/tahlil+massal+%25231.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607186097936729922" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVy1ikUWUVFjETHEjpJZwBT32CZI_DYAnx0Gal4yxK80N6mLl_JJz5LlHO2YwDSnSxFEHmPTCm1pdi4BmZcDtrNvFbwDYAQC_m8vZhHMKPYxWDp7z6Z8CGwWdXTcpgi8UmAym5owaDHbbn/s1600/tahlil+massal+%25232.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVy1ikUWUVFjETHEjpJZwBT32CZI_DYAnx0Gal4yxK80N6mLl_JJz5LlHO2YwDSnSxFEHmPTCm1pdi4BmZcDtrNvFbwDYAQC_m8vZhHMKPYxWDp7z6Z8CGwWdXTcpgi8UmAym5owaDHbbn/s320/tahlil+massal+%25232.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607183728462519474" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS4uHEi_EeGXOJ6RRRfAWQHUPYfxYukv-i0pPkl-lnABtpoeLd_CJZk3XBH6W8A2Wb5ctB6Ewzj1McBBltmBuxfbk6GqDt_FGB5rhxxkOl6qIGcpBQNFdAbxAwSyMaSB2J0XNBf8daOmb1/s1600/tahlil+lemprakan.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS4uHEi_EeGXOJ6RRRfAWQHUPYfxYukv-i0pPkl-lnABtpoeLd_CJZk3XBH6W8A2Wb5ctB6Ewzj1McBBltmBuxfbk6GqDt_FGB5rhxxkOl6qIGcpBQNFdAbxAwSyMaSB2J0XNBf8daOmb1/s320/tahlil+lemprakan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607182284204763170" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDOIVQyQXIJ-FxvB4eVlIrPaGxEVhJN5R5C5b5WyT1jjUsDb8IFyvQt1_nZRJVS5rfmjNB3x79UV86N-5cFGa9LYGncVNV80M73GU-N789kDpjh954hZcks7vZx19CY-55TmSXrbxzmlCi/s1600/tahlil+massal+%25233.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDOIVQyQXIJ-FxvB4eVlIrPaGxEVhJN5R5C5b5WyT1jjUsDb8IFyvQt1_nZRJVS5rfmjNB3x79UV86N-5cFGa9LYGncVNV80M73GU-N789kDpjh954hZcks7vZx19CY-55TmSXrbxzmlCi/s320/tahlil+massal+%25233.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607178150243070130" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje2Q3stbaIg5Mx67CMuI6BKrzKbIch7FEQlNeoMYXrF-1sRgk6jrBCyLM4IqHWps2gdXucLXj8X3D8tvKocamLA3FaSawhdoCBVwMMouLVOn_X7ETDNtteeVqKi53ZH0D7vHo2yOyvnxwD/s1600/mustofa+aqiel+siradj.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 421px; height: 313px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje2Q3stbaIg5Mx67CMuI6BKrzKbIch7FEQlNeoMYXrF-1sRgk6jrBCyLM4IqHWps2gdXucLXj8X3D8tvKocamLA3FaSawhdoCBVwMMouLVOn_X7ETDNtteeVqKi53ZH0D7vHo2yOyvnxwD/s320/mustofa+aqiel+siradj.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607176769327651602" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif8iE0-9qYR1lEfeJaylbA9jHC8shdMhyphenhyphenZ4L2pNDD4xzY3tejBSWtDOs9dh263pDmWWxgHavnZSxUrRMBokqtB2mzhly6FxCUTJaTncBaRIGhIwOumYLZQt5g0JIzJo-turNnOydbDal6w/s1600/munajat.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif8iE0-9qYR1lEfeJaylbA9jHC8shdMhyphenhyphenZ4L2pNDD4xzY3tejBSWtDOs9dh263pDmWWxgHavnZSxUrRMBokqtB2mzhly6FxCUTJaTncBaRIGhIwOumYLZQt5g0JIzJo-turNnOydbDal6w/s320/munajat.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607175647365350978" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZIKy88LWb9B12Yu8cuOYSvv3FHsXoBVP99Qm2DbiEsPW54JuXeei0feNCTYDerLfTm0RJt3pJIBavpwiPOSjsHlE9orI4nx_MkMU39VbztIJziXwYzmsCptezgTJgyAC3RPr-Sqrq65oB/s1600/khusuk+dalam+doa.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZIKy88LWb9B12Yu8cuOYSvv3FHsXoBVP99Qm2DbiEsPW54JuXeei0feNCTYDerLfTm0RJt3pJIBavpwiPOSjsHlE9orI4nx_MkMU39VbztIJziXwYzmsCptezgTJgyAC3RPr-Sqrq65oB/s320/khusuk+dalam+doa.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607174392830993730" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZAkCEb3M27DwHmABbzM3g7BTMMxwAcjY7tRnbLBXtTuVPVAZyWt6CfTVMikUuuZAul6ASODkNDfmY-61rlHHEQyDH-i9BcBD_VcSN2AJhyGcaJADFhobMACrtcGMpB1DvrBC6gHCLW6EB/s1600/memanjatkan+doa.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZAkCEb3M27DwHmABbzM3g7BTMMxwAcjY7tRnbLBXtTuVPVAZyWt6CfTVMikUuuZAul6ASODkNDfmY-61rlHHEQyDH-i9BcBD_VcSN2AJhyGcaJADFhobMACrtcGMpB1DvrBC6gHCLW6EB/s320/memanjatkan+doa.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607172340630538978" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheUq2wZfUtNJp_D5vwpKe19iPm4mmcJtNX0JN0-CsGiOafzs3SMHCxbOcyVE4S2fchFuitfNdiaRpo4ePFdWxLlUuA_bCnUz5Z5wwASswE4sIOkk77laypHm8GtazLSmfhYM3cJQBtHW_k/s1600/tumpah+ruah.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheUq2wZfUtNJp_D5vwpKe19iPm4mmcJtNX0JN0-CsGiOafzs3SMHCxbOcyVE4S2fchFuitfNdiaRpo4ePFdWxLlUuA_bCnUz5Z5wwASswE4sIOkk77laypHm8GtazLSmfhYM3cJQBtHW_k/s320/tumpah+ruah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607170547204415442" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNtjlbDXEe6_VYBsfZTIZhOzPZj4Y-hVUQeLAJRPRpZ3KwTUR6pRuVYQHvyFqTazjuDYSxTzm5kLjnSEQRosM-iyvFBMXuGS8TKpUybygvh3_2M04ib4M9rjvhq6RTxI9DZnAutRCMDiTJ/s1600/pasar+dadakan+%25231.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNtjlbDXEe6_VYBsfZTIZhOzPZj4Y-hVUQeLAJRPRpZ3KwTUR6pRuVYQHvyFqTazjuDYSxTzm5kLjnSEQRosM-iyvFBMXuGS8TKpUybygvh3_2M04ib4M9rjvhq6RTxI9DZnAutRCMDiTJ/s320/pasar+dadakan+%25231.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607169090702614450" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFcPy5Go86aAOgf404DGgA3ve-4bEMMe2_VQjI8qaqSnfvx3aAU1esPrlEfIaJu8_xbUmA2mzysi8vhCX18siQhTbfZ2neneWdcBF37DxgZSW6Xvw8qJw0DhS9inM5JPvBjD5zZ_OZ6pYU/s1600/pasar+dadakan+%25232.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFcPy5Go86aAOgf404DGgA3ve-4bEMMe2_VQjI8qaqSnfvx3aAU1esPrlEfIaJu8_xbUmA2mzysi8vhCX18siQhTbfZ2neneWdcBF37DxgZSW6Xvw8qJw0DhS9inM5JPvBjD5zZ_OZ6pYU/s320/pasar+dadakan+%25232.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607167851274537122" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5RSnouj_zmh3Rbj9u10fWEzIWUOtYdeD-UFrlquv0aavnhFj-T7zGmcVbkAN8hV-6fbgAHxSi1dg1RbDsQTCL8Idq4wVZR3L_vr6bybTB3cOBAOxhwPNd27PyJapLBvZWFZ6QhrMhmb3M/s1600/kaligrafi+jalanan.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5RSnouj_zmh3Rbj9u10fWEzIWUOtYdeD-UFrlquv0aavnhFj-T7zGmcVbkAN8hV-6fbgAHxSi1dg1RbDsQTCL8Idq4wVZR3L_vr6bybTB3cOBAOxhwPNd27PyJapLBvZWFZ6QhrMhmb3M/s320/kaligrafi+jalanan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607166593556008994" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwMchYqIBi5bG_pCnX7OGRAFtBvgcSWQpHo0Dyy7kYEhdzLCQ0ZcPGhPVq5p1jYD4vEtU83mU4njYoh6UiO5qEY33Zd_jP2aufJZ1Va3Bh1ALv-tEWtRQTD-ovY7eI9DW30VbU0qyN-5ac/s1600/transaksi+bisnis.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwMchYqIBi5bG_pCnX7OGRAFtBvgcSWQpHo0Dyy7kYEhdzLCQ0ZcPGhPVq5p1jYD4vEtU83mU4njYoh6UiO5qEY33Zd_jP2aufJZ1Va3Bh1ALv-tEWtRQTD-ovY7eI9DW30VbU0qyN-5ac/s320/transaksi+bisnis.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607165229241832978" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJpRDMUAzeCoTJiAJcgFL523fR04fNYfH6sCyg-5y_K_osKGQarVS9Bus9wfVVluztIaa9tLLdoiaGJF0Ioe_b4C6xavu-iZS_S0WqIG0iaXLBaDJYIRyvFkF2H-0XtHmLQIPVDt6WV4kM/s1600/penggembira.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJpRDMUAzeCoTJiAJcgFL523fR04fNYfH6sCyg-5y_K_osKGQarVS9Bus9wfVVluztIaa9tLLdoiaGJF0Ioe_b4C6xavu-iZS_S0WqIG0iaXLBaDJYIRyvFkF2H-0XtHmLQIPVDt6WV4kM/s320/penggembira.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5607164050278284338" border="0" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a href="http://magarsari.blogspot.com/2011/05/ribuan-zairin-padati-maqbaroh-gedongan.html">Baca beritanya</a> .... (<span style="font-weight: bold;">ASF</span>)Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4208523152615722632.post-53203009486729992292011-05-12T08:49:00.004+07:002011-12-28T00:09:10.907+07:00MAQBAROH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc_W1q3einWdJdjmJ93xmfUqXXYlT6mDB01hVDmyK1O6ZC8V3deIbT4jEPHxhxqg_Hn50wtJLaOQkSnGkyyKtAHolq7uf5tit9L9p0N66OQqHBI3BxwgIsQ9-Xy-Y51hQ-yWJakMp3_JtI/s1600/maqbaroh.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc_W1q3einWdJdjmJ93xmfUqXXYlT6mDB01hVDmyK1O6ZC8V3deIbT4jEPHxhxqg_Hn50wtJLaOQkSnGkyyKtAHolq7uf5tit9L9p0N66OQqHBI3BxwgIsQ9-Xy-Y51hQ-yWJakMp3_JtI/s320/maqbaroh.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5690856265101615058" border="0" /></a>Adat istiadat dan tradisi merupakan bagian integral dari helatan Haul di Gedongan. Salah satu pusaka adat yang tak terpisahkan dalam tradisi Haul Gedongan adalah "<i>Maqbaroh</i>".<div><br /></div><div>MAQBAROH adalah kata serapan bahasa Arab yang lazim dipakai oleh kalangan pesantren untuk menyebut “kuburan” (=tempat pemakaman umum). Walaupun kuburan dan <i>maqbaroh</i> adalah dua kata yang bermakna sama dan bersumber dari kata dasar yang sama pula, yakni “<i>qobbaro</i>”/kubur, namun kadang penerapannya memiliki klasifikasi berbeda. Kata <i>maqbaroh</i> identik digunakan oleh kaum santri, sementara kuburan umumnya dipakai oleh kalangan di luaran santri (masyarakat abangan).</div><div><br /></div><div><i>Maqbaroh</i> Pesantren Gedongan terletak di sebelah barat pemukiman warga (sekitar 150 meter dari lokasi pondok). Areal seluas 250 meter persegi ini merupakan fasilitas pemakaman umum masyarakat Gedongan yang sudah ada semenjak pertama kali Gedongan ada. Dalam helatan Haul di Gedongan, <i>maqbaroh</i> memegang andil penting, karena di lokasi ini terdapat Makam <i>Almarhum Al-Maghfurlah</i> <b>KH. Muhammad Said</b>, Pendiri Pondok Pesantren Gedongan.</div><div><span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span></div><div>Sebagaimana umumnya makam para <i>Ajengan</i>, di lokasi pemakaman <i>Kyai Said</i> (biasa orang Gedongan menyebutnya) didirikan sebuah bangunan untuk memfasilitasi para peziarah. Dengan bentuk letter “L” terbalik, bangunan berlantai keramik putih ini berdiri tegak di atas fondasi batu bata merah. Besi pipa menjadi pilar penyangga setiap sudut dan kolomnya; asbes bergelombang menjadi atap pelindung dari terpaan hujan dan terik mentari; sementara tembok bercat putih setinggi satu meter dengan celah pintu di sisi utara dan di siku tengah bagian dalam, menjadi skat pemisah dengan kuburan warga yang bertebaran di sekelilingnya. Sekilas bila dilihat dari jauh, fisik bangunan ini tampak menyerupai bentuk koridor jalan di rumah sakit</div><div><br /></div><div>Di dalam areal bangunan tersebut, selain terdapat makam <i>Kyai Said</i> (beriringan dengan makam <i>Ibu Nyai</i><b> Maemunah</b>, <i>Ghofarallahu Waridhallah ‘Anhuma</i>), juga terdapat belasan makam para anak cucu dan kerabat. Hampir setiap harinya, areal ini menjadi objek ziarah beberapa santri untuk <i>ngalap berkah</i> (<span style="font-style: italic;">tabarruk</span>) dengan bertahlil, bertadarrus (<i>tahfidz</i>) Al-Qur'an, dan ber-<i>mujahadah</i>. Khususnya pada hari Jum'at --terlebih Jum'at Kliwon-- peziarah yang datang lebih banyak lagi, karena sebagian mereka ada yang datang bersama jamaah. Hingga puncaknya adalah pada helatan Haul Gedongan, lokasi <i>maqbarah</i> benar-benar dipenuhi oleh para zairin yang bukan saja para santri atau warga Gedongan, tetapi juga para pendatang jauh dari luar Gedongan. Mereka adalah muslimun-muslimat; para wali santri, para alumni pondok, para kyai dan ustadz, para ulama dan <i>habaib</i>, serta para penggembira Haol Gedongan. Meski dengan serba keterbatasan, meski harus berdesakan-desakan, meski harus bersila di pelataran sempit dengan <i>gelaran</i> seadanya, meski harus berhimpitan di sela-sela gundukan tanah bernisan dan rumput ilalang, mereka rela hadir memadati areal pekuburan yang banyak ditanami pohon Albasia demi bisa mengikuti "<i>tahlil massal</i>", tahlil sebagai esensi Haul Gedongan. </div><div><br /></div><div>Tahlil massal di areal maqbaroh Gedongan diselenggarakan ba’da ashar sampai selesai. Biasanya, sebelum ritual <i>dzikir, tasbih</i>, dan <i>tahmid</i> ini dimulai, prosesi didahului dengan penyampaian <i>Mauidzah Khasanah</i> serta <i>Manaqibu Syaikh Almarhum Al-Maghfurlah KH. Muhammad Said</i>. Akhir acara tahlil ditutup dengan do'a untuk para ahli kubur Maqbaroh Gedongan, kaum muslimin-muslimat, juga do'a-do'a <i>khususiyah</i> <i>liqadhi-haajah</i> dengan bertawassul. </div><div><br /></div><div><i>Allahummaghfirlahum warhamhum</i>, </div><div><i>Allahummaqdhi haajatii, aghitsna, aghitsna</i> ....!!! Amien (<b>ASF</b>).</div><div><br /></div>Abee Azrahttp://www.blogger.com/profile/11027192885051840530noreply@blogger.com0