Jumat, 28 Oktober 2011

Fadhilah 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah dan Amalannya

Fadhilah 10 Pertama di Bulan Dzulhijjah

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu diantara 4 bulan yang dimuliakan dalam Islam. Dari Abu Bakroh Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Tahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu (terdiri dari) dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan yang disucikan. Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram dan (satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban. [HR. Bukhari (3197) dan Muslim (1679)]

Dengan Hikmaknya Allah melebihkan zaman atau waktu tertentu untuk beramal shalih. Dimana amalan di dalamnya dilipatkan. Salah satunya adalah 10 awal di Bulan Dzulhijjah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْر

Demi fajar dan demi malam yang sepuluh [QS. Al-Fajr : 1-2]

Allah telah bersumpah dalam ayat di atas dengan malam yang sepuluh yaitu sepuluh hari pertama Bulan Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh kebanyakan ulama tafsir.

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

عن ابن عباس قال: قال رسول الله : ((ما من أيامٍ العملُ الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام))، يعني: أيام العشر. قالوا: يا رسولَ الله، ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال: ((ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك بشيء)) رواه البخاري وأبو داود والترمذي وابن ماجه.

Tidak ada hari-hari yang pada waktu itu amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah). Para Sahabat Radhiyallahu ‘Anhum bertanya: “Wahai Rasulullah, juga (melebihi keutamaan) jihad di jalan Allah? Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak juga jihad di Jalan Allah kecuali seorang yang keluar (berjihad di jalan Allah) dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikitpun. [HR Bukhari (926)]

Lalu, manakah yang lebih afdhal, sepuluh terakhir di Bulan Ramadhan atau sepuluh awal Bulan Dzulhijjah? Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata “Jika dilihat pada malamnya, maka sepuluh terakhir Bulan Ramadhan lebih utama dan jika dilihat waktu siangnya, maka sepuluh awal Bulan Dzulhijjah lebih utama”. [Lihat Zaadul Ma’ad (1/57)]


Amalan 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijah

1. Haji dan Umrah

Kedua ibadah inilah yang paling utama dilaksanakan pada hari-hari tersebut. Haji adalah salah satu Rukun Islam. Allah Ta’ala berfirman :

وَلِلّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلاً

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Al Imran: 96)

Kedua amalan ini memiliki pahala yang besar, sebagaimana yang ditunjukkan dalam sebuah hadits, dimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Umrah yang satu ke umrah yang lainnya merupakan kaffarat (penghapus dosa-dosa) diantara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali Syurga" [HR. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah. Lihat Shahiihut Targhiib (1096)]

2. Takbir dan Dzikir

Memperbanyak takbir dan dzikir pada hari-hari tersebut. Sebagaimana firman Allah ta’ala :

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

Supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan (QS. Al Hajj: 28)

Diriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu ‘anhuma ketika keduanya keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mereka berdua bertakbir, maka orang-orang pun ikut berakbir sebagaimana takbir mereka berdua [HR. Bukhari]. Disyariatkan pada hari-hari itu takbir muthlaq, yaitu pada setiap saat, pada saat siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyari`atkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat jama’ah fardhu. Bagi jama’ah haji dimulai sejak fajar hari arafah sedang selain jama’ah haji dimulai dari sejak zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat ashar pada akhir hari tasyriq [Lihat “Keutamaan Sepuluh Hari Dzulhijjah dan Amalan-Amalan yang Disyari’atkan” oleh Syaikh Abdullah Jibrin rahimahullah].

3. Puasa

Berpuasa pada hari-hari tersebut atau sebagiannya, terutama pada hari Arafah (9 Dzulhijjah). Sebagaiamana terdapat dalam hadits,“Bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa ‘Asyuro’ dan (juga berpuasa) sembilan hari di bulan Dzulhijjah serta tiga hari di setiap bulannya”[HR. Abu Dawud (2437), lihat Shahih Sunan Abi Dawud (2/78)]. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: "(Puasa Arafah) menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu dan setahun yang akan datang". [HR. Muslim (1162)]

4. Qurban

Memotong hewan qurban (Udhiyah) bagi yang mampu pada hari raya Qurban (10 Dzulhijjah) dan hari-hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah). Sebagaiaman firman Allah Shubhaanahu wa Ta’ala :

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah (QS. Al-Kautsar : 2)

Berkata sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan berqurban dalam ayat ini adalah menyembelih udhiyah (hewan kurban) yang dilakukan sesudah shalat ‘Ied [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (4:505) dan Al Mughni (13:360)]. Untuk itu bagi yang mampu berkurban maka hendaknya berkurban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

من كان له سعةُ و لم يُضَحِّ فلا يَقربنَّ مُصلا نا

"Barangsiapa memiliki keleluasaan (rezeki) lalu dia tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat kita". [HR. Ahmad (1/321), Ibnu Majah (3213), sanadnya hasan]

Bagi orang yang berniat untuk berqurban hendaknya tidak memotong rambut dan kukunya sampai dia berqurban, diriwayatkan dari Umu Salamah, Rasulullah bersabda : "Jika kalian telah melihat awal bulan Dzulhijjah dan salah seorang diantara kalian berniat untuk menyembelih hewan qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan kukunya". [HR. Muslim]

5. Sholat Ied

Melaksanakan shalat `Idul Adha dan mendengarkan khutbahnya. Setiap muslim hendaknya tahu akan hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. 10 Dzulhijjah merupakan hari yang paling agung di sisi Allah, sebagaimana sabda Rasulullah :

أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ اْلقِرِّ.

"Seutama-utama hari di sisi Allah ialah hari Iedul Adh-ha kemudian hari berikutnya". [HR. Abu Daud (II/369)(1756) dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ (1064)]

Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan penuh semangat untuk melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah. Melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan dan memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan ini dan berusaha mendapat ridha-Nya.

Semoga bermanfaat, Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosulullah serta keluarga dan sahabatnya.

diperbaharui dari : Abu Zakariya Sutrisno (www.ukhuwahislamiah.com/www.thaybah.or.id)