Kamis, 03 September 2009

Kemuliaan Layâlul Bîdh, Malam Purnama bulan Ramadhan

Diriwayatkan dalam sebuah penggalan hadits, Rasulullah saw berdabda :

شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار

…. Inilah bulan yang awalnya adalah rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya merupakan pembebasan dari api neraka …. (Al-Hadits)

Terlepas dari perdebatan masalah shahih atau dhaif-nya, sebagai fadhailul a’maal (anjuran melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan), hadits tersebut dapat dijadikan pijakan hukum untuk melakukan suatu ibadah amaliah.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan para ulama bahwa Hadits Dha’if (hanya) dapat diberlakukan dalam fada’ilul a’mal, yakni setiap ketentuan yang tidak berhubungan dengan akidah, tafsir atau hukum, yakni hadits-hadits yang menjelaskan tentang targhib wa tarhib (janji-janji dan ancaman Allah SWT).

Hadits di atas mengandung penjelasan tentang keagungan Ramadhan, dimana "bulan penuh berkah" ini, awalnya adalah Rahmat, pertengahannya Ampunan dan akhirnya merupakan Pembebasan dari api neraka.

Bila dalam 1 bulan (Hijriyah) berjumlah antara 29 atau 30, maka yang dikatakan “awwaluhu”/awalnya adalah hitungan hari mulai dari tanggal 1 hingga tanggal 10 (10 hari yang pertama); “awsathuhu”/pertengahannya adalah 10 hari kedua, yaitu tanggal antara 11 s.d 20; dan “Akhiruhu”/penghabisannya adalah 10 hari terakhir, yakni tanggal 21 s.d 29/30. Sekarang ini kita sedang berada pada “awsathuhu”, pertengahannya bulan ramadhan atau 10 hari yang kedua bulan puasa.


Ada apa di 10 hari kedua Ramadhan?

Kalau setiap bulan dalam kalender Hijriyah ada hari-hari yang disebut hari putih (Ayamul Bidh), yaitu hari yang jatuh pada tanggal 13, 14 dan 15, dimana pada hari-hari ini tersebut sangat diajukan untuk melakukan amalan ibadah puasa sunnah sebagaimana berpuasa pada hari Senin dan Kamis, atau Puasa Nabi Dawud, maka di bulan ramadhan ada Layâlil Bîdh.

LAYALUL BIDH (Layâlul jamak dari kata Laylun, artinya malam; Bîdh dari kata baydun, yang berarti putih) adalah malam-malam purnama, yaitu malam tanggal 13, 14 dan 15. Malam-malam ini termasuk malam-malam yang paling mulia di bulan Ramadhan sesudah malam-malam Al-Qadar (Laylatul-Qodr).

Dalam kitab Mafâtihul Jinân bab 2, pasal 3, yang ditulis oleh Syeikh Abbas Al-Qumi disebutkan tentang amalan-amalan yang dianjurkan pada Layâlil Bîdh, antara lain :


Malam ke-13

Pada malam ini dianjurkan untuk melakukan mandi sunnah, setelah bersuci dilanjutkan dengan shalat sunnah empat rakaat dalam dua salam, setiap selesai membaca Surat Fatihah dilanjutkan bacaan Surat Al-Ikhlash sebanyak 25 kali. Selanjutnya melakukan shalat sunnah kembali dua rakaat yang diniatan untuk menghormati datangnya malam yang mulia ini. Setiap selesai membaca Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan membaca Surat Yasin, Surat Al-Mulk, dan Surat Al-Ikhlash.


Malam ke-14

Pada malam ini, amalan dimulai dengan melakukan amalan yang sama seperti amalan malam ke-13. Setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa Mujir, yang fadhilahnya untuk pengampunan dosa dan kemudahan rejeki. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa fadhilah doa ini adalah untuk pengampunan dosa-dosa walaupun sebanyak tetesan hujan dan daun pepohonan.


Malam ke-15

Malam ini adalah malam yang penuh berkah. Amalan di dalamnya diawali dengan mandi sunnah seperti pada malam 13 dan 14, kemudian berziarah (membaca doa ziarah) kepada Imam Al-Husein (sa) cucu tercinta Rasulullah saw. Doa Ziarah yang paling singkat adalah mengucapkan salam kepadanya, yaitu:

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ، السَّلامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ

Salam atasmu wahai Aba Abdillah, semoga rahmat dan keberkahan Allah tercurahkan padamu.

Selanjutnya melakukan shalat enam rakaat (setiap dua rakaat salam) dengan tatacara yang sama seperti shalat pada malam 13 dan 14, kemudian diteruskan Shalat Seratus Rakaat, setiap selesai membaca Surat Fatihah dilanjutkan bacaan Surat Al-Ikhlash sebanyak 10 kali.

Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Barangsiapa yang melakukan shalat ini, Allah akan mengutus padanya sepuluh malaikat untuk melindunginya dari musuh-musuhnya, jin dan manusia, dan mengutus padanya tiga puluh malaikat saat kematiannya untuk menyelamatkannya dari neraka

Hari ke 15 adalah hari yang sangat mulia, bersedekah dan berbuat kebajikan pada hari ini memiliki banyak keutamaan.

Wallahu a'lam

(ASF/dari banyak sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar